02.11 WIB. (Kediaman keluarga Robert/ Diva).
Kedua gadis itu masih saja memikirkan berbagai cara untuk mengetahui isi dari clue yang diberikan oleh Aneth.
"Ishh... otak gue panas miikirnya." Curhat Diva sembari memegangi kepalanya, sedari tadi Diva mengeluh perihal petunjuk yang memang terasa ambigu.
Memecahkan sebuah teka-teki bukanlah keahlian Amel maupun Diva.
"Mending Anjay tidur aja, biar Amel yang mikir." Ucap Amel dengan tulus.
Diva merasa terenyuh, Amel begitu baik padanya, Amel gadis polos yang selalu ada dikala ia membutuhkan tempat curhat badahal bisa dibilang umur persahabatan mereka baru beberapa minggu, namun Amel sungguh benar-benar membuktikan arti ikatan persahabatan.
"Kita tidur bareng ya, biar besok bisa mikir fokus." Diva berusaha membujuk Amel meskipun dirinya sendiri sedang kelimpungan.
"Oh ya, orang tua Anjay kemana?" Tanya Amel yang memang sedari tadi tak melihat siapapun.
"Mereka ngurusin bisnis di Prancis 2 bulan." Ujar Diva.
Amel hanya ber-oh ria, seketika ia memikirkan kedua orang tuanya yang bahkan jarang pulang, mereka hanya mencari uang. Amel memiliki segalanya, tapi tidak dengan kasih sayang.
Seketika Amel mendengar suara sosok pelindungnya.
"Caca tidur aja, kakak bakal jagain kalian."
Sosok tersebut Bryan, ia tak tega melihat gadis lugu didepannya sedang kebingungan. Bryanpun sama, sedang menerka-nerka.
"Apa gak papa kalo Caca tidur?" Tanya Caca pada Bryan.
"Mel, lo bicara sama siapa?" Tanya Diva yang melihat bahwa Amel sedang berbicara sendiri.
"Sama kak Iyan." Jawab Amel.
Diva tak perlu takut pada Bryan, karena Amel yang pernah bercerita bahwa Bryan adalah sosok baik hati.
"Yuk tidur, kak Iyan bakal jagain kita." Putus Amel pada akhirnya.
***
"Jadi gimana nih Mel, kalo kita ga bisa mecahinnya ntar kak Andra ga ketemu?" Bingung Diva, matanya tampak sayu begitu pula dengan Amel.
"Kamu lupa kita disekolah? Bersikaplah seolah baik-baik aja. Pasti bakal repot kalo ada orang yang tahu." Peringat Amel pada Diva yang dijawab dengan anggukan.
Sedari jam pertama sampai jam terakhir pelajaran mereka tidak bisa fokus. Andra harus segera ditemukan.
"Apa kita lapor mama sama papa aja ya?" Tanya Diva sembari mengetukkan jari telunjuknya pada meja kantin.
Amel menggeleng cepat, semakin banyak orang yang mengetahui perihal ini semua maka Aneth akan semakin gencar menyembunyikan Andra.
"Yaudah pulang aja yuk, kantin juga udah sepi." Ujar Amel pada akhirnya.
Koridor yang mereka lewati tampak sepi, hanya ada suara hembusan angin.
"Mel..." Panggil sosok yang ada dibelakang Amel.
Amelpun menoleh kebelakang dilihatnya ternyata Keyla lah yang memanggilnya.
"Oh Keylek, ada apa?" Tanya Amel pada Keyla yang kini tampak ingin mengucapkan sesuatu.
"Mel lo bicara sama siapa lagi sih, banyak amat temen hantu lo." Ujar Diva yang sedikit merinding.
"Oh ya ini Keyla, temen Amel dia baik kayak kak Iyan loh." Ujar Amel dengan senyumnya. Diva sedikit merasa lega, ternyata sosok yang berbicara dengan Amel bukanlah sosok yang jahat yang nantinya akan menyakiti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKNESS
Horor'Mereka' ada... 'Mereka' nyata... 'Mereka' dimana-mana... Aku takut, disaat aku melihat wujud asli mereka. Tapi aku mampu sedikit menyembunyikannya. Aku takut, mereka akan menyakitiku, keluarga dan teman-temanku. 'Mereka' mengikutiku, mengintaiku. B...