CHAPTER 20

768 71 0
                                    

Shin Ye Seul

Ini melelahkan, benar-benar melelahkan. Aku benar-benar benci menggunakan celana ketat berwarna hitam ini, ditambah blus berwarna putih, ini benar-benar menyulitkanku untuk bergerak. Aku lebih suka menggunakan boyfriend jeans dan kaos longgar untuk pergi ke kampus. Ya, setidaknya ini lebih baik daripada menggunakan sebuah rok hitam yang tentu saja akan semakin menyulitkan langkahku. Aku segera menyapukan bedak tipis dan memulaskan liptint berwarna peach, itulah alat tempurku untuk ke kampus. Aku segera melangkahkan kaki menuju dapur, mencari eomma. Tidak ada? Sepertinya sedang pergi. Aku langsung menyambar sepatu berwarna hitam-putih milikku dan pergi ke halte bus.

Oh, Tuhan. Aku lupa membawa dompetku, bagaimana caranya aku bisa naik bus. Baru saja aku balik kanan maju jalan, bermaksud untuk kembali ke rumah dan mengambil dompetku yang kalau aku tidak salah ingat kutinggalkan di atas meja makan, aku langsung menabrak seseorang. Aku segera mendongak, untuk memastikan siapa yang kutabrak dan meminta maaf kepadanya. Ha ... ha ... Shin Ye Seul, kau adalah orang paling sial hari ini. Camkan itu. Makhluk berjenis kelamin laki-laki yang tadi kutabrak memasang senyum kikuk, si sialan Kim Tae Hyung rupanya. Secepat mungkin aku berlalu pergi dari hadapannya, dalam hati aku berdoa agar tidak ada drama yang terjadi disini, seperti dia yang tiba-tiba menahan tanganku lalu meminta maaf dan mengatakan dia ingin menjelaskan sesuatu, mungkin? Tiga langkah aku berjalan, hal yang kubayangkan dalam kepalaku tidak terjadi. Terima Kasih Tuhan, Kau mengabulkan doaku.

BRAK!

Eomma yang sedang duduk di sofa tampak terkejut ketika aku membuka pintu rumah dengan kasar. Maafkan aku eomma, kukira tidak ada orang. Eomma menatapku bingung, tanpa mengucapkan satu kata pun aku berjalan ke Ruang Makan dan benar saja, dompetku ada di atas meja makan. Aku berjalan cepat, melintas di depan eomma " Ye Seul-ah!" Eomma memanggilku saat aku tiba di depan pintu, aku menghentikan langkahku lalu memutar kepalaku menghadap eomma sebagai respon atas panggilannya "Ada apa?" tanya eomma padaku, aku langsung tersenyum masam "Tidak. Hanya saja, aku baru saja bertemu makhluk luar angkasa tadi," Aku langsung melanjutkan langkahku keluar rumah, sudut mataku sempat menangkap eomma menggeleng-gelengkan kepalannya dengan ekspresi keheranan.

Berjalan pelan menuju Halte Bus bukanlah hal yang buruk saat ini. Berjalan terlalu cepat menyebabkan aku sampai terlalu cepat, dan kemungkinan untuk bertemu dengan Taehyung di sana menjadi lebih besar. Tapi, sepertinya aku benar-benar sial hari ini. Berjalan lambat tak mengubah apapun, nyatanya laki-laki itu masih duduk dengan manisnya di sana. Dengan malas, aku berjalan menuju Halte itu, dapat kulihat dia menatapku dengan pandangan yang tidak dapat kujelaskan membuat rasa kesalku semakin memuncak.

Lima menit. Sepuluh menit. Lima belas menit.

Mana bus sialan itu! Kenapa lama sekali. "Duduklah," Sebuah suara mengejutkanku. Suara berat yang khas itu, tentu saja aku tahu siapa pemiliknya. Aku tak acuh, tetap berdiri. Setidaknya aku masih bisa besyukur sekarang, aku tidak ada kelas pagi.

"Ye Seul, du-"

"Maaf, tapi jika duduk disamping seorang pria yang sudah memiliki kekasih akan terkesan seperti aku adalah seorang perusak hubungan orang lain, lebih baik aku berdiri saja," Aku sudah kesal sedari tadi, dan dia hanya menambah rasa kesalku tiap detiknya, menyebalkan. "Seul, busnya sudah lewat saat kau pergi tadi," Hampir saja aku mengabsen seluruh penghuni kebun binatang, tapi tiba-tiba aku teringat sesuatu "Ha, jika ingin berbohong setidaknya lihat situasi. Jika busnya sudah lewat kenapa kau masih duduk di sini?" Tiba-tiba saja Taehyung sudah ada di sampingku. Dia ini hantu? Roh? Arwah? Aku bahkan tidak mendengar suara sepatunya dan tahu-tahu dia sudah ada disampingku. "Aku menunggumu, Shin Ye Seul." Apa katanya? Menungguku? "Sialan." Hampir saja aku melangkahkan kakiku ketika dia menarik tanganku dan membuatku jatuh terduduk di kursi Halte. Tanpa mengucapkan sepatah katapun dia pergi begitu saja, menyebrangi jalan raya.

Apa maksudnya? Untuk apa dia menungguku. Setelah mengatakan bahwa aku adalah orang yang berpotensi menghancurkan hubungannya dengan wanita ular itu, sekarang dia muncul di depanku lalu duduk hampir setengah jam lamanya untuk 'menunggu' ku. Ucapkan selamat pada laki-laki itu, dia berhasil membuat amarahku memuncak. Tunggu, aku ingin menghadiahkan sebuah tamparan padanya "Kim Tae Hyung!" Aku berteriak nyaring, memanggilnya. Berhasil, dia menoleh padaku. Tanpa melihat kiri dan kanan, aku langsung melangkahkan kaki untuk menyebrang. Baru satu langkah, mata laki-laki itu membulat sempurna "Ye Seul, awas!" teriaknya. Suara klakson terdengar dari kiri aku menoleh dan mendapati sebuah mobil sedang melaju ke arahku.

BRUK!

TBC ...

Note,
Kalo ada typo, tolong komen ya!
Mohon dukungannya, tolong berikan vote serta kritik dan saran sebagai bentuk apresiasi anda. Terima kasih.
Luv u,

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang