Dengan hati-hati, Damar menggendong neneknya dan mendudukkannya dikursi roda yang telah disediakan oleh petugas rumah sakit. Nek Sarmi didampingi Bi Asih dan Damar dibawa ke ruang pemeriksaan. Dan seperti dugaan Damar, hasil pemeriksaan mengharuskan nek Sarmi menjalani rawat inap. Setelah menyelesaikan prosedur pasien yg akan rawat inap, tak berapa lama nek Sarmi telah dipindahkan dari ruang pemeriksaan ke ruang VIP.
Bi Asih telah menyiapkan segala keperluan nek Sarmi seperti yang diminta Damar kemarin. Sekaligus menemani nek Sarmi selama di rumah sakit.
Rumah sakit yang mengutamakan pelayanan memberikan banyak kemudahan kepada pasien. Obat-obatan yang diresepkan sudah datang sendiri dibawa oleh perawat yang ramah. Sehingga bi Asih pun bisa fokus menemani dan melayani keperluan nek Sarmi lainnya.
{}Ba'da sholat Dhuhur yang diimami oleh Damar, nek Sarmi kelihatan mengantuk. Matanya pelan-pelan mulai terpejam. Mungkin efek obat yang diberikan dokter padanya tadi. Tak berapa lama, nek Sarmi benar-benar telah tertidur pulas.
"Alhamdulillah, nenek sudah bisa tidur dan mungkin ini efek obat yang diberikan dokter sudah bereaksi. Semoga nenek lekas sembuh ya Bi," kata Damar pada bibinya.
"Iya Mar. Bibi juga berharap demikian..." jawab bi Asih menanggapi perkataan Damar. Bi Asih paham cinta dan kasih sayang Damar pada neneknya. Karena memang masa kecil Damar bersama nek Sarmi. Ibu Damar adalah kakak ke 2 bi Asih. Bi Asih sendiri adalah anak ke 4 nek Sarmi sekaligus anak bungsunya. Bi Asih tinggal satu desa dengan nek Sarmi. Memang sudah niatnya untuk tetap didesa dan pas sekali ketika akhirnya bi Asih dipersunting Darto teman bi Asih dari kampung yang sama.
Damar mengambil kunci mobilnya dinakas dan beranjak dari sofa ruang perawatan nek Sarmi," Bi, karena nenek sudah bisa tidur, saya minta ijin keluar dulu ya. Mau cari udara segar, " kata Damar pada bi Asih.
"Ya Mar. Kamu jalan-jalan sana. Kota ini sudah banyak perubahan. Kamu harus tahu perkembangannya. Hati-hati ya jangan kesasar dan tak doakan kamu ketemu jodohmu," jawab bi Asih dengan kalimat menggoda. Sungguh dia berharap Damar mendapatkan jodoh karena umurnya yang sudah 24 tahun lebih. Menanggapi godaan bibinya, Damar tertawa tertahan karena takut mengganggu neneknya yg sedang tidur. Namun Damar paham bahwa candaan bibinya itu serius.
"Amiiin...doa orang yang menunggui orang sakit pasti dikabulkan Allah. Damar keluar dulu ya Bi. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam Le.." jawab bi Asih mengantar kepergian Damar dengan pandangan matanya dan senyumannya.
Dengan ringan Damar keluar ruang rawat inap neneknya menuju tempat parkir. Siang ini dia ingin sekali ke alun-alun kota. Sekaligus menjawab penasarannya, apakah alun-alun sepuluh tahun yang lalu masih sama dengan sekarang.{}
Jam 2 siang udara panas menyelimuti kota ini. Tapi begitu sampai di alun-alun kota, suasana panas berubah sejuk karena banyaknya pepohonan yang ditanam dan tertata rapi mengelilingi alun-alun. Dua pohon ditanam berjajar dengan jarak 3 meter antara keduanya membentuk lorong pada jalan taman yang ada ditengahnya.
Sebelah utara alun-alun adalah kantor pemerintahan sedangkan sebelah barat alun-alun adalah masjid. Begitulah ciri alun-alun di Jawa. Siapa yang mendesain alun-alun itu sedemikian rupa? Sungguh Damar tidak tahu (apalagi author hehe).
Damar memarkir mobilnya dihalaman masjid. Sambil menunggu datangnya waktu sholat Ashar, Damar melangkahkan kakinya ke alun-alun didepan masjid. Sambil duduk dibangku bawah pohon palem yang rindang, Damar memesan es cincau ke penjual es yang banyak berjualan dipinggir alun-alun itu.
Sambil menikmati suasana alun-alun, Damar mengambil hp nya untuk memantau keadaan kantornya. Kelihatannya semua berjalan normal. Damar tersenyum dan terselip rasa bangga pada stafnya dikantor.
Ketika menikmati indahnya pemandangan alun-alun yang rindang, Damar menangkap pemandangan yang menarik perhatiannya...
#####Duh pemandangan apa saudara?
Jangan2 tanda2 doa bi Asih akan terkabul....
Amiiin.. Author berdoa untuk Damar
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Halalmu
RomansaKau adalah sahabat kecilku Saat ku harus pergi jauh Kenapa bayangmu tak bisa hilang dari ingatanku Sampai datang saat itu Dan aku tak mau menyia-nyiakannya Damar Satria Anugrah Tiba-tiba kau hadir Dan tak bisa kupungkiri Bahwa hatiku telah kau bawa...