CHAPTER 12

734 83 0
                                    

Shin Ye Seul

Musim panas adalah waktu yang tepat untuk mandi sesering yang kau mau. Tapi karena sekarang udara sudah tidak terlalu panas, aku kembali ke jadwal mandi ku yang normal : dua kali dalam satu hari.

Ini sudah sore, jadi aku berencana untuk mandi. Aku mengambil handuk dan menutup pintu kamar mandi. Aku baru saja mengambil 'Shower Do it Yourself' milikku, sebuah gayung yang salah satu sisinya pecah, ketika diisi dengan air maka air itu akan keluar perlahan. Aku biasanya akan duduk dibawahnya dan menganggap itu adalah air dari shower. Apa? Kau menganggapku kekanak-kanakan? Biarin yang penting gue bahagia. Aku hampir memulai kebahagiaanku itu ketika terdengar sebuah suara memanggilku.

"Yak! Ye Seul-ah!"

Seperti itulah kira-kira bunyi panggilan yang dapat kupastikan berasal dari seorang manusia planet luar.

Hei, Taehyung. Tak bisa kah kau membiarkan aku berbahagia? Aku diam saja. Malas menjawab panggilan itu, lebih baik aku melanjutkan aktivitas ku ini bukan?

"Ye Seul-ah, neon eodi?"

Orang bilang suara berat seorang laki-laki akan membuat perempuan tergila-gila. Dan, hei. Itu benar, seribu persen benar! Suara berat Taehyung membuatku gila. Iya, gila saking kesalnya.

"Gadis gorila! Kau dimana?"

Sial.

"Mati kau, Kim Tae Hyung!"

"Kau disana? Kau di kamar mandi kan? Aku duduk, ya!"

Seakan tidak mendengar kalimatku tadi, si sialan itu dengan santainya mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi. Dengan sangat terpaksa, aku keluar dari kamar mandi. Dapat kulihat manusia yang baru saja memanggilku gadis gorila sedang duduk dengan santainya di sofa sembari memakan camilan dan menyaksikan program hiburan di Televisi.

Tunggu, darimana dia mendapatkan camilan?

Aku segera menghampirinya dan merebut bungkus snack yang ada di genggamannya. Benar, ini snack milikku. "Hmm? Kau tadi mandi?" Aku baru saja akan mengeluh dan mengeluarkan kalimat seperti 'Aku batal mandi karena mu, sialan.', tapi pria ini lebih dulu melanjutkan kalimatnya, "Benar ya kata orang, jika kambing mandi tidak akan ada bedanya, tetap saja bau."

Aku anak baik, aku anak baik-baik, tidak boleh mengumpat.

Taehyung tampak kembali memperhatikan televisi di hadapannya. "Jadi, kenapa kau kesini?" aku bertanya padanya. Laki-laki itu tidak menjawab, dia hanya tertawa-tawa menyaksikan sebuah Reality Show di Televisi. "Yak, Kim Tae Hyung!" Aku berteriak tepat di sebelah telinganya. "Y ... ya?" Dia tampak terkejut, matanya berkedip beberapa kali "Ada apa?" tanyaku sekali lagi.

"Ah, tidak ada apa-apa. Hanya saja aku ingin bercerita, mungkin?"

"Tentang?" Aku menaikkan sebelah alisku. "Temanku" jawabnya singkat.

Tuan Kim ini, sudah lama dia tidak mengatakan bahwa dia ingin menceritakan temannya. Sekedar memberi tahu, jika Taehyung mengatakan dia ingin menceritakan temannya, maka hal yang akan diceritakannya adalah tentang dirinya sendiri. Disaat seperti ini, aku hanya harus diam dan mendengarkan sampai akhir.

"Jadi, temanku baru saja diputuskan pacarnya, bahkan saat memutuskannya, mantannya itu mengatakan dia lamban, bodoh, tak bisa diandalkan. Sudah beberapa minggu berlalu, mantannya itu mengirimkan message padanya, inti dari message itu adalah meminta temanku kembali menjadi pacarnya, jadi menurutmu bagaimana?" Dia menatapku dengan pandangan memelas. Min Tae Ree, manusia yang satu itu membuat kesal saja. "Tae Ree memintamu unutk menjadi pacarnya lagi?" berbicara to the point itu lebih nikmat, kawan.

"Aniyo! Ini tentang temanku."

"Kim Tae Hyung ...."

"Bagaimana ini, aku bingung," Seketika volume suaranya menurun.

"Kau masih mencintainya?"

Kulihat dia mengangguk pelan, entah kenapa ada rasa kesal terselip di hatiku, "Cih, sudah kuduga." Laki-laki ini, tidak bosan-bosannya dia jatuh dalam tipuan Min Tae Ree. "Memangnya kenapa? Ada yang salah dengan itu?" Sekarang pria ini sedang dibutakan oleh rasa cintanya pada Tae Ree "Aish, molla!" Taehyung berteriak sembari melemparkan tubuhnya ke sandaran sofa.

"Terserah kau saja," Aku segera bangkit dan melangkahkan kaki menuju dapur. Aku lelah menghadapi Taehyung. Selalu saja seperti ini setiap dia putus dari Tae Ree. Beberapa waktu setelah Tae Ree memutuskannya, maka wanita itu pula yang meminta untuk menjalin hubungan kembali, dan entah kenapa sepertinya Taehyung selalu mengiyakan saja perkataan wanita itu. Taehyung selalu saja datang kepadaku, terkesan seperti meminta saran, tapi tak pernah mengikuti saranku.

"Ye Seul,kau marah?" suara Taehyung tiba-tiba saja terdengar dari belakang telingaku, aku diam saja—malas untuk membalas perkataannya. Tiba-tiba saja dia membalikan badanku agar menghadap padanya.

Sial, aku harus melihat wajah menyebalkan ini sekali lagi.

Kau tahu, entah kenapa ada rasa tidak rela dihatiku saat dia mengatakan bahwa Tae Ree mengirim message padanya. Aku tidak ingin melihat awan hitam berkumpul diwajah ini lagi, aku senang melihat wajahnya yang terlihat berseri-seri beberapa hari ini. "Walaupun aku melarangmu, memangnya kau akan menuruti perkataanku?" Dia terdiam mendengar kalimatku, "Tidak kan?" kulihat dia menggigit bibir bawahnya, "Jadi, ya sudah. Terserah kau saja."

Aku mulai merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Sekali lagi, aku merasa canggung dengan Taehyung. Dia melepaskan pegangannya pada bahuku, "Aku pulang saja," ucapnya pelan dan mulai melangkah meninggalkanku sendiri di dapur.

Ada rasa sakit yang entah kenapa tertinggal dihatiku. Rasa sakit yang muncul ketika mendengar bahwa seseorang akan memilikinya. Rasa sakit yang entah kenapa menyadarkanku, bahwa aku bukanlah siapa-siapa. Aku hanyalah penghibur hatinya ketika prioritasnya pergi meninggalkannya. Aku akan segera dilupakan ketika prioritasnya sudah kembalipadanya

TBC...

USBN ToT
Semangat!

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang