BAB 87

1K 163 29
                                    

Di samping gereja tua itu adalah sebuah bangunan sederhana yang kukuh, dengan warna cat putih gading pada dinding. Pintu besar bangunan sederhana bertingkat dua itu membuka hari ini. Banyak orang lalu lalang. Beberapa berpakaian santai, beberapa tampak seperti petugas UGD rumah sakit— bergerak gesit dalam satuan komando langkah yang tertata apik. Mondar-mandir orang-orang ini diselingi beberapa manula yang datang sepertinya dengan pakaian terbaik mereka. Berjalan perlahan dibantu tongkat atau ada salah satu 'mereka yang mirip petugas UGD' datang memapah.

Di tempat parkir ada sebuah pohon dedalu besar, bukan pohon yang lazim ditemui di daerah ini. Tapi pohon itu berdiri rimbun dan terasa angkuh, tampaknya mau tak mau berada di situ sebagai tempat berteduh. Banyak langkah lalu lalang membawa berbagai barang, persiapan dan sajian untuk makan siang. Seorang wanita berambut merah alami tersenyum riang ketika memastikan gelungan rambut panjangnya tak jatuh. Menyambut tamu-tamunya yang terdiri dari manula-manula dari sebuah panti jompo di sekitar situ. Ia kemudian membantu seorang nenek untuk meniti tangga di depan pintu masuk yang tak lebih dari lima anak tangga.

Tampaknya sang nenek lelah sekali setelah meniti tangga dan meminta diambilkan air minum. Perempuan berambut merah yang digelung, tersenyum dan mengangguk ketika menuntun sang nenek duduk di sofa tamu. Lalu mengambilkan air dingin dari dispenser yang ditaruh di samping meja daftar tamu. Setelah sang nenek minum, wanita itu undur diri dari situ. Masih ada tugas lain yang menunggu.

"Sibuk, Lily?"

Lily Potter berbalik untuk mengonfirmasi suara siapa yang barusan ia dengar. Ketika tersenyum dan melupakan beban berat kardus berisi jus kalengan di tangannya, ia mendekati pria itu.

"Severus?" Lalu tertawa sekali. "Ada apa ke sini?" ketika senyum di bibirnya tak ia sudahi sama sekali.

"Memastikan kau tidak bekerja terlalu berat," ujar lelaki berwajah murung itu dengan sedikit senyum tumpul. Detik berikutnya beban di tangan sang wanita berganti ke tangannya.

"Oke," kata Lily mengangguk dengan ragu kemudian menunjukkan Severus kemana minuman itu harus dibawa. Ketika berjalan menuju taman asri di belakang bangunan itu, Lily menjelaskan acara yang sedang diadakan lembaganya hari ini. Ia bekerjasama dengan sebuah panti jompo di daerah itu untuk mengadakan semacam pesta musim panas, acara hiburan bagi para manula yang sudah dilupakan oleh masyarakat bahkan mungkin juga keluarganya. Padahal tidak sedikit dari mereka yang dulunya punya kedudukan cukup bagus di masyarakat. Beberapa dosen atau guru dengan pengabdian luar biasa pada sekolahnya, beberapa mungkin polisi, pengacara, jaksa—praktisi hukum, olahragawan yang sudah bertahun-tahun pensiun dan banyak bidang lain. Mereka berasal dari kalangan menengah yang punya pendidikan dan harga diri cukup tinggi. Sulit menerima bahwa kini mereka tersingkir dari dunia yang mereka geluti. Bahkan anak atau cucu mereka yang berjanji sering-sering menjenguk tak kunjung muncul. Atau bahkan beberapa dari mereka tak punya keluarga sama sekali yang cukup dekat untuk bisa berjanji akan berkunjung. Dengan kondisi fisik yang makin menurun dan ingatan yang mengabur, hidup benar-benar terasa seperti menghitung mundur. Karena itu acara sebulan sekali ini diharapkan bisa membangkitkan gairah mereka untuk tetap hidup. Sampai benar-benar waktu yang meminta mereka mundur.

Severus sebenarnya tidak bertanya apa-apa. Tapi dulu memang beginilah mereka bersahabat, Lily akan banyak bicara dan bercerita. Severus akan banyak diam dan mendengarkan. Tapi terkadang jika Lily butuh saran dan nasihat, Severus bisa jadi cukup bijaksana.

"Lembagamu sendiri? Apa kalian tidak punya fokus untuk mengurusi hal-hal tertentu?" Itu kalimat pertama Severus setelah penjelasan panjang dari Lily.

Lily dan Severus melewati aula tempat para manula sekarang sedang bernyanyi bersama. Sedikit mengernyit Lily balik bertanya, "Dari mana kau tahu kalau lembagaku tidak hanya mengurusi para warga negara senior ini?" Warga negara senior adalah istilah lembut yang Lily pergunakan dengan tulus untuk menghormati para orang tua ini.

ASTRONAUT 🌜 Drarry [⏮]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang