RIDICULOUS • 15

4.8K 481 93
                                    

"Kau bicara apa?!" Hiashi merasa pendengarannya terganggu. Lelaki di depannya ini, yang ia ketahu sebagai bos-nya Hinata, yang masuk majalah Forbes Asia, meminta anaknya.

Benar-benar meminta karena kalimatnya begitu tenang dan juga serius.

"Saya, Madara Uchiha meminta restu anda untuk menikahi Hinata."

Hiashi menatap anaknya sambil melongo. Ia tidak pernah merasa anaknya begitu menarik untuk konglomerat industri ekspor impor seperti Madara. Apalagi melihat Hinata yang tak pernah memberitahunya bahwa ia pacaran dengan bos sendiri atau lelaki manapun.

Lelaki yang juga berambut gondrong itu menelan ludah. Ia kecolongan. Seperti pacar yang ditikung sahabat sendiri.

Tak ada yang salah dengan Madara, maksudnya, lelaki itu begitu kompeten dan sayang untuk ditolak. Tapi menikahkan Hinata, sekarang?! Itu di luar akal sehat.

Hiashi kehilangan kata-kata, tapi bukan Madara kalau dia tak mendapat apa yang ia mau. "Saya tidak ingin memulai citra diri saya dengan cara tidak beradab. Saya tidak suka mencurangi Anda, Hyuuga-san. Karena kita adalah seorang lelaki."

Hiashi mengangguk. Biar bagaimana pun, cara Madara yang kesatria telah membuka pandangannya tentang lelaki yang mengaku menyukai putrinya dan siap menikahinya, besok.

Ya, besok.

Catat itu supaya tidak lupa.

Hiashi mendesah, menyerah terhadap kegigihan Madara. "Aku tidak masalah dengan semua permintaanmu. Aku perlu menanyakannya kepada Hinata."

Madara menyembunyikan senyum gelinya. Tapi demi kesopanan ia akan menelan semua kelucuan ini untuk dirinya sendiri.

Hiashi kemudian memanggil putrinya, yang disambut dengan Hinata masuk ke ruang keluarga sambil membawa kudapan dan dua gelas ocha hangat.

Melihat Madara, pipi Hinata bersemu. Ya ampun, ini lebih dari dugaannya. Madara berada di kediaman mungilnya. Duduk di atas tatami dengan sikap sempurna namun tetap kasual.

"Duduklah." Hiashi mengisyaratkan Hinata duduk. Dan pilihan posisi sang putri, yang memilih berada di samping Madara makin menegaskan bahwa keduanya punya tekad bulat.

Kalau begini, Hiashi tak punya alasan apapun. "Apa benar yang dikatakan oleh Uchiha-san, bahwa kalian berencana berlibur bersama?"

Hinata menggigit bibirnya. "Betul, Ayah."

Awalnya tadi memang Madara meminta untuk diijinkan berlibur, tapi karena melihat gelagat Hiashi, tampaknya membawa Hinata tanpa ikatan resmi akan sangat merugikan. Apa yang lebih kejam dari cara pandang orang lain tanpa tahu kebenarannya?

Bahkan jaman sekarang, netizen maha benar dan maha mengetahui. Mereka seolah menjadi Tuhan dan memutuskan bersalah atau tidak, benar atau tidaknya.

Karena itu Madara langsung menyambar kesempatan untuk meresmikan hubungan sekalian. Pacaran lama pun tak berguna. Bisa-bisa malah ditikung teman sendiri. Apalagi umur orang tidak ada yang tahu.

"Ya, mau bagaimana lagi. Tampaknya aku sudah kalah. Kuizinkan permintaanmu, Uchiha-san."

Madara tersenyum, kemudian menoleh kepada Hinata yang kini sibuk menunduk dan menyembunyikan rona merahnya.

Karena sudah official, Madara tidak canggung langi meraih tangan Hinata dan menggenggamnya.

"Aku akan menelepon pengacaraku setelah ini. Anda jangan khawatir."

Hiashi menatap calon menantunya ragu-ragu. "Tapi bukankah ini terlalu cepat."

Madara berdehem. "Maaf jika, Hyuuga-san merasa kurang berkenan. Untuk persiapan yang mungkin keluarga kalian inginkan, mungkin hal tersebut bisa dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Saya memahami, jika Hyuuga-san menginginkan pernikahan sesuai cara Hyuuga."

Hiashi mengangguk puas. "Jadi besok hanya diselenggarakan secara administratif?"

Madara mengangguk, "benar. Hanya untuk keamanan dan kenyamanan bersama. Resepsi dan segala seremonial kita akan melakukannya setelah kami pulang dari Indonesia."

Begitu mendengar kata; resepsi dan seremonial, Hinata tak bisa menyembunyikan wajah terkejutnya. Pikirannya bingung.

Madara mendekat, kemudian mengecup pipinya singkat tanpa takut di depan sang mertua. "Besok kau adalah nyonya Uchiha." Senyum kemenangan mengembang dari bibir Madara.

Detakan Hinata menggila. Dan ia rona merah menyebar sempurna. Sebenarnya apa sih yang terjadi?!

Arrggghhh... Kalau begini, apakah ia bisa tidur nanti malam?!

Hinata melirik sebal kepada calon suaminya yang makin tersenyum senang.

****TBC****

A/n:

Selamat hari Senin.... 😂😂😂
⛵⛵⛵ Kapal Madara makin berlayar!

Getek-getek sudah merapat. MadaHina udah mau official di tanganku, kalian kapan?! 😈😈😈

Dasar kalian jomblo kaleng-kaleng.😏😏

Dedek Hinata lagi sebel aja dia kiyut gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dedek Hinata lagi sebel aja dia kiyut gitu. Makanya si Bang Mada tambah sayang.

Bang Mada duduk aja, kece badai gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bang Mada duduk aja, kece badai gitu. Bikin dedek Hinata, pengen mretelin kancing, eh... 😅😅

RIDICULOUS (MADAHINA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang