Pagi hari
" Jinsoo-aa cepatlah turun " teriak Woonji setelah menyiapkan sarapan
" iya, eomma " jawab Jinsoo sambil turun dari tangga
" ini, sarapan. Appa mu dan Oppamu sudah menunggu " ucap Woonji sambio menyiapkan piring untuk Jinsoo
" makasih eomma " ucap Jinsoo lalu memakan sarapanya
" Jongsuk kau berangkat jam berapa ?" tanya Jungwuk
" Jam 8 Appa " jawab Jonsuk
" kalau begitu, sekalian antar Jinsoo ke sekolah, eomma berangkat sama appa " jelas Jungwuk
" tak usah appa aku bisa pakai transportasi umum " ucap Jinsoo karena tak mau merepotkan oppa nya
" iya, tapi ini hari pertamamu. Memangnya kau sudah tau rute Bis umum ?" Ucap Jungwuk
" belum, hehehe " ucap Jinsoo
" anak ini, sudah cepat selesaikan sarapanmu. Agar kau dan oppa mu tidak telat " ucap Woonji gemas dengan anak bungsunya
" selesai. Terimakasih makananya " ucap Jinsoo setelah itu ia berdiri mengambil tas sekolahnya
" ayoo " ucap Jongsuk lalu menggandeng Jinsoo untuk keluar apartemen
" kita berangkat " ucap Jonsuk lalu pergi
" kita sudah benar benar seperti keluarga " ucap Woonji pelan
" kita memang keluarga. Kita berangkat " ucap Jongsuk
Di perjalanan
" disekolah jangan selalu main main. Cari teman yang bener jangan sampe aku denger kamu melakukan kenakalan. Kalau ada apa apa langsung lapor guru. Jangan sampe ada kasus adiku di bully. Jangan terlalu menonjolkan diri, bukankah kemarin appa bilang identitas mu dirahasiakan agensi " ucap Jonsuk panjang lebar
" Oppa, aku tahu, kau tak perlu berulang ulang menasehatiku ini sudah ketiga kalinya. Sekali lagi mungkin kau akan dapat piring " ucap Jinsoo kesal, karena Jongsuk selalu mengulang ulang perkataanya. Ia baru tahu kalau oppanya ini sangat proktektif.
" iya iya, aku kan hanya mengingatkan. Nah sudah sampai. Ingat kata kataku tadi " ucap Jonsuk sambil memberhentikan mobilnya
" iya iya oppa " ucap Jinsoo lalu ia keluar dari mobil.
"Akhirnya, sekolah lagi. Kupikir pendidikanku hanya sampai smp" ucap Jinsoo dalam hati
Lalu ia berjalan masuk, namun ia risih karena dilihat oleh orang orang yang dilewatinya. Ia seperti tontonan yang menarik, sayang bila ditinggalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend Of Idol |END|
FanfictionTidak pernah terpikirkan sedikitpun untuk menjadi idol. Bahkan disukai oleh orang lainpun hanya mimpi baginya. Ia yang terbuang dan mengalami segala gentirnya kehidupanpun merasa bahwa ia sedang dipermainkan oleh tuhan yang selalu ia percaya. Jika m...