Sudah lima tahun berlalu, semenjak Hinata pertama kali mengagumi si Hiu di lautan bisnis Jepang. Ayahnya kelihatan begitu kagum dengan sosok Madara Uchiha yang kini masuk dalam berita di televisi nasional.
"Wah... Jaman sekarang, kalau ada lima saja orang semacam Madara Uchiha ini, dipastikan Jepang bisa melampaui Amerika."
Diam-diam Hinata mengulum senyum. Rupanya, bukan ia saja yang mengidolai Madara Uchiha.
"Lihatlah, dia masih kelihatan awet muda padahal sudah empat puluh satu tahun. Aku merasa tua kalau dibandingkan dengan dia." Hiashi mengasihani dirinya sendiri.
"Ayah masih cakep kok. Lagian memang ayah lebih tua kan, tahun depan sudah Lima puluh enam."
Hiashi mengibas udara, merasa kesal dengan kenyataan itu. Lelaki berambut panjang itu melanjutkan menghitung pembukuan cafe yang dikelola oleh Hinata.
Hinata memang memutuskan berbisnis sendiri. Menjauh dari industri penginapan di Hokaido yang dirintis keluarganya. Lagipula, sudah ada kakaknya Neji dan adiknya yang terjun langsung.
Karena Hiashi paling sayang dengan Hinata, dia tidak tega membiarkan Hinata hidup sendirian di Tokyo tanpa pengawasan.
"Menurut ayah, kalau aku punya kesempatan menikahi Madara, apa ayah akan setuju?"
Hiashi mendengkus. Ia ingin bilang 'tentu saja tidak boleh!'
Tetapi jelas kata-kata Hinata cuma pengandaian. Lagipula kan tidak mungkin. Meski ia mengenal keluarga Uchiha, Madara bukan jenis oramg yang mau mengakrabkan diri dengan orang lain demi koneksi.
Tentu saja tugas membesarkan dan memanjakan Hinata sudah menjadi pekerjaan utamanya. "Kalau itu terjadi, akulah orang yang bahagia di dunia."
Hinata memberi ayahnya sebuah pelukan hangat sebelum menutup cafe itu.
Lagipula, pekerjaannya menyenangkan. Ia bisa berekspresi dengan imajinasinya membentuk kudapan pendamping kopi atau teh yang unyu. Seperti ini;
Hmm... Mungkin Hiashi lupa. Tuhan tidak tidur untuk mendengarkan omongannya.***Tbc***
KAMU SEDANG MEMBACA
RIDICULOUS (MADAHINA)
Fanfiction"Kau memang kelinci cilik sialan. Berani benar melanggar perintahku. Mau main-main ternyata?!" Hinata Hyuuga mengkerut di pojokan. Tubuh menjulang Madara memblokir visibilitasnya. Ia mengintip takut-takut sekaligus penasaran. Di sana, Madara, lelaki...