RIDICULOUS • 10

5.2K 598 154
                                    

Ketenangan Madara sudah menguap setelah Itachi pergi dari apartemennya. Bahkan bekal lezat Hinata menjadi sesuatu yang ia ingin lumat dan hancurkan.

Perasaan itu tidak kunjung membaik dan bahkan membuatnya makin agresif. Kantor menjadi ajang tarung nyawa di hadapannya. Anak buahnya jadi sayatan tajam lidahnya.

Mereka dibantai habis-habisan. Bahkan peletakkan tanda baca dalam proposal saja bisa menjadi amat epik seperti pertempuran Sekigahara.

Jam berdentang lima kali dan mereka menemukan alasan untuk hidup. Yaitu meloloskan diri dari Madara sang pembantai. Dia Hiu yang akan menggigit buruan dan memakan semuanya tanpa sisa, tak bisa menyalahkan mengapa ia harus pulang.

Madara mengambil tas jinjingnya. Ia tak biasa pulang cepat. Tapi ia butuh sesuatu untuk menenangkan diri. Dan opsi Thai Boxing di rumah sangat menggiurkan. Ia butuh sesuatu untuk dihajar tanpa perlawanan.

****


Kadang, Tuhan akan membalas kita secara kontan. Tidak perlu waktu yang lama, karena karma Madara sudah ada di sana sesaat ia sadar setelah masuk rumah.

Hinata, dengan cuek berkeliaran degan celana pendeknya. Dan apa itu?!

Madara benar-benar murka! Bagaimana bisa sweaternya menjadi pakaian semacam itu?!

Madara benar-benar murka! Bagaimana bisa sweaternya menjadi pakaian semacam itu?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Madara melangkah lebar-lebar dan kehilangan kewarasan. Benar-benar siap meledak. Lengan kemejanya sudah ditekuk asal, tanda ia benar-benar tak ingin kompromi.

Suara derap langkah Madara membuat Hinata berjengit, perempuan itu langsung mundur dengan defensif.

"Kau memang kelinci cilik sialan. Berani benar melanggar perintahku. Mau main-main ternyata?!"

Hinata Hyuuga mengkerut di pojokan. Tubuh menjulang Madara memblokir visibilitasnyam. Ia mengintip takut-takut sekaligus penasaran.

Di sana, Madara, lelaki paro baya itu berdiri dingin tak tersentuh seperti patung Zeus. Membuat tubuh kecil Hinata seperti boneka kelinci yang nyempil di sudut ruangan.

"Jawab aku kalau sedang bertanya!" Madara menggebrak dinding di belakang Hinata.

Membuat Hinata makin menunduk, dan Madara makin geregetan.

Tangan kekar Madara meraih dagu si kecil, membuat wajah Hinata menengadah ke atas.

Mata besar dan bau buah strawberry benar-benar meracuni otaknya. Membuat Madara hilang kendali dan menaruh bibirnya tepat di bibir si tembem itu.

Mungkin, satu ciuman tidak akan membunuh.

Tapi bagaimana jika tangan Hinata sudah khilaf dan dengan lihai memprteli kancing bajunya?!

Oh, tentu saja. Itu lain perkara.

***TBC***

Bonus;

Oom Mada pas hari ini nggak cukuran kumis ama jenggot. Bawaannya roar melulu. Tolong dong readers... Ademin si Oom... 😈😈🔥🔥

 😈😈🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RIDICULOUS (MADAHINA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang