NOVA:21

127 3 0
                                    

Diam,satu kata yang cocok untuk mendeskripsikan suasana ini,tidak berlangsung lama sampai kak Vinno membuka suaranya.

"Gimana kabarmu?"tanya kak Vinno.

"Baik,tapi bisakah kita langsung ke intinya?"tanyaku.

Kak Vinno menghela nafasnya,"kenapa kamu pergi?apa kamu semarah itu sama aku?"tanya kak Vinno dengan mata yang menatap ke arahku.

Aku mengangguk lalu menggeleng,"kalo untuk marah sih,aku nggak marah kak,aku cuman kecewa sama kakak,dan alasan aku pergi bukan seratus persen karena kecewa sama kakak,tapi karena aku ada tuntuntan pekerjaan dan setelah pekerjaanku selesai. Nenekku jatuh sakit dan mama akhirnya mengajukan aku untuk pindah ke Perancis"ujarku.

"Kenapa nomermu tak bisa di hubungi?"tanya Kak Vinno.

"Oh!itu karena aku ganti nomer dan itu nomer itu yang menggantinya kak Adnan"jawabku.

"Apa setelah ini kamu bakal kesana lagi?"tanya kak Vinno lalu mengaruk tengkuknya.

"Maybe,aku nggak punya alasan kuat untuk kuliah di Indo kan?"ucapku lirih.

"Kamu punya! Kamu punya alasan kenapa harus ngelanjutin study di Indo"sahut kak Vinno.

Aku mendongak dan mata kami bertemu,ah! Mata itu adalah mata yang sama saat terakhir kita bertemu.

"Apa?"

"Tolong jadikan aku alasannya va,tolong jadikan aku alasan untuk kamu bertahan di Indo"ucap kak Vinno yang membuatku sedikit kaget.

"Aku bukan siapa siapa untukmu kak,begitu pula kamu yang bukan siapa siapa untukku,kita hanya sekedar kepingan masa lalu"lirihku.

"Menurutku,kamu masa laluku,masa kiniku dan masa depanku Va,tak ada yang bisa membantah pernyataan itu"jawabnya.

"Aku bisa kak,dari dulu sampai kapanpun kau hanya masa laluku,dulu itu hanya kesalahan"bantahku.

"Kau salah va,kau adalah takdir untukku jaga"

Aku menggeleng kuat,setetes air mata bergulir di pipiku.

"Lupakan aku dan carilah yang lain,buat dirimu bahagia tanpa aku kak,dan aku juga akan mencari kebahagiaanku"ucapku.

"Cuma kamu kebahagiaan ku,tak ada yang lain va,harus kamu tau kalau aku akan menetap di amsterdam dengan keluargaku,kalau aku memiliki alasan untuk menetap,maka aku akan menetap di Indo Va"ujar kak Vinno.

Amsterdam? Belanda kan?itu artinya aku harus merelakannya lagi kah?atau kembali mempertahankannya?

"Terus kenapa? Itu hak kakak untuk tetap tinggal atau pergi,karena aku akan tetep pergi untuk ngelanjutin study"ucapku sedikit ragu.

"Kenapa seolah olah kamu nggak perduli Va?tapi yang aku lihat itu,kamu perduli"ucap kak Vinno yang membuatku sedikit kaget.

"Aku perduli karena kakak adalah kakak tingkatku di SMA dulu,dan kakak pernah jadi patner di LCC"ucapku.

"Apa nggak ada harapan lagi Va?walaupun itu hanya sekecil biji padi?"tanya kak Vinno.

"Kak,bukannya apa apa,cuman aku nggak mau mengulanginya lagi,karna aku tau jika nantinya akan berakhir seperti yang sudah sudah"ucapku lalu bangkit dari duduk.

"Kenapa kamu bisa seyakin itu Va?bisa saja akan berakhir indah"ucap kak Vinno.

Aku menggeleng,"kak,hubungan itu seperti sebuah cerita,kalaupun kita ulang lagi,pasti endingnya akan sama"ucapku lalu tersenyum.

"Bagaimana caranya agar kamu bisa balik lagi ke aku Va?"tanya kak Vinno.

Aku membalikkan badanku untuk menatap kak Vinno,"Cukup kakak buktikan ke aku,kalau kakak bisa berubah dengan bangun perusahaan yang akan di berikan ke kakak,buat perusahaan itu berjaya dan akan aku pertimbangkan,jika nanti hati kakak masih untukku"ucapku lalu meninggalkannya.

"Hati ini akan tetap milikmu va,akan selalu menjadi milikmu"gumam kak Vinno.

*****

Pukul 2 siang kami baru sampai di rumah,melelahkan tapi sangat menyenangkan dan melihat kehisterisan Elisha membuatku menggeleng atau tertawa.

Aku sedang duduk di halaman belakang,merenungkan ucapan Kak Vinno yang terus terngiang di kepalaku.

"Menurutku,kamu masa laluku,masa kiniku dan masa depanku Va,tak ada yang bisa membantah pernyataan itu"

"Kau salah va,kau adalah takdir untukku jaga"

"Cuma kamu kebahagiaan ku,tak ada yang lain va,harus kamu tau kalau aku akan menetap di amsterdam dengan keluargaku,kalau aku memiliki alasan untuk menetap,maka aku akan menetap di Indo Va"

Setetes air mata mengalir tanpa sadar,memori beberapa bulan yang lalu kembali berputar seperti sebuah Film di otakku,membuat dadaku kembali nyeri dan sesak.

"Va?"

Dengan cepat aku mengusap air mataku,dan tersenyum kepada Calva,seolah tak terjadi apa apa.

"Ada apa Va?"tanyaku.

Calva duduk di sampingku,lalu menatap langit yang mulai gelap lantaran matahari akan berganti oleh bulan.

"Aku tau kamu punya masalah,ada sesuatu yang mau aku omongin ke kamu,ini cuman aku yang tau dan anak di sekolah pun nggak tau sama sekali"ujar Calva.

"Tentang apa?"tanyaku lalu memiringkan kepala.

"Vyo"ucapan singkat namun dapat membuatku membeku di tempat.

Calva menarik nafasnya dalam dan hendak bercerita,sampai asisten rumah tangga datang dan membawakan aku dan Calva minuman dan makanan ringan.

Setelah ARTku pergi,Calva segera bercerita dengan mata yang seperti menerawang masa lalu dan mengorek kembali kisah lamanya.

"Namanya Novyora Daviona Wisqiela,namanya cantik ya? Namanya memang mirip sama kamu,bahkan sifat kalian hampir sama,gadis yang mau berteman sama berandalan kayak aku,saat itu aku kelas 8 SMP dan banyak yang membenci aku karena sikap aku yang terlalu kekanak kanakan,sampai bad girl berhati bidadari datang dan menyatakan kalo dia mau jadi temen aku,dengan senang hati aku nerima dia dong dan kita deket banget,bahkan kita mutusin untuk SMA bareng bareng juga. Sampai hari itu,saat gw kelas 1 SMA dan itu sedang mendekati ujian kenaikan kelas.

Flashback Calva.

Kelas 1 SMA semester 2.

"Gimana Va?kamu nggak buat masalah lagi kan?"tanya gadis di depanku.

"Enggak banyak kok yo"jawabku lalu tersenyum lebar.

Kelas aku dan Vyo memang berbeda,di pisahkan dua kelas tapi,itu nggak ngebuat aku dan Vyo miss komunikasi sama sekali.

"Va,pokoknya kamu harus belajar untuk memperbaiki diri dong!"ucap Vyo sedikit frustasi.

"Iya sahabatku tersayang"jawabku malas.

"Egh! Va kepalaku pusing sekali,aku tak tahan va"ucap Vyo dengan tangan kanan memegang kepalanya.

"Vyo!kamu mimisan!"ucapku histeris.

Dengan cepat,aku menggendong tubuh Vyo dan membawanya menuju rumah sakit terdekat.

Dirasa sudah selesai,aku segera menghubungi keluarga Vyo dan memberi tahukan kondisi Vyo saat ini.

15 menit kemudian,keluarga Vyo tiba di RS,selang beberapa menit kemudian,Dokter keluar dari ruang ICU tersebut.

"Keluarga Vyo?"tanya dokter tersebut

Orang tua Vyo menyaut,dan hendak mengikuti dokter ke ruangannya,dengan cepat aku berseru ingin ikut dan akhirnya di perbolehkan.

"Saya punya kabar buruk,berdasarkan yang saya lihat dari hasil laboratorium,bahwa anak anda Positif....mengidap...."

TBC

NOVA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang