Kim Jin Soo

4.5K 285 1
                                    

2013

5 tahun kemudian

Ia tumbuh menjadi gadis cantik, tidak hanya cantik namun juga jenius. Jika disuruh untuk mendeskripsikan wajahnya mungkin tak akan cukup karena hampir mendekati kata sempurna dengan mata yang bulat, hidung mancung, bibir kecil, bulu mata lentik, dan bahkan bentuk tubuh yang diinginkan gadis lainya.

Namun bila diminta untuk mendeskripsikan sifatnya hanya perlu satu kata yaitu dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun bila diminta untuk mendeskripsikan sifatnya hanya perlu satu kata yaitu dingin.

Ya, ia Jinsoo. Gadis yang dulu dibuang sekarang tumbuh menjadi gadis cantik namun nasib tidak seberuntung wajahnya, ia harus tinggal di rumah bersama 12 orang dan harus saling berbagi makanan.

Saat ia sedang duduk diayunan belakang rumah tiba tiba wanita yang lebih tua 15 tahun meneriakan namanya. Walau seperti itu wajahnya masih seperti remaja, dan jika tak ada orang yang tahu maka akan mengira mereka adalah kakak adik.

"KIM JIN SOO.... apa kau tak ingin membantu wanita tua ini" ucap wanita dengan raut wajah kesal, bisa diketahui bahwa ia yang merawat Jinsoo selama 5 tahun yaitu Hoorin.

"Tidak bisakah kau tidak berteriak Hoorin" jawab Jinsoo dengan sengit

"Huh, tidak sopan-nya dirimu masih memanggilku Hoorin" balas Hoorin

"Siapa dulu yang menyuruhku memanggilmu dengan namamu, hmm ?" Ucap Jinsoo menantang

"Yakkk, dasar. Itu dulu. Tapi aku sih tak masalah hanya saja setidaknya bantu aku membersihkan rumah dan mencuci baju adik adikmu itu. Kasihanlah sedikit dengan eommamu ini" ucap Hoorin dengan emosi

"Yakkk, siapa yang mau jadi pembantumu, dasar nenek sihir dan mereka bukan adik adiku makanya jangan dimanja, aku kan sudah bilang suruh mereka untuk masing masing mencuci pakaianya sendiri" balas Jinsoo

"Ehhh, siapa juga yang mau manja, kau tak ingat terakhir kali mereka nyuci sendiri, 1 mesin hampir rusak dan sabun cuci habis semua. Jika saat itu tidak ada kau mungkin baju jadi putih semua" ucap Hoorin mengingatkan kejadian mengenaskan yang membuat Jinsoo tertawa

"Hahahaha, dasar mereka bodoh. Hahahaha" ucap Jinsoo

"Yak, jangan ejek adikmu sendiri. Meski kau memang jenius sampe menyelesaikan sekolah dasarmu hanya 3 tahun dan smp mu 2 tahun" marah Hoorin

"Ahhhh iya iya aku hanya bercanda. Lagipula memang aku dasarnya jenius koq" sombong Jinsoo

"Yaaa, terima kasih atas kejeniusanmu itu. Tapi..... apa kau tak mau melanjutkan pendidikan mu itu. Walau kita miskin, kita juga harus mengutamakan pendidikan. Tapi kau.... malah menjual beasiswa sma mu untuk memenuhi kebutuhan kita" ucap Hoorin berubah menjadi sendu

Jinsoo yang mendengarnyapun langsung memeluk Hoorin

"Eomma aku tidak buta sampai sampai tidak bisa melihat kalau kita memang sedang butuh uang, bahkan sewa rumah ini pun untuk tahun ini belum lunas. Eomma tenang saja, lagi pula aku masih 10 tahun. Masih ada waktu nanti,ok ?" ucap Jinsoo

"Berjanjilah padaku, kau akan tetap melanjutkan pendidikanmu" ucap Hoorin sambil memberi jari kelingkingnya

"Haduh sebenarnya siapa yang menjadi ibu dan siapa yang menjadi anak. Ya ya ya, aku berjanji" ucap Jinsoo malas sambil mengaitkan kelingkingnya dengan milik Hoorin

" ya sudah, kalau begitu kau ke gereja sana atau rumah tuhan manapun. Setelah itu cepat pulang dan jemput adik adikmu " suruh Hoorin

Memang sudah kebiasaan bila Jinsoo selalu taat agama walau dirinya sendiri tak memiliki agama. Ia bahkan menghampiri semua tempat ibadah seperti gereja, kuil, pura, ataupun kelenteng karena ia percaya dimanapun tuhan berada pasti akan mendengar permintaanya.

"Ok" ucap Jinsoo lalu pergi kekamarnya untuk berganti pakaian dan menuju gereja menggunakan sepedanya

Di gereja

Gereja sepi, karena memang ini bukan hari rutin untuk berdoa. Dalam sepi ia berjalan menuju patung Yesus, ia duduk diatas lututnya sambil mengaitkan tanganya. Lalu ia memejamkan matanya.

Ia berdoa pada tuhanya, hanya ia yang tahu apa isi doanya. Setelah mengucapkan segala doa doa dan puji pujian ia membuka matanya lalu tersenyum

"Amin" ucap Jinsoo dengan pelan dan halus, semoga tuhan memberkatinya

Setelah itu ia menuju ke sekolah tampat adik adiknya belajar, yang sudah bersekolah di sekolah dasar baru 5, yang lainya masih belajar dirumah mempelajari hal baru bersama Hoorin.

"Chaerin, Leo, Luna, Herin, Yura. Ayo pulang" teriak Jinsoo setelah tahu bahwa adik adiknya sudah menunggu digerbang

"Siap, boss" ucap mereka serempak sambil melakukan gerakan hormat

Jinsoo yang melihatnya hanya bisa terkekeh.

Mereka semua berjalan termasuk Jinsoo sambil menuntun sepedanya. Ia hanya membawa sepeda untuk ke gereja karena lumayan jauh dan untuk jaga jaga bila ada adiknya yang kelelahan setelah sekolah, tapi selama tidak ada masalah mereka hanya akan berjalan karena jarak rumah dan sekolah tidak terlalu jauh

"Bagaimana tadi pelajaranya ?" Tanya Jinsoo memecah keheningan

"Baik, bahkan ulangan ku dapet nilai sempurna" ucap Chaerin dengan ceria

"Aku juga " ucap Luna dan Yeri bersamaan

"Lalu kalian ?" Tanya Jinsoo sambil menatap Leo dan Herin bergantian

" mereka dapat nilai kkm " ucap Chaerin menjelaskan

" APA " bentak Jinsoo karena memang Jinsoo ketat jika berurusan dengan sekolah

" aku sudah belajar, tapi memang ada yang tidak mengerti kak " ucap Herin menjelaskan

" ya sudah harus lebih berusaha lagi ga herin-a, lalu kau Leo "

" dia hanya bermain kak " ucap Luna sambil menunjuk Leo yang menunduk

" yak, aku juga sudah belajar, tapi masalahnya aku salah pelajaran kan kukira bahasa eh malah ipa, ya sudah dapet kkm, itu aja udah beruntung " ucap Leo dengan santai

"Akkhhhh" teriak Leo tiba tiba karena Jinsoo menjewer telinganya

" yakk, tak usah mengelak kau yaaa. Dasar bukankah sudah kubilang kau itu laki laki paling tua dan jika kau sudah dewasa nanti kau yang akan melindungi kami dan menafkahi kami, tapi belajar aja tak mau apalagi bekerja" marah Jinsoo sambil tetap menjewer telinga Leo

" yak, yak. Tapi kan aku sudah mempelajari semua bela diri dan olahraga bukankah itu basic laki laki " ucap Leo dengan bangga

Saudara saudaranya pun hanya bisa terkikik. Berakhirlah dari tengah sampai akhir perjalanan pulang Leo tetap dijewer sampai memerah ditambah dengan segala omelan Jinsoo. Itu sudah menjadi bagian tradisi saat pulang sekolah, maka dari itu Leo lah yang paling malas jika bel pulang dibunyikan, karena pasti ada jalan untuk kakak tertuanya untuk memarahinya. Tapi jika diperhatikan detail Leo adalah versi laki laki Jinso karena sama sama memiliki sifat dimgin dan keras kepala.

The Legend Of Idol |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang