"Bahkan diriku sendiri masih belum bisa menafsirkan isi hatiku!"
~Raihan Alvindra Jashen~
___________________________________Sore telah berganti malam, saat itu di mansion keluarga Raina tengah ramai karena teman teman kakaknya belum pulang. Entahlah sepertinya mereka lebih suka berdiam diri serambi memainkan sebuh Game di "PLAY STATION" sejak sore hari. Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 malam, keluarga William sudah lengkap di meja makan ditambah lagi kedatangan teman teman kakaknya.
"Ehem!" suara berat milik William, kepala keluarga William.
"Apa kabar kalian? om sudah lama tidak bertemu kalian!" ucap William lagi.
"Tentu saja baik om, tidak kurang suatu apapun!" jawab Vino dengar cengiran khasnya.
"Saya juga baik om, malahan saya akan lebih baik jika om merestui saya dengan Raina!" ucap Nicho dengar senyum yang menampilkan sederet gigi putihnya.
"Hahahaha kamu bisa saja!" ucap Renata dan william bersamaan.
Sedangkan Randy, Raina, Raihan hanya menatap datar Nicho yang biasa dengan sikap tidak tau malunya.Vino? jangan ditanya lagi, setelah mendengar ucapan Nicho,Vino langsung memberi sentilan cantik dibibir Nicho.
"Gue ga sudi punya adek ipar kayak kalian!" ucap Randy Sambil melirik dua temannya.
"Yaelah, masak calon orang sukses kayak gue mau lo tolak?" ucap Vino dengan gaya alaynya.
"Yaelah Pin, Randy mana mau punya adek ipar kayak lo, muka lo itu ganteng kagak, jelek iyah!" Ucap Nicho mengejek Vino.
"Pin pin, emang lo pikir gue upin ipin apa! NAMA GUE VINO BUKAN PIN!" ucap Vino dengan penekanan.
"Berisik, malu maluin!" ucap Raihan dingin kepada dua temannya.
"Sudah sudah, lebih baik kita makan saja dulu, keburu perut kalian demo, hehehe" ucap Renata mengintrupsi agar mereka segera makan.
Dimeja makan hanya ada keheningan dan suara dentingan sendok garpu yang terdengar bergantian, hingga akhirnya makanan dipiring piring mereka telah bersih.
"Em..Raina bagaimana sekolah barumu?" tanya William pada anak bungsunya.
"Bagus!" hanya satu kata yang diucapkan Raina tanpa memberikan ekspresi.
"Kamu suka?" tanya William kembali.
"Semoga!" ucap Raina masih dalam ekspresi datar tanpa menoleh, pandangannya lurus kedepan.
"Rain, sudah 3 tahun kamu seperti ini,kapan kamu kembali?" tanya Renata pada putrinya yang kini kembali diam membisu.
"Saat dia kembali!" ucap Raina yang langsung berdiri dan meninggalkan meja makan,namun belum sampai Raina pergi tangannya dicekal oleh sesorang.
"Duduk! ga sopan!" ucap Raihan,yap yang mencekal tangan Raina adalah Raihan.
"Apa urusan lo!" ucap Raina dingin.
"Raina, jaga sopan santun kamu!" ucap William selaku daddy Raina.
"Terserah.!" ucap Raina dan langsung pergi.
Inilah yang Raina benci, Pertanyaan pertanyaan yang ia sangat tidak suka. Ia benci pertanyaan yang jelas jelas mereka tau jawabannya. Apa kurang jawaban selama ini, jawaban diatas senyum palsu penutup kerapuhannya? apa masih kurang penderitannya. Ia Bahagia namum hanya sesaat, Ia senang namun hanya sesaat tapi ia menderita sepanjang 3 tahun ini. Senyumnya hanya ulasan sekilas, Tawanya hanya angin sepintas, dan tatapan matanya hanyalah sebuah kebohongan semata.Itulah Raina.Sosok yang didamba dambakan banyak orang karena hidupnya yang serba sempurna,namun bagi Raina semua hanya sia sia tanpa adanya dia dihidupnya.
********
Raina memutuskan untuk pergi ke taman belakang rumahnya.
Hening...
Sunyi...Hingga akhirnya suara isak tangis terdengar ditaman.
"Hiks..hiks...lo jahat!lo tega ninggalin gue,lo janji bakal ada buat gue!tapi apa?lo ninggalin gue dan ga pernah kembali...hiks..hikss..gue kangen sama lo!"
Isak tangis dan suara parau Raina tengah menggema di Taman.Raina melihat sebuah rumah pohon yang terlihat indah walau pun sudah lama tidak dikunjungi,tanpa babibu Raina langsung berlari menaiki rumah pohon tersebut.Sesampainya disana,tangis Raina kian pecah ketika melihat beberapa foto yang tengah tergantung indah.Runtuh sudah pertahanan Raina,hilang sudah ketegaran Raina.Kini yang ada hanya Raina yang rapuh dan putus asa.
"Gue pingin lo kembali!"Ucap Raina sebelum ia tertidur karena terlalu lelah menangis.
Jam sudah menunjukkan pukul 21.00,Mansion keluarga Raina sudah sepu hanya saja meninggalkan Randy yang masih sibuk mencari sang adik.Mom dan Daddynya tengah berada di Butik milik Renata karena ada salah satu masalah.Sehingga meninggalkan Raina dan Randy dirumah.Randy tengah mengelilingi seisi rumah untuk mencari keberadaan sang adik.Sejak makan malam tadi sang adik belum tampak didalam rumah.
"Dek,lo dimana?"ucap Randy sambil mengitari tangga yang menuju lantai 2.
"Dek,jangan main main deh!udah malem gabaik sembunyi sembunyi,kalau ada masalah bilang sama kakak,dek?"ucap Randy sambil terus mencari diarea lantai satu hingga ia teringat suatu tempat.
Tanpa ba bi bu Randy langsung berlari menuju tempat tersebut,setelah sampai Randy langsung menaiki dan ternyata dugaannya benar,Adiknya tengah tertidur pulas namun ada hal yang membuat hati Randy pilu.Tangisan,yah lagi lagi tangisan adiknya kini terlihat jelas di mata Randy.Ingin sekali Randy menggantikan posisi adiknya,agar adiknya tidak selalu menderita.
"Dek,bangun!ayo masuk ke dalem,disini dingin loh!"ucap Randy sambil berusaha membangunkan adiknya.
Bukannya bangun,namun Raina malah dengan tiba tiba memegang tangan Randy dalam keadaan masih tertidur,dan keringat dingin mulai memenuhi wajah sang adik.
Randy yang khawatir pun memeluk sang adik dan mengelus puncak kepala sang adik agar sang adik tenang,tak lama kemudian terdengar dengkuran yang beraturan dari sang adik.Lega!itulah yang dirasakan Randy melihat sang adik tenang.Setelah itu Randy mengedong sang adik menuruni tangga rumah pohon dan menuju kamar."Mimpi indah gadis kecil!"ucap Randy sambil mencium kening sang adik.
___________________________________
Yeay akhirnya bisa update lagi hm😂
Eh btw,kira kira siapa yah yang dirinduin Raina?Simak ceritanya yah!
Jangan lupa tinggalkan jejak 💙
![](https://img.wattpad.com/cover/143397754-288-k958230.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Raina dan Raihan
Ficção AdolescenteTidak ada yang manis, yang ada hanyalah kisah sadis. Tidak ada kata bahagia, yang ada hanyalah luka. Karena itulah kita! Dipertemukan namun sulit di satukan. Ini hanyalah kisah biasa Dari sepenggalan kata Yang mengubah segala rasa Di bawah langit J...