8

954 140 20
                                    

Maaf untuk typo nya






" Sayang!!" Teriak Jessica mendongak melihat ke atas tangga.

Ceklek!! Keluarlah Wendy dari dalam kamarnya. Ia sudah siap memakai baju seragamnya dan juga menyandang tasnya di bahu kanan.

Jessica meletakkan susu Wendy seperti biasa di atas meja setelah anaknya terduduk di kursi. Kemudian menuangkan kopi hangat sang suami yang sibuk membaca koran tapi tidak benar-benar membaca kali ini karena mata sibuk melirik Wendy di kursi sebelah.

Jessica berjalan ke kursi seberang sambil melirik Wendy yang duduk di depannya sibuk makan roti lapis dan juga meminum habis susunya.

" Aku selesai." Kata Wendy.

" Loh? Nggak makan nasi?" Tanya Jessica.

" Aku kenyang." Jawab Wendy sambil berjalan ke luar rumah untuk pergi ke sekolah duluan dari pada Daddy Tae.

" Apa yang terjadi?" Tanya Taeyeon yang sekarang melipat korannya.

" Ntahlah. Aku juga tidak tau." Jawab Jessica.

Terdengar suara motor Wendy yang keluar segera dari lingkungan rumah. Taeyeon melirik saja pintu depan setelah itu ia lihat sang istri.

" Karena Irene?" Tanya Taeyeon. Jessica berhenti menguyah.

" Molla." Jawab Jessica pelan.

***

Slup! Bola basket tepat masuk ke dalam ring. Wendy berjalan pelan mengambilnya lagi. Kemudian kembali ia melempar nya ke dalam ring berulang kali.

Teman-temannya hanya duduk di pinggir lapangan. Mereka diam menatap Wendy yang sangat berbeda hari ini. Biasanya Wendy akan banyak bicara tanpa henti. Bicara tentang apa saja membuat mood temannya jadi baik meski mereka kadang sering kesal dengan Wendy.

" Wendy napa sih!?" Sekarang Jisoo memulai obrolan.

" Kagak tau. Tadi udah kayak gitu aja." Jawab SinB.

" Ha-ah. Tuh anak gue teriak di jalan kagak dengar-dengar." Lanjut Sejeong.

" Mungkin karena Nyonya Bae." Jawab Lisa sambil membuka halaman baru kamusnya.

Seulgi menoleh ke arah Lisa. Kemudian ia melihat ke arah Wendy lagi tanpa berbicara apapun pada temannya.

Buk!buk! Wendy berlari mengambil bola basketnya yang hampir ke luar lapangan. Kemudian ia lempar lemas ke ring basket tanpa sedikitpun mendekati besi bundar itu. Dia terdiam menatap ke depan seraya dengan teman-temannya di pinggir lapangan yang melihat sendu ke arah Wendy.

Pria itu berbalik. Ia tidak melihat ke arah temannya di pinggir lapangan lagi. Langsung saja pria itu berjalan menjauh dari lapangan basket keluar dari lingkungan sekolah ntah kemana. Yang pasti Wendy ingin mencari suasana baru untuk hati dan pikirannya.

***

Toktoktok!!

Irene mengangkat lirik matanya.

" Masuk." Ucapnya sambil kembali melihat laporan manager nya itu sambil membenarkan kacamata nya.

Datanglah karyawan Irene yang meletakkan sebuah amplop coklat yang tertutup dengan pin merah seperti surat resmi.

Irene meraih surat itu sambil mendengarkan pria itu berbicara padanya.

" Dari tuan besar Bae untuk Sajangnim. Kantor pos baru saja mengirimnya." Jelas karyawan itu.

" Mhh. Makasih." Kata Irene dan diberi tundukan oleh bawahannya sebelum beranjak pergi dari sana.

Pintu tertutup. Irene membuka kacamata nya dan menarik kertas di dalam amplop itu. Ia baca sambil menyandarkan badannya di kursi putar.

PLAYBOY my PLAYER ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang