Amel menyusuri koridor sekolah, mencari keberadaan Diva, namun tak kunjung ia temukan. Badahal Diva mengatakan pada amel bahwa dirinya ada di koridor lantai bawah.
Telepon Diva pun sekarang tak dapat di hubungi, ia begitu cemas mengingat bahwa sekarang sekolah sudah cukup sepi karena bel pulang telah berbunyi 2 jam yang lalu.
Amel terus mencari Diva dengan pantang menyerah.
"Duh, Anjay kemana sih" Langkah Amel terhenti ketika melihat Diva berada di sudut koridor bersama dengan,,, Oh tidak! Ia bersama dengan sosok yang menempel pada diri Andre.
Raut wajah Diva sangat ketakutan, bagaimana tidak? Coba bayangkan saja kalian berada diposisi Diva kemudian dihadang oleh setan.
"ANJAY" Teriak Amel pada Diva yang kini ketakutan, wajahnya berubah menjadi pucat pasi.
"Am-mel, pergi! Cepet!" Pekik Diva. Amel hanya menggelengkan kepala.
"Hei, kamu kenapa ganggu temen aku?" Tanya Amel sedikit ketakutan namun berusaha berbicara senormal mungkin.
Sosok itu menyeringai membelakangi Amel.
"Hai, jumpa lagi Caramel" Ucap arwah terebut lalu membalikkan badannya menghadap kearah Amel tak lupa seringai yang tercetak diwajah seramnya, seringai yang terasa cukup familiar. Amel berusaha mengingat siapa sosok didepannya kini, pikirannya kembali berputar pada kejadian 8 tahun yang lalu.
"Ka-kamuu, kamu yang datengin aku pas usia aku masih 7 tahun kan? Kamu juga yang nempel ke kak Andra kan?" Ucapnya dengan frontal. Amel cukup terkejut, karena sosok itu kembali lagi, masih dengan wajahnya yang menakutkan, Amel dapat merasakan aura negatif dari arwah didepannya kini.
"I'am back Caramel, jangan ikut campur urusan gue atau permainan akan dimulai" Ucap Arwah tersebut sebelum menghilang menjadi butiran debu.
Diva terduduk lemas, ia masih merasakan takut yang luar biasa.
Untung Amel datang disaat yang tepat, walau Diva merasa takut jika kelak sahabatnya itu akan ikut serta dihantui oleh sosok arwah barusan.
Amel langsung ikut terduduk dan memeluk erat Diva seolah hendak menyalurkan energinya, Amel paham, seberapa takutnya Diva kini tak ayal dirinya pun pernah berada diposisi Diva.
"Di-dia siapa mel?" Tanya Diva dengan tatapan kosong.
Amel mendengus kasar, mungkin ini saatnya ada orang yang harus mengetahui rahasia yang sangat ia pendam sejak dahulu.
"Kamu percaya 'mereka' ada?" Tanya Amel pada Diva sambil melepaskan pelukannya dan menatap Diva dengan intens.
Diva menggeleng.
Amel memegang pundak Diva seraya berucap.
"Njay, mereka ada. Mereka nyata dimana pun ada mereka. Apa kamu percaya? Tak jauh dari sini searah jarum jam pukul 9 aku melihat salah satu diantara mereka. Apa kamu percaya aku bisa melihat mereka? Apa kamu percaya aku mempunya teman seperti 'mereka'? Apa kamu percaya dibelakang kak Andra ada 'dia' yang baru saja menemuimu? Jawab!" Sentak Anjay pada Diva.
"Itu artinya lo indigo?" Tanya Diva menatap Amel penuh tanda tanya.
"Iya, aku indigo dan kamu orang pertama yang tahu kalo aku indigo" Ucap Amel terus terang, sedikit ragu mengatakan hal semacam itu.
"Mel, kenapa dia ngikutin kak Andra?" Tanya Diva lagi.
"Amel gatau, tapi Amel ngerasain aura negatif. Untuk sekarang mungkin kak Andra akan baik-baik aja, tapi gatau kalo besok dan seterusnya" Ucap Amel menunduk, apa yang diucapkannya sesuai kata hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKNESS
Horor'Mereka' ada... 'Mereka' nyata... 'Mereka' dimana-mana... Aku takut, disaat aku melihat wujud asli mereka. Tapi aku mampu sedikit menyembunyikannya. Aku takut, mereka akan menyakitiku, keluarga dan teman-temanku. 'Mereka' mengikutiku, mengintaiku. B...