LEPASKAN MODE ITU, Naruto. Lepaskan! Aku akan mengambil alih. Keadaanmu sedang tidak stabil. Kau belum bisa membentuk banyak kloning dengan kondisimu!
Naruto mengumpat dalam hati. Kepalanya terasa berputar-putar akibat ketidakstabilan chakra yang ia rasakan. Mata memandang sepuluh orang berjubah merah marun yang tengah mengepung. Mereka semua memiliki Kuroi Jushinki yang mencuat dari masing-masing telapak tangan mereka. Tidak jauh berbeda dengan Naruto, kesepuluh orang tersebut sama-sama babak belur. Mereka semua berdarah hampir di sekujur tubuh, dengan beberapa di antaranya sudah kehilangan sebelah tangan ataupun kelihatan pincang.
Mata kesepuluh orang itu bersinar merah dengan tiga pola khas yang berputar malas. Berbeda dengan ciri-ciri fisik anggota Sora, kesepuluh orang ini berkulit putih pucat yang tak manusiawi. Jenis putihnya menyerupai Orochimaru—sosok yang telah menjalani berbagai macam percobaan untuk mendapatkan keabadian. Berbeda dengan Naruto yang menahan dentuman sakit di kepalanya, mereka tampak tidak kesakitan. Luka-luka di tubuh mereka seolah bukan apa-apa. Mereka tak terganggu dan malah tersenyum gila.
Dengan posisi yang telah terkepung, Naruto berusaha menata helaan napas. Rasa nyeri mulai merayapi dada. Pegangannya pada telah cambuk melemah. Ia mengerutkan dahi dalam, berusaha untuk tetap terjaga. Kehilangan kesadaran di saat-saat krusial seperti ini sama saja dengan mati.
Ia terlalu terpaku oleh pertarungan sampai hampir melupakan lingkungan sekeliling yang telah porak-poranda. Usahanya untuk membawa kesepuluh orang ini ke dalam hutan nyatanya tidak sia-sia. Ia tak bisa membayangkan apa jadinya kalau ia membiarkan mereka mengacau di tengah-tengah permukiman warga. Tingkat kekuatan mereka sangat berbeda dengan anggota Sora yang lain. Mereka jelas-jelas jauh lebih kuat dari sebelumnya. Hal ini terlihat dari kemampuan Mangekyō Sharingan dan juga pemancar chakra yang mereka punyai. Kerusakan dari pertarungan itu begitu fantastis—menyerupai keadaan setelah Hachibi mengubah hutan rindang menjadi tanah lapang.
Terperangkap dalam jebakan semacam ini bukanlah sesuatu yang diantisipasi Naruto. Rasa sakit kembali menyerang dada. Ia terbatuk, bersamaan dengan Kurama yang mengulang perkataannya.
Naruto! Lepaskan sekarang! Bukti di depanmu sudah cukup untuk menunjukkan siapa di balik Sora!
Kedua iris mata Naruto masih bersinar kemerahan. Ia berjungkir balik di udara ketika sepuluh buah Kuroi Jushinki meluncur tajam ke arahnya. Melecutkan cambuk chakra, Naruto membelah tiap batangan hitam yang hampir melumpuhkannya. Mengiringi gerakan itu, lima buah chakra rantai meluncur keluar dari masing-masing sisi tubuhnya. Mereka menjerat tubuh lima orang musuh sebelum menyeret dan melemparnya dengan begitu keras. Kelima orang tersebut jatuh berdebum di kejauhan. Naruto melihat beberapa buah pohon yang tumbang akibat lemparan tersebut.
Disingkirkannya lima orang musuh tadi, kini tinggal lima orang lain yang perlu ia tangani. Mereka semua menggeram dan menyerang Naruto dengan serentak. Mata merahnya berputar dengan kalut akibat ketiadaan senjata baja yang dimiliki Naruto. Kekuatan mata mereka mampu memanipulasi bahan baja. Ketiadaan senjata fisik dari lawannya sangatlah merugikan.
Selagi meladeni berbagai serangan yang dilayangkan kelima orang ini, Naruto mencoba berkonsentrasi untuk kembali menghubungi Kurama. Ia menolak keras usulan sang rubah chakra, seketika membuatnya menggeram jengkel. Ketiadaan orang di sekitarnya membuat Naruto nekat untuk memproduksi jutsu andalan. Tidak ada pilihan lain sekarang. Ia harus segera mengakhiri pertarungan kalau tidak ingin jatuh pingsan secara tiba-tiba. Melepaskan cambuk dan membiarkan cambuk itu kembali ke dalam tubuhnya, ia pun menciptakan rasenshuriken di tangan kanan yang tadi digunakan untuk memegang cambuk.
Melemparkan pusaran chakra tersebut, Naruto melompat mundur dan mendarat dengan posisi jongkok. Sebelah lututnya menyentuh tanah, ia mencengkeram dada yang kembali terasa nyeri. Di depannya, ledakan besar terjadi. Lima orang yang tadi melawannya tampak terlambat untuk menghindari serangan penghabisan dari Naruto. Keberhasilan tersebut membuat Naruto mundur. Ia berlari menjauh ke dalam hutan, meninggalkan area pertarungan. Dengan sisa kekuatan yang masih dimilikinya, Naruto mampu melewati perbatasan Kumogakure dan Yumegakure hanya dalam dua jam saja. Ia baru berhenti ketika memasuki wilayah Negara Api. Dengan kepala yang masih berdenyut ngilu dan dada yang terasa nyeri, ia mendaratkan diri tepat di tepi sungai yang amat sepi. Tubuhnya merosot jatuh pada sebuah batang pohon ketika rupanya berubah secara perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Behavior [END]
Fiksi Penggemarversi lengkap tersedia dalam bentuk PDF. [R-18] Uchiha Sasuke, seorang Nanadaime Hokage dan juga seorang ayah merasa bahwa kelakuan istrinya menjadi aneh setelah kepulangannya dari misi. Beban yang ia rasakan pasca kematian Naruto sembilan tahun lal...