16

988 140 21
                                    

Maaf typo...

Suasana sarapan pagi seperti biasa. Penuh dengan tawa mereka karena melihat sang Mommy kembali bad mood di buat suami dan kedua anaknya itu.

" Aniyo Mom. Sorry..." Ucap Yeri.

" Di rumah ini nggak ada yang sayang Mommy." Kata Jessica dan langsung di lihat Wendy dan Taeyeon.

" Sejak kapan Wendy sayang Mommy?" Goda Wendy membuat Jessica menatap sengit ke arahnya. Wendy tertawa. Ia langsung bangkit dari duduk nya dan memberi tundukan minta maaf pada sang Mommy.

" Mianhe." Ucap Wendy dan Jessica kembali memberi gelengan kesabarannya.

" Sudahlah. Mereka hanya bercanda." Kata Taeyeon mengelus lengan istrinya.

" Ini gara-gara kamu!" Omel Jessica. Taeyeon memberi cengirannya.

" Daddy..." Panggil Yeri. Taeyeon menoleh seraya dengan Jessica yang mengangkat kepalanya sambil mengunyah.

" Mommy mendapatkan banyak kado ulang tahun dari pria lain. Setiap hari pasti ada aja kantor pos mengirimkan kado ke rumah." Kata Yeri membuat Jessica terbatuk-batuk dan meminum airnya melirik Taeyeon yang sudah terdiam sambil meremas-remas sendok makan. Wendy tersenyum jahil. Sedangkan Yeri sibuk makan sambil menahan senyumannya.

" Haah Dad. Wendy lihat juga. Kemarin ada yang kirim mobil Hypercar ke rumah. Hadiah dari senior Mommy katanya." Kata Wendy membuat tawa kecil Yeri pecah.

Sreekk!!!

Wendy dan Yeri yang sibuk tertawa akhirnya mengangkat kepalanya. Ia melihat Taeyeon yang berjalan naik ke atas tangga masuk ke kamar.

" Nggak sayang!!" Teriak Jessica.

Tawa kedua anaknya pecah. Membuat Jessica harus bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke kamar menyusul Taeyeon.

" Mudah banget buat Daddy cemburuan." Kata Wendy dan Yeri mengangguk mengiyakan.

" Itu karena Daddy cinta dengan Mommy. Makanya dia cemburu karena Mommy dari dulu sampai sekarang masih di anggap Ulzzang di Korea meski udah punya anak dua." Jelas Yeri dan Wendy mengangguk senyum sambil meraih susunya.

" Oppa." Panggil Yeri sambil melirik ke arah kamar orang tuanya.

" Mhh?" Dehem Wendy saat bibirnya masih menempel meminum susunya di gelas.

" Bagaimana hubungan Oppa dengan Seolhyun Unnie?" Tanya Yeri. Wendy selesai menghabiskan susunya.

" Emhh......"

" Oppa sudah baikan pada Irene Unnie?" Tanya Yeri lagi.

" Sebenarnya...." Wendy dan Yeri saling mendekat.

" Aku sudah baikan dengan Irene 2 hari lalu." Bisik Wendy kecil dan senyum Yeri mengembang.

" Aku setuju jika Oppa dengan Irene Unnie. Meski dia memang sedikit tua dari Oppa, tapi karena dia sudah membuat Oppa jauh dari perbuatan player Oppa." Kata Yeri dengan suara kecilnya juga agar tidak ada yang mendengarkan nya.

" Kalau begitu, bagaimana dengan Seolhyun Unnie?" Tanya Yeri lagi. Wendy berfikir keras. Yeri menoleh ke arah Wendy setelah ia selesai mengoleskan selai kacang ke roti lapis.

" Nikahi saja dia langsung Oppa." Kata Yeri dan Wendy menoleh kejut ke arah adiknya.

" Aku yakin Mommy tidak akan setuju. Tapi kalau Daddy, dia selalu memberikan lampu hijau pada Irene Unnie. Sekarang tinggal Oppa dan Unnie saja yang menjalankan nya. Kalau memang cinta, mau tidak mau paksa saja meski tidak mendapatkan restu dari Mommy. Lama kelamaan, Mommy akan sadar dan berakhir dengan penerimaannya pada Irene Unnie lagi." Jelas Yeri panjang lebar membuat Wendy membuka sedikit mulutnya.

" Sejak kapan kamu mengerti soal ini?" Tanya Wendy bingung.

" Sejak aku mendengar cerita bibi soal keributan Mommy dan Unnie seminggu yang lalu." Jawab Yeri.

" Sebenarnya aku menyukai Seolhyun Unnie. Tapi kalau soal jodoh, kenapa harus di paksa? Lebih baik Oppa pilih sendiri agar tidak menyesal nanti." Wendy menatap kagum adiknya ini. Tidak sia-sia mommy mengirimkan Yeri ke luar negeri untuk sekolah di sana. Meski adiknya sangat manja sekali pada kedua orang tuanya, tapi Wendy menyayangi Yeri. Dia sangat sayang pada Yeri karena Yeri bukan adik yang pemaksa dan mengerti keadaan Kakaknya.

" Oppa, aku akan menjadi saksi pernikahan kalian nanti dengan Daddy. Jadi katakan dulu pada Mommy soal hubungan kalian. Jika Mommy masih keras hati untuk membuat Oppa tunangan dengan Seolhyun Unnie, nikahi segera Irene Unnie. Urusan Seolhyun biar aku yang melakukannya." Wendy tersenyum kecil menatap Yeri yang sibuk mengunyah roti.

" Aku menyayangimu Yerim." Peluk Wendy di saat Yeri mengudarakan rotinya masuk ke mulut.

" Hajima~~!" Kesal Yeri di saat ia sedang menguyah, Wendy malah memeluknya.

***

Wendy sampai di depan rumah kediaman Bae. Ia turun dari motornya seraya dengan Yuna yang berlari sambil berteriak memanggil dirinya Papa seperti biasa.

Wendy terjongkok sedikit mengangkat Yuna ke gendongan nya.

" Papa pulang cepat." Kata Yuna melingkarkan tangannya di leher Wendy.

" Papa nggak boleh pulang? Kalau gitu Papa pergi lagi aja."

" Andwee~~" Kata Yuna menggerakkan hari telunjuknya pelan sambil memberi gelengan imutnya.

" Haha..... Papa sayang Yuna." Ucap Wendy setelah itu ia cium pipi Yuna.

" Yuna lebih sayang Papa!" Teriak Yuna riang dan ia sandarkan kepalanya di bahu Wendy menatap ke belakang.

" Mana Mama?" Tanya Wendy terduduk di sofa dan ia pangku Yuna di pahanya menghadap dirinya.

" Mama ada di kamar lagi pakai baju..." Jawab Yuna.

" Baru bangun?" Tanya Wendy melihat jam di pergelangan tangannya.

" Ha-ah. Mama lembur semalam." Jawab Yuna.

" Yuna tau?" Tanya Wendy lagi mengelus pelan kepala anak itu.

" Yuna liat Mama bolak-balik ke ruang kerja. Terus Yuna malam-malam nggak bisa tidur. Yuna pergi ke ruang kerja Mama tapi Mama lagi sibuk. Yuna nggak jadi minta temani tidur sama Mama. Akhirnya Yuna tidur sendiri lagi di kamar." Jawab Yuna. Wendy langsung memeluk gemas Yuna.

" Anak Papa pintar~~~" Peluk Wendy seraya dengan Irene yang turun dari tangga menuju ruang tamu melihat senyum Wendy di sana dengan Yuna.

" Mama!" Tunjuk Yuna. Wendy menoleh melihat Irene terduduk di sebelahnya.

" Kamu capek?" Tanya Wendy melihat Irene bersandar di lengannya. Irene mengangguk pelan. Wendy angkat tangan kanannya dan ia rangkul Irene.

" Nggak boleh. Papa punya Yuna." Yuna cemberut pada Irene.

" Papa punya Mama."

" Punya Yuna... Papa punya Yuna.." Yuna buat tangan Wendy memeluk dirinya.

" Yuna punya Papa." Peluk Yuna membuat tawa Irene dan Wendy timbul.

" Punya Papa semua." Kata Wendy sambil memeluk Irene dan Yuna agar mereka merasa adil mendapatkan pelukan hangat pria itu.

Irene mendongak senyum menatap Wendy. Kemudian ia cium bibir Wendy sekilas seraya dengan tangan kiri Wendy yang menutup mata Yuna.

" Kenapa mata Yuna di tutup?" Tanya Yuna.

" Kita main game lagi sayang." Jawab Wendy.

" Game apa?" Yuna masih memeluk Wendy sambil diam membiarkan matanya di tutupi oleh telapak tangan pria itu.

" Game tutup mata dan telinga." Jawab Irene sambil mencium bibir Wendy lagi.























Kagak tau lagi mau apa author 😂😂. yaudah lah batas sini aja. Kalau di lanjutkan sampai 2000 kata ntar

PLAYBOY my PLAYER ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang