Bosan.
Hinata mendesah. Rutinitasnya terganggu. Dan ia amat merindukan lelaki itu.
Lelaki jahat yang bahkan tidak ingat padanya, padahal ia sudah kangen sampai rasanya mau mati.
Mukanya kusut. Bahkan bisa dibilang kepalanya kini sedang error. Lihatlah!Dia kini berada di cafe dengan menu baru, ramen!
Ho... Bukankah itu konyol. Cafe kekinian, dan ramen. Untung saja itu hanyalah menu khusus karena di luar salju sudah turun sejak awal bulan Desember.Selepas dia diusir dengan halus yang terasa menusuk hati. Lelaki itu memberinya e-mail untuk tidak datang ke apartemen sementara waktu.
Apalagi selepas insiden ulang tahun Madara yang dirayakan oleh Mikoto Uchiha.
Sebetulnya urusan Sasuke dengannya adalah membuat kue untuk ulang tahun pernikahan orang tuanya. Tapi karena bertepatan dengan hari Natal yang artinya sehari setelah ulang tahun Madara, jadi Hinata izin tidak masuk pada tanggal 24. Sialnya, ia tidak masuk setelah pengakuan cintanya kepada lelaki paruh baya itu.
Bukannya mendapat jawaban, lelaki itu mengusirnya pulang malam itu. Membuat Hinata dongkol setegah mati.
Apakah ada yang kurang dari Hinata? Seharusnya lelaki itu menjawab ketika ia menanyakan type wanita yang disukai. Bukannya malah kabur dengan membanting pintu.
Ck... Kekanakan sekali.
Kemudian tepat ketika mereka bertemu kembali di hari Natal, karena ulang tahun pernikahan Mikoto Uchiha, lelaki itu terlihat...
—kusut.
"Wahh... Kuenya indah sekali. Kau memang yang terbaik..." Mikoto langsung memeluk Hinata seperti anak perempuannya sendiri ketika kue bertingkat tiga itu memukaunya.Hinata tersenyum cantik. Apalagi dia sudah memeprsiapkan diri dengan baik. Ia bahkan berdandan demi bertemu Madara.
Sayangnya Madara sama sekali tidak tersenyum. Bahkan ketika Hinata menghadiahinya dengan black mirror cake yang membuatnya mendapat nilai tertinggi di angkatannya, lelaki itu sama sekali tak terkesan. Satu pujian pun tak ada yang menggelinding keluar dari mulut Madara.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIDICULOUS (MADAHINA)
Fanfiction"Kau memang kelinci cilik sialan. Berani benar melanggar perintahku. Mau main-main ternyata?!" Hinata Hyuuga mengkerut di pojokan. Tubuh menjulang Madara memblokir visibilitasnya. Ia mengintip takut-takut sekaligus penasaran. Di sana, Madara, lelaki...