Seesaw 19 : Kampus

1.5K 177 58
                                    

Kuliah reguler dimulai hari ini. Kevin menawarkan diri untuk mengantar sekalian dia sendiri mau pergi ke pusat pelatihan melaksanakan tugas rutinannya—latihan bulutangkis.

Mobil Kevin yang tergolong mewah menjadi pusat perhatian para mahasiswa yang datang. Selain karena ini mobil mewah, mungkin beberapa dari mereka tahu bahwa ini adalah mobil Kevin karena beberapa waktu lalu ada seseorang mengunggah foto Kevin bersama mobilnya tapi plat nomor tidak diberi efek buram.

"Aku anter sampai ke dalem," kata Kevin usai memarkirkan mobilnya di halaman parkir kampus Universitas Pelita, tempat Gracia menimba ilmu sejak tahun lalu.

"Ngapain? Emangnya aku anak TK pakai dianter sampai dalem segala," tolak Gracia. Malu dong sudah besar tapi masih diantarkan sampai dalam, ini kan kampus bukan taman kanak-kanak.

"Nggak pa-pa, biar aku tau kampus itu bentuknya kayak apa," jawab Kevin melepaskan sabuk pengaman.

Gracia menahan lengan cowok itu. "Kamu kan juga kuliah."

"Iya tapi aku kuliahnya online kayak kamu kemarin, jadi nggak seru. Aku kan juga pingin tau suasana kampus secara langsung, nggak pakai layar kaca."

Kevin langsung keluar dari mobil dengan semangatnya. Gracia tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia juga ikut keluar dari mobil.

"Kamu mau tebar pesona ya, atau mau ketemu sama Ira?" tuduh Gracia mengingat dia satu kampus dengan pacar suaminya.

"Enggak, aku pingin nganter kamu, seriusan deh. Aku anterin sampai kamu ketemu sana Fricell dan Anin aja deh, katanya mereka juga ambil reguler bareng kamu."

"Ya udah deh, tapi aku nggak tanggung jawab kalau kamu sampai ada penggemar kamu terus kamu ditarik-tarik atau bahkan dijambak sama mereka."

"Iya, kamu nggak usah bawel. Bawelnya kamu itu kayak bawelnya nyokap dikali tiga, bawel buanget!"

"Udah ayo kalau emang mau ikut masuk."

Universitas Pelita, gedungnya lumayan besar tapi tak sebesar universitas lainnya, hanya saja tempat ini menjulang tinggi. Jika dilihat dari penampilannya, orang yang kuliah di sini bukan orang sembarangan, rata-rata orang berduit, kalau nggak berduit berarti jenius.

Dugaan Gracia tepat. Semua orang kini memandang ke arah mereka berdua. Efek dari pekerjaan mereka berdua dan juga kejanggalan karena melihat mereka berdua jalan bersama di koridor kampus ini. Pandangan orang pada Kevin tampak wajar-wajar saja, cenderung terkesima, tapi entah mengapa mereka memandang Gracia dengan kurang ajar, seperti orang mau menikam. Apa salah Gracia?

"Kak Kevin, boleh foto nggak?" salah satu mahasiswa yang merangkap jadi penggemar Kevin menghalangi langkah mereka berdua. "Sorry, boleh minta tolong fotoin?" tanya perempuan itu pada Gracia.

Ini yang paling dia benci.

"Boleh," jawab Gracia tetap memasang senyum manis.

"Sebentar lagi foto sama Kakak juga ya, aku suka sama lagunya Kakak," ucap perempuan itu membuat Gracia tersenyum cerah. Ternyata dirinya juga dikenal.

Perempuan itu berdiri di samping Kevin dengan senyum manis, tapi sayangnya Kevin hanya menunjukkan wajah cerah yang kaku. Sama sekali tidak berbakat menjadi artis, foto bersama penggemar saja gayanya sudah seperti foto KTP.

Comeback (KSS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang