BAB 107

1.2K 136 26
                                    

Harry tidak ingat siapa yang memulai.

Draco dan dirinya baru saja keluar dari sebuah kafe kecil di sebuah rest area, karena menyupir sepuluh jam lebih membuat Draco membutuhkan lebih banyak kafein.

Draco melihat motel bobrok dan berpikir bahwa tawaran kamar murah dengan ranjang berkasur tipis dan kamar mandi kotor masih lebih baik daripada sekadar berbaring di jok belakang mobil.

Jadi, ia memesan satu kamar dengan dua ranjang kecil. Sekadar untuk menghindari tatapan curiga dari ibu-ibu kurus kurang gizi yang sepertinya tidak mengharapkan ada tamu datang malam ini dan mengganggu kegiatannya melamun ketika sesekali menenggak botol kecil winenya.

Harry ingat Draco masuk lebih dulu. Melempar tas ranselnya di ranjang sebelah kanan. Harry ikut melempar tasnya ke ranjang yang sama. Lalu duduk di ranjang satunya. Draco berdiri di depannya. Harry menguap ketika Draco mengangkat wajahnya yang tertunduk. Draco tertawa untuk beberapa saat dan berkomentar soal wajah konyol yang Harry buat. Tawa reda dan jemari lentik Draco, jemari pemain pianis yang kelentikkannya beraura mistis itu menyentuh bibir Harry. Harry sekadar ingin bermain-main ketika ia memasukkan telunjuk Draco ke mulut dan mengulumnya. Draco kemudian menambahkan jari tengah. Lalu jari manisnya. Ketiga jari itu basah dan saliva Harry mengalir sedikit dari sudut bibirnya.

Ketika Draco melepas ketiga jari itu, Harry terengah-engah dan merasakan tubuhnya memanas. Ada sesitivitas sensual yang membuat tubuh Harry meronta untuk sentuhan lebih. Jadi ia menengadah dan berusaha bangkit untuk mencapai bibir Draco yang terasa jauh karena Draco kini masih berdiri tegak di depannya. Tapi kedua tangan Draco menahan pundak Harry dan membuat Harry kembali terduduk.

"Kau harus mengikuti permainanku jika menginginkan ciuman, baby boy." Ada dominansi di suara husky Draco. Harry merinding untuk sesaat, lalu tanpa sadar mengangguk menyetujuinya. Draco merunduk seakan-akan hendak mencium Harry. Namun, pemuda itu justru mendekat ke telinga kanannya dan menggigit daun telinga Harry. Harry mendesah, kenikmatan dan kesakitan berpadu dalam satu suara.

Setelah ciuman kecil sebagai penghilang rasa sakit Draco berbicara lagi. "Sekarang... Aku akan mengatakan apa yang harus kau lakukan dan apa yang akan kau dapatkan dariku jika melakukannya dengan baik, paham?"

Harry mengangguk. Draco menggigit lagi daun telinga Harry, kali ini lebih keras dan lebih tertuju untuk membuat Harry tahu bahwa ia melakukan sesuatu kesalahan, semacam hukuman. "Tidak, jika aku bertanya atau memerintahkan sesuatu, kau harus menjawabnya dengan Yes, Draco. Dan tambahkan desahan, aku suka desahanmu." Draco merasakan tubuh Harry merinding. Merasakan kaki Harry yang mulai menggeliat tidak nyaman.

"Paham?" Draco terdengar seperti menguji coba.

"Yes, Draco."

Draco tersenyum dengan seringai.

Lalu ia menjauh dari Harry. Ketika sentuhan Draco terlepas, Harry sempat sekaan mengikuti. Tidak rela ketika hangat tubuh Draco menjauh darinya. Tapi dengan satu tangannya Draco menahan Harry. Draco menyempatkan meraba alat vital Harry yang membentuk ketat di celananya. Draco tahu ukuran Harry bukan ukuran yang sangat besar atau panjang, tapi ia tahu ukuran Harry masih dalam kategori decent average dan punya stamina yang tidak bisa diremehkan.

"Akhhh..." Napas Harry tercekat akibat sentuhan Draco.

Draco menyeringai. "Dengarkan instruksiku..."

ASTRONAUT 🌜 Drarry [⏮]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang