Kim Tae Hyung
8.12 AM
KimTaeHyung : Eoddiseo?
KimTaeHyung : Cepatlah! Jika terlalu siang pasti akan panas,
8.20 AM
KimTaeHyung : Jika kau tidak datang dalam lima menit, aku akan pergi sendirian!
WanitaGorila : Dasar tidak sabaran.
KimTaeHyung : Cepatlah Nona Shin.
WanitaGorila : Berbaliklah!
KimTaeHyung : Wae?
WanitaGorila : Aku dibelakangmu,
Aku langsung menolehkan kepala ke belakang, dengan segera kudapatkan sosok Ye Seul sedang berdiri di belakang. Jangan berharap Kau mendapatkan sosok gadis imut dengan pakaian feminimnya, Kim. Jangan. Nyatanya yang kudapatkan adalah sosok gadis berambut sebahu, dengan kaos abu-abu longgar serta celana jeans sebatas mata kaki. Tapi dia tetap cantik, kok. "Apa yang membuatmu begitu lama? Biasanya Kau lebih cepat dari aku." Gadis itu hanya menunjukan wajah masamnya, tampak kesal dengan pertanyaan yang kulontarkan. "Sudahlah, jangan banyak bertanya." Aku mengedikan bahu, memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh. Tak ada percakapan yang tercipta samapai bus yang akan mengantar kami ke tepian sungai Han datang.
Ya, hari ini akhir pekan, jadi kami akan menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan di sana.
Ye Seul langsung berdiri dan dengan cepat masuk ke dalam bus. Aku mengekorinya. Kakinya melangkah menuju kursi paling belakang. Dia mengambil posisi untuk duduk di pojok kanan, pun aku segera mengambil posisi untuk duduk di sampingnya. Gadis itu hanya diam, menatap keluar bus, tampak memperhatikan jalanan Seoul yang selalu padat.
Diam-diam aku memperhatikan wajahnya. Gadis ini, hidungnya mungil tapi bangir. Matanya memang sipit, khas orang asia timur tapi entah kenapa itu malah menjadi ciri khas Ye Seul. Bibirnya tipis berwarna merah muda, mungkin warna alaminya atau karena dia sedang memakai pewarna bibir. Entah kenapa aku baru menyadari, gadis ini cukup cantik. Entah karena apa sepertinya tidak ada laki-laki yang tertarik untuk menjadikannya pasangan. Ada, bukankah Kau menyukainya? Dasar bodoh.
"Permisi Tuan Kim, kenapa Kau terus memperhatikanku sedari tadi?"
Sial, aku tertangkap basah.
"Dasar ge-er. Aku memperhatikan jalananya, bukan Kau!" ucapku sambil mengalihkan pandangan, berusaha agar ia percaya dengan apa yang kukatakan. Kudapati Ye Seul terkekeh sambil mengelengka kepalanya. Tunggu, aku tidak terlihat seperti sedang salah tingkah kan?
Bus berhenti, aku dan Ye Seul bangkit dan melangkahkan kaki keluar dari bus. Setelah berjalan kaki sebentar, kami sampai di sungai Han. Tampak beberapa orang sedang piknik di bawah pohon. Beberapa lagi bersepeda atau berjalan-jalan di tepian sungai. Ada pula beberapa pasangan yang sedang duduk di bangku taman, tampak saling melempar candaan lalu tertawa. Ada pula yang menyenderkan kepalanya di bahu pasangannya, tampak mencurahkan afeksinya. Karena ini akhir pekan, lalu karena sekarang tak terlalu panas jadi ada banyak orang di sini.
Ye Seul langsung menarikku untuk duduk di salah satu bangku taman yang menghadap ke arah sungai. Aku mengikuti saja langkah gadis itu. Setelah berhasil duduk, kami mulai mengobrol. Tentang apa saja yang sudah kami lalui beberapa hari kebelakang. Ternyata aku cukup merindukan momen-momen seperti ini. Teringat kebodohanku beberapa tahun kebelakang, aku selalu berbicara tentang Tae Ree jika bertemu Ye Seul. Betapa bodohnya laki-laki ini. Setelah beberapa saat, Ye Seul bangkit "Tae, ayo kita berkeliling!" ucapnya. Aku hanya mengangguk saja lalu mulai mengikuti langkahnya.
Ia tiba-tiba berhenti di bawah sebuah pohon. Dia berbalik, menghadap ke arahku dengan ekspresi memelas "Foto." ucapnya. Ha, ternyata semua wanita mempunyai hobi difoto. Aku hampir mengambil fotonya ketika dia menahanku lalu berucap, "Foto aku dari bawah sini, jangan sampai wajahku terlihat!" Ikuti sajalah keinginannya. Setelah berhasil mengambil satu foto, kamipun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Meong!
Belum sempat kami melangkah, sebuah suara menahan langkah kami. Ye Seul mendongak, tampak menyadari darimana asal suara itu. Dan ... oh astaga. Ada seekor kucing di atas dahan. Tampaknya dia naik ke atas pohon lalu terjebak, tidak bisa turun. Sial, kenapa wajah kucing itu tampak begitu memelas.
"Tae, tolong kucing itu! Tampaknya dia tidak bisa turun." Aku menatap Ye Seul horror. Gadis ini sedang bercanda?! "Seul, Kau tahu kan aku tidak bisa memanjat pohon?" Tawanya seketika menyembur. "Astaga, maaf! Aku lupa Kau takut naik pohon!" ucapnya di sela tawanya. "Hei! Aku hanya tidak bisa bukannya takut!" Gadis ini memegangi perutnya, ia tampak sedikit membungkuk "Baiklah Tae. Kau hanya tidak bisa bukannya takut," Sial, dia mengejekku. Ye Seul langsung bergerak mendekati pohon itu lalu melepas sepatunya. Dia dengan cepat memanjat pohon itu. Lihat, gadis ini sangat berbakat menjadi gorila. Gorila dan monyet itu kurang lebih kan?
"Hei, penakut!" teriaknya setelah berhasil mendapatkan kucing itu. Aku memang bodoh karena langsung mendongak setelah dipanggil 'penakut', sekarang Ye Seul tampak mati-matian menahan tawanya. "Tangkap!" teriaknya lalu dengan tanpa 'berperikekucingan' dia dengan tega melempar kucing itu ke bawah. Untunglah aku bisa menangkap kucing itu. Aku langsung menurunkan kucing itu, membiarkannya menjauhiku. "Hei Tae! Kukira Kau takut kucing, ternyata tidak, ya." Ye Seul tiba-tiba berucap lalu dia mulai tertawa.
KRAK.
Aku berani bersumpah aku mendengar suara itu dengan jelas. Aku mendongak dan mendapatkan wajah tegang Ye Seul, tangannya menggenggam dahan pohon tempatnya duduk dengan erat. Tak sampai satu menit, dahan pohon itu patah. Aku segera mengangkat kedua tanganku sambil menutup kedua mataku.
BUK!
Eomma, aku tertimpa raksasa.
Aku membuka mataku. Sial. Ye Seul berada tepat di atasku. Matanya menatap lurus ke arahku. Rambutnya bahkan jatuh di dahiku. Dapat kurasakan dahan pohon yang patah itu menimpa kakiku.
Eomma, ini terlalu dekat. Jantungku berdebar terlalu kencang.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY
FanfictionShin Ye Seul dan Kim Tae Hyung itu sudah tiga belas tahun bersama. Bukan, bukan sebagai sepasang kekasih tapi sepasang sahabat. Tae Hyung itu sudah punya kekasih, jadi saat hubungan Tae Hyung mulai terganggu karena kehadirannya, Ye Seul tahu satu-sa...