Bag. 22

44 2 0
                                    

"Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka !” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [al-Ahzab (33) : 59]

"Assalamu'alaikum," sapa Rewinta kepada teman-temannya yang sedang duduk diteras depan ruang kelas mereka.

"Ya Allah..Wintaaaa...," Putri berdiri dari tempat duduk seolah tak percaya. Rewinta mengangguk dan tersenyum.

"Masyaallah..Subhanallah..Alhamdulillah..," semua memekik kaget melihat perubahan Rewinta hari ini. Ya Jum'at yang sudah diniatkan, Rewinta telah menutup auratnya. Mereka, Putri, Diah, Reni, Mudah, semua memeluk Rewinta. Mereka benar-benar mendapat kejutan yang membahagiakan dengan penampilan Rewinta hari ini.

Setelah melepas pelukan mereka, Putri justru duduk dan tampak sedih.

"Kenapa Put?," tanya Rewinta heran. Ia duduk disebelah Putri dan diikuti teman mereka yang lain.

"Kapan ya aku bisa menutup aurat???.." wajah Putri berubah cemberut.

"Lho sekarang pun kalo kamu siap bisa, Put," kata Mudah.

"Itu diaa...akunya belum siaaaap.." Putri memeluk.lututnya dan meletakkana dagunya disana. Pandangannya menerawang seolah ada keinginan yang besar namun sulit diraih.

"Kalau tanya siap. Kita semua ngga bakalan siap Put," sambung Diah.

"Kita siapkan sambil jalan, Put," kata Mudah menimpali. Diantara mereka berlima yang aktif di dakwah kampus baru Mudah, Diah dan Reni yang sudah menutup aurat.

"Gimana ya? Aku masih belum baik. Ketawa saja masih ngakak.." kata Putri memberi alasan.

"Justru dengan berjilbab dorongan untuk baik  menjadi  lebih besar Put. Karena hijab menuntut kita untuk bertanggung jawab pada agama dan kaum Muslimin" jelas Mudah berapi-api. "Kita akan terjaga. Karena kalau kita berbuat maksiat, kita akan mencoreng Islam dan kaum Muslimin. Sehingga kita menjadi lebih berhati-hati," kata Mudah lagi.

"Selain itu, Put. Pakai hijab akan mudah dikenali. Misalkan aku ngga kenal kamu lalu bertemu disuatu tempat. Karena kamu berhijab aku bisa menyapa dengan mengucapkan salam padamu. Karena pakaianmu aku bisa memsatikan bahwa kamu Muslimah. Coba kalau tidak pakai hijab aku kan ngga tau apa agamamu. Padahal salam itu doa lho. Semakin banyak yang mendoakan semakin baik kan." Dewi ikut menambah penjelasan Mudah.

"Sholat tahajud atau sholat hajat, Put. Agar Allah semakin memantapkan niat kita," kata Rewinta sambil memeluk bahu Putri.

Putri tersenyum cerah. Bahagia punya teman yang perhatian dan selalu mensuportnya. Ia merasa beruntung, karena dekat dengan Rewinta ia menemukan teman-teman yang baik seperti Dewi dan Mudah. Juga kegiatan yang baik dan bermanfaat.

"Insyaallah aku akan melaksanakan saran kalian semua. Doakan aku ya..," kata Putri akhirnya.

"INSYAALLAH..," jawab Dewi, Mudah dan Rewinta serentak.

Mereka berempat berpelukan. Teman yang diikat karena Allah Swt serasa saudara yang senantiasa saling mengingatkan dan menguatkan.

Mengejar Cinta HalalmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang