Seluruh murid kelas 10 telah melaksanakan kegiatan MPLS selama tiga hari dengan baik walau terkadang ada beberapa hal yang menghambat kegiatan Amel.
Amel berada di kelas X IPA 2 bersama dengan Diva, bahkan mereka duduk bersama. Tidak sedikit para kaum adam yang meminta nomor WA Amel, maklum lah, Amel adalah gadis cantik nan manis, ditambah porsi badan mungil serta hidung yang pas-pasan memberi kesan imut tak lupa dirinya merupakan gadis yang ceria.
Saat istirahat tiba, Amel memilih berada dikelas dengan alasan malas pergi ke kantin, sedangkan Diva pergi ke perpustakaan hendak meminjam beberapa komik yang ia sukai.
Amel hendak membuka permen karet yang selau ia bawa, namun pergerakannya terhenti ketika arwah gadis yang sempat ia temui di kantin beberapa hari yang lalu kini sedang duduk disampingnya sembari tersenyum hangat.
"Hai, nama aku Keyla. Aku harap kita menjadi teman baik" Ucap arwah tersebut lembut.
"Hai juga Key, aku Amel. Aku harap kita juga bisa berteman baik". Ucap Amel tak kalah lembut, entah apa yang membuat Amel mau berkenalan dengan sosok tersebut, namun sedikit yang Amel tahu, sosok itu memiliki aura positif yang artinya sangat kecil kemungkinannya dia akan melukai seseorang.
"Um- dibelakngmu itu siapa?". Tanya Keyla pada Amel.
Sontak Amel menoleh namun tidak bisa menemukan sosok siapapun.
"Dia, lelaki tapi dia tak memperlihatkan sosokya didepanmu". Tukas Keyla.
Siapa ya? Ah bodo amat selagi dia gak jahatin Amel. Ucap Amel dalam hati. Eit, tapi aku kepo! Lanjutnya.
"Key, tanyain dong kedia, siapa dia?" Ucap Amel pada teman barunya ini.
"Aku, gak boleh ngasih tahu kekamu siapa dia, tapi kelihatannya dia baik sama kamu"
Amel menjawab dengan anggukan kepala, setidaknya sosok itu masih dalam kategori baik sesuai perkataan Keyla.
"Woy...!" Tegur Diva, membuat Amel terkejut.
"Astaga, duh Anjay! Jangan ngagetin napa sih" Ucap Amel dengan wajah cemberutnya.
"Hehehehe... Lagian sih lo barusan ngoceh sendiri" Ucap Dea terus terang.
Tiba-tiba Vika teman sekelas mereka memasuki kelas dengan ngos-ngosan.
"Eh Pikachu ngapain lari-lari kayak dikejar setan aja" Ucap Amel keheranan.
Vika yang mendengar Amel memanggil namanya dengan sebutan Pikachu, mendengus kesal dengan teman sekelasnya ini.
Kalo dia pikir Amel ini cantik-cantik otaknya gesrek.
"Yuk buruan liat, dilapangan ada cewek kelas sebelah yang dibully sama kak Sean" Ucapnya menggebu-gebu.
Dengan modal kekepoan tingkat Dewi, maka mereka bertiga melesat menuju lapangan yang dimaksut oleh Vika.
"Eh, cupu mangkanya kalo jalan tuh liat-liat. Sepatu mahal gue ternodai sama jus lo" Ucap Sean sarkatis.
Sean memang terkenal sebagai king bullying, lelaki tak berhati. Akan mempermalukan musuh maupun lawan yang berani mengusik dirinya, pria sombong otak udang, ganteng tapi menakutkan, bad boy, Most Wanted.
"Ma-maaf kak". Lirih gadis tersebut ketakutan.
"Heh, cupu sekarang lap in sepatu mahal gue..." Jedanya sebentar "Pakek baju lo" Lanjutnya dengan senyum devil.
Amel jengah ketika ada seseorang yang bisa dengan sesuka hati menindas orang lain yang lebih lemah, terlalu mendramatisir keadaan menurutnya.
Dengan tekat dibawah 50%, Amel melangkah dan merangkul gadis tersebut.
Disaat situasi seperti ini tidak ada yang berani melerai, mereka hanya menonton bahkan memvideo kejadian tersebut, Amel mendengus kesal dengan pemikiran mereka, bahkan guru yang lewatpun menulikan pendengarannya.
"Duh om, dia kan udah minta maaf" Ucap Amel menatap manik mata Sean dengan jengah.
"Siapa lo, berani ikut campur urusan gue?" Ucap Sean dengan nada ketusnya.
Gadis yang menjadi korban tersebut hanya menunduk malu.
Sean mendekat, milihat Name tag gadis yang cukup berani tersebut.
"Ok gue maafin si cupu itu, tapi sebagai gantinya lo gabakal hidup tenang disekolah ini Caramel Deandra Agneta" Ucapnya lalu melenggang pergi dengan seringai kecil.
Amel mendengus kesal, kali ini hidupnya disekolah tidak akan tenang 2X lipat, tapi setidaknya kakel yng menyebalkan tersebut sudah pergi ditelan kerumunan semut, eh kerumunan siswa.
"Makasih Mel" Ucap gadis tersebut tersenyum ramah.
"Kok tahu nama Amel sih, kan kita belum kenalan?" Bingung Amel.
"Siapa sih yang gak kenal kamu, udah cantik, baik, pinter lagi" Pujian dari gadis itu terlontar begitu saja.
"Hehehe, makasih. Oh ya nama kamu siapa? Kamu baik-baik aja kan?" Ucap Amel
"Nama Aku Diara Marsella panggil aja Ara, aku gapapa kok. Oh ya aku mau ke kelas dulu ya, bentar lagi bel masuk" Ucap Ara.
"Asiap! Sampai ketemu lagi Diare" Ucap Amel tersenyum.
Diam-diam Ara terkikik geli, ia bersyukur hari ini ada yang menyelamatkannya walaupun mungkin dihari lain dirinya akan dibully lagi.
Diva melangkah maju menemui Amel yang hendak melngkahkan kaki menuju kelas.
Pletak!
"Duh, Anjay kenapa sih tiba-tiba malah ngejitak dahi Amel!" Gerutu Amel pada Diva.
"Lo nolongin cewek barusan, sama aja kayak lo nyari mati, cebol". Gerutu Diva merasa gemas dengan temannya ini yang kadang bertingkah polos layaknya balita, menjengkelkan, sok kedewasaan.
"Duh kenapa sih, apa salahnya nolong orang coba" Ucap Amel cemberut. "Lagian kasian tau dia jadi tontonan warga Bikini Bottom" Lanjut Amel dengan asal.
"Cowok yang ngebully cewek barusan namanya kak Sean, dia cucu dari pemilik sekolah ini, ogeb. Kalo lo cari gara-gara yah liat aja ntar lo gak bakal baik-baik aja" Ucap Diva dengan serius
"Duh, mati Amel" Ucap amel sembari menepuk dahinya.
"Tenang, gue bakal ada disamping lo, OK!" Ucap Diva mencoba sedikit menenangkan Amel, meskipun dirinya juga tidak yakin.
"Makasih Anjay" Ucap Amel tersenyum polos.
Diva kembali mendengus kesal karena panggilan dari Amel.
Aku bangga sama kamu Caca. Ucap arwah dibelakangnya dengan lirih.
-
-
-
-
-
Kritik sama sarannya?
Bintangnya jangan lupa dipencet woy! MAKSA *ga, deng canda
![](https://img.wattpad.com/cover/180141830-288-k396832.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKNESS
Horror'Mereka' ada... 'Mereka' nyata... 'Mereka' dimana-mana... Aku takut, disaat aku melihat wujud asli mereka. Tapi aku mampu sedikit menyembunyikannya. Aku takut, mereka akan menyakitiku, keluarga dan teman-temanku. 'Mereka' mengikutiku, mengintaiku. B...