Menopang dagu dan menikmati pemandangan di depannya, lelaki paruh baya tampan yang sedang memakan makanannya dengan lahap adalah kegiatan Hinata sekarang.
Madara tidak bercukur. Agak kurus dari yang terakhir diingatnya. Tapi semuanya tetap sama di mata Hinata. Madara-san adalah lelaki yang ia gilai.
Sampai-sampai mengabaikan peringatan ayahnya tentang pentingnya menjaga diri. Tapi mau bagaimana lagi, Hinata sudah dewasa. Dan Madara Uchiha sebagai calon menantu potensial terlihat sangat wah bagi lelaki tua puritan seperti dirinya.
"Apa tidak apa-apa kalau aku tidak memberimu hadiah setelah keberhasilan proyek Amerika-mu?!" Muka Hinata memerah, inginnya dia bilang; sementara aku pacarmu. Kedekatan Madara dengan Marie Yamamoto benar-benar mengganggu pikirannya.
"Jangan berpikir aneh-aneh." Madara menukas tanpa ampun. Ia tidak suka pikiran rumit. Bagi pria yang kelewat dewasa sepertinya, kepraktisan adalah hal utama. "Kalau kau benar-benar mau memberiku kado. Jawab saja permintaanku tempo hari."
Hinata mengerucutkan bibir. "Ayah belum mengizinkan."
"Harusnya aku yang datang langsung dan meminta izin."
"Itu tidak perlu." Hinata mengibas udara. Merasa pertemuan Madara dan Hiashi yang mendadak akan membuat kedua lelaki itu canggung.
"Kau malu punya pacar yang berusia tua sepertiku?!"
Madara dan perasaan sensitifnya terhadap angka, Hinata mendesah. "Bukan begitu. Kupikir kalau datang dan langsung meminta izin rasanya akan aneh." Hinata tanpa sadar sudah duduk sempurna.
Lelaki itu sudah selesai dengan makan malamnya. Ia melihat arlojinya dan merasa ini belum terlalu malam. Melihat gelagat Hinata, sudah tentu bahwa Hinata dan ayahnya adalah tipe ayah dan putri yang dekat secara psikologis. Dan Ayah memang cinta pertama setiap putri kan. Akan ada banyak emosi jika langsung 'meminta Hinata untuk dinikahi.'
Tapi menunda bukanlah kesukaan Madara.
Hinata yang kawaii, tentu seorang ayah manapun akan menjaganya habis-habisan. Apalagi mendengar cerita Itachi bahwa Kakak Hinata, Neji sangat protektif hingga hampir semua lelaki yang mendekat akan tereliminasi.
Mungkin Tuhan berbaik hati dengan Madara. Atau juga sedang khilaf ketika mempertemukan mereka berdua, hingga lelaki itu begitu beruntung bisa dekat dan menjadi pacar Hinata. Mungkin keberuntungan lelaki itu akan semakin sempurna dengan menjadikan Hinata istrinya.
"Kuantar kau pulang."
"Eh?!" Hinata melongo."Sudah saatnya aku muncul sebagai calon menantu yang baik kan?" Madara mengedip.
Jantung Hinata menggila.
.
*** T aburkan B ubuk C inta ***
A/n:
Yuhuuuu... Aku udah balik lagi. Tadinya aku mau mindah folder ini ke Ffn. Tetapi dibilangin sama adikku nggak usah aja. Kalau ada tulisan baru aja baru pindah ke sana.
Februari udah mau kelar ya. #lega
Karena sibuknya dobel aku jarang bisa up. Bahkan aku juga melewatkan beberapa event-nya komunitas (kek bucin kemarin).Lagian aku keknya udah nggak ikutan event lagi. Fokus ke utang aja 😂. Banyak ikut malah bukan nambah temen malah nambahin orang yang gak suka aku aja.
Lah, mending energinya dibuat ngelunasin utang. Sapa tahu kan, umur sekarang banyak yang gak ketebak.
Itu aja yang Gaara-Hina Desember 2018 masih pending. Moga-moga bos hildegardmoe gasadar ya.
ShikaHina juga masih otewe 😥
NejiHina (mbuh iku piye kabare 😪)
Adek Hinata di-video call melulu gimana gak luluh. Tu abang Madara dapat inspirasi dari bapaknya Gigi Hadid yang udah kewong lagi sama cewek krenyes-krenyes usia 23. Di luar negri jarak 20th mah kecil. Asal cinta mah, Anyer Panarukan sekarang sekali gowes.
Ini lho yang namanya Marie Yamamoto, temennya si Abang Mada yang bikin jeles si Degem Hinata. Itu kenapa tangannya gitu?! Mohon dikondisikan dong. Makan malam gausah pake foto kenapa sih?!
*Balada Emak Hinata. Lol.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIDICULOUS (MADAHINA)
Fanfiction"Kau memang kelinci cilik sialan. Berani benar melanggar perintahku. Mau main-main ternyata?!" Hinata Hyuuga mengkerut di pojokan. Tubuh menjulang Madara memblokir visibilitasnya. Ia mengintip takut-takut sekaligus penasaran. Di sana, Madara, lelaki...