CHAPTER 10

830 83 2
                                    

Shin Ye Seul

Laki-laki disampingku terdiam. Sedari tadi ia tidak mengeluarkan satu kata pun dari mulutnya. Mungkin dia terlalu takut sampai tak bisa mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya mengekspresikan ketakutannya lewat pandangan matanya. Dia memandangiku dengan tatapan meminta tolong.

"Kenapa Tae, Kau takut?"

Mungkin orang lain akan menggeleng ataupun mengatakan 'tidak' agar ia terkesan seperti seorang pemberani tak peduli bagaimana takutnya ia. Tapi yang berhadapan denganku sekarang ini adalah Kim Taehyung bukan orang lain, jadi dia hanya mengangguk-angguk dengan mata berkaca-kaca menahan tangis. Jujur, aku juga cukup takut dengan wahana yang satu ini. Yang ini lebih mengerikan dari kapal Viking yang kami naiki tadi. Sekali lagi aku menatap wahana yang akan kami tumpangi, sebuah roller coaster yang berputar 360 derajat, dari yang kulihat, roller coaster ini bahkan berhenti pada posisi terbalik.

Tapi tak ada waktu lagi untuk mundur. Sekarang kami sudah duduk manis di kereta, siap untuk meluncur. Taehyung, entah sejak kapan air matanya mulai membanjir, ia tampak mati-matian menahan isakannya agar tidak keluar. Aku yang tadi masih bisa menertawakannya sekarang menjadi ikut tegang. Aku sebenarnya takut dengan kereta yang melaju di atas rel ini. Dapat kulihat seorang wanita muda dengan seragam kerjanya sedang memberikan pengarahan kepada kami kalau saja terjadi sesuatu saat kami sedang berada di wahana ini. Setelah selesai dengan penjelasannya, ia melambaikan tangannya pada kami.

Oh, shit. Persetan dengan lambaian tanganmu. Aku menyesal karena sudah memilih wahana ini.

Perlahan, kereta yang kami naiki bergerak lambat dan tiba-tiba saja melaju dengan kencang. Aku memejamkan mataku sembari berteriak sekencang yang aku bisa. Sialnya aku bahkan tidak bisa mendengar suara teriakanku sendiri. Kereta berbelok kekiri dan kanan. Naik ke atas dan turun kebawah.

Oh, naik roller coaster cukup mengasyikkan ternyata.

Aku sudah berhasil membuka mataku. Aku juga sudah berhasil tertawa-tawa "Tae." Aku memanggil manusia yang sedari tadi tidak kudengar suaranya dari sampingku. Dia tidak menjawab. Mungkin saja dia tidak mendengar, suaraku sendiri saja aku samar-samar mendengarnya. Suara angin terdengar sangat kencang. "TAEHYUNG!" Aku memanggilnya lagi dengan suara yang cukup keras, setengah berteriak. Tetap tidak ada jawaban. Tentu saja aku segera menengok.

Sial.

Saat ini aku ada pada posisi panik tapi ingin tertawa.

Si sialan ini pingsan. Aku segera menepuk-nepuk pipinya sembari memanggil namanya. Untuk kedua kalinya, aku gagal menikmati wahana karena kekonyolan pria ini.

-----♣♣♣-----

Taehyung bangun sesaat sebelum roller coaster berhenti, roller coaster sudah melambat saat dia bangun. Dia sengaja, ya?

Awalnya aku menyarankan agar kami pulang saja setelah turun dari roller coaster. Tapi pria ini bersikeras untuk menaiki satu wahana lagi. Kurasa tidak akan tepat jika aku mengajaknya untuk menaiki wahana sejenis roller coaster lagi, jadi aku memutuskan untuk masuk ke rumah hantu. Tapi dasar, penakut yang satu ini. Bahkan dia berteriak tanpa henti didalam rumah hantu. Tae, sepenakut itukah kau? Untungnya saat mendekati pintu keluar, kami bisa berjalan santai, tanpa ada lelaki yang menggandeng tanganku dan bersembunyi di bawah ketiakku lagi.

"Jadi kenapa Tae Ree memutuskanmu?" Aku pelan-pelan mencoba bertanya padanya, "Karena aku ... lamban?" ucapnya ragu-ragu. "Cih, alasan macam apa itu?" Aku berucap sinis, dia tertawa pelan "Aku juga tidak tahu alasan macam—Arggggh!!!" Dia tiba-tiba berteriak sambil memelukku. Ada hantu yang muncul dari ujung koridor. Aku terkejut. Tidak, aku tidak terkejut karena kemunculan—manusia yang berpura-pura menjadi—hantu itu, aku bahkan sudah menyadari kehadirannya dari tadi. Aku terkejut karena Taehyung, bukan karena teriakkannya, tapi karena pelukannya.

Aku tidak yakin, jantungku berdebar kencang saat dia memelukku. Seperti ada sesuatu yang bergerak-gerak dalam perutku dan berpindah ke dada, membuatku ingin berteriak. Tiba-tiba saja aku tidak bisa menahan senyumanku. Bahkan aku kesulitan bernapas.

Aku kenapa? Apa aku mengidap suatu penyakit tiba-tiba?

TBC...

Note,
Hai? Adakah yang masih bertahan membaca fanfiction yang semakin gaje ini?
:")

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang