CHAPTER 22

744 73 0
                                    

Kim Tae Hyung

"Kim Taehyung .... Bersikaplah seperti laki-laki sejati. Jangan plin-plan seperti itu. Kau harus mempertanggung jawabkan setiap kata yang telah Kau ucapkan. Kau harus menanggung konsekuensi dari setiap kalimat yang telah terucap oleh bibirmu

Kalimat itu masih terngiang di telingaku. Kepalaku menolak untuk melupakan kalimat itu, dan sialnya kalimat itu berhasil membakar habis stok semangatku untuk hari ini. Aku terkejut ketika handphoneku bergetar. Dengan cepat tanganku meraih handphone yang berada tidak jauh dariku. Berharap jika Ye Seul yang menghubungiku.

MinTaeRee's Calling ...

Semua yang terjadi hari ini benar-benar tidak sesuai dengan harapanku. Secepat kilat aku membalik handphoneku, agar panggilan itu tertolak dengan sendirinya. Dan apa yang terjadi? Handphoneku beretar gila-gilaan tanpa henti. Si gadis Min benar-benar gigih menghubungiku. "Tae, handphonemu tidak berhenti berbunyi." Tiba-tiba Ho Seok menyenggol bahuku. Membuatku mau tidak mau langsung mengambil handphone dan mendekatkannya ke telinga.

"Taehyung, kenapa lama sekali mengangkatnya!"

Sebuah teriakan khas wanita langsung masuk ke telingaku. Membuat tanganku secara refleks menjauhkan handphone dari telinga. "Hmm ... Maaf, aku sedikit sibuk tadi," Dapat kulihat Ho Seok langsung melayangkan tatapan bingung kepadaku. "Banyak alasan." Aku yakin gadis itu sekarang sedang mati-matian menahan amarahnya. "Aku benar-benar sibuk, Min Tae Ree." Sekali lagi Jung Ho Seok melayangkan tatapan keheranannya yang membuatku kesal itu. "Sekarang tidak sibuk 'kan? Kau harus menemaniku ke mall Tae, aku perlu membeli beberapa baju untuk event kampus," Segera saja aku memutar mata malas. "Maaf, Tae Ree. Tapi aku sedikit lelah hari ini," Aku segera melayangkan pandangan ke segala arah, mencari objek yang menarik untuk di perhatikan di kantin kampus yang lumayan ramai ini. Hening, maksudku Tae Ree tidak mengeluarkan sepatah katapun dari tadi. Sambungan telepon tiba-tiba terputus.

Ada apa dengan gadis ini?

---♣♣♣---

Sekarang masih sore, aku baru saja tiba di rumah. Tae Ree ... si gadis Min tidak menghubungiku lagi sejak tadi siang, aku juga tidak berusaha untuk menghubunginya. Yang kutahu dan kuyakini dia sedang marah padaku sekarang.

Jika Kau bertanya orang bodoh mana yang membiarkan pacarnya marah padanya, jawabannya adalah aku. Ingat itu baik-baik.

Knock knock

Oke, itu suara pintu yang diketuk. Secepat kilat aku melesat menuju pintu, berharap yang mengetuk pintuku itu Ye Seul si gadis gorila yang tadi meninggalkan rumahku sambil menangis lalu menghindariku di kampus. Tapi, tentu saja bukan Ye Seul yang mengetuk pintu rumah, itu Min Tae Ree. Aku terkejut. Ya tentu saja aku terkejut, darimana dia tahu alamat rumahku? Walaupun dia ini pacarku, dia tidak pernah satu kalipun berkunjung ke rumahku.

"Tae Ree?" Gadis itu tampak cantik dengan rok pendek berwarna pastelnya, tapi tetap saja wajah cantiknya taampak mengerikan karena ekspresi marahnya. "Darimana Kau tahu rumahku?" Dia diam, tidak membalas perkataanku. Hei, yang didepanku ini Tae Ree bukan? Bukannya jelmaan setan pengantin wanita yang tidak bisa bicara itu? "Aku ini pacarmu, jadi wajar saja jika aku tahu rumahmu." Oke, ini bukan setan. Suara dingin dan datar ini khas Min Tae Ree sekali. "Jadi ... apa kesibukanmu Kim Taehyung? Kau bahkan sudah bisa duduk santai di rumah pada sore hari, tapi kau mengaku sedang sibuk padaku. Kau sudah bosan denganku Tae?" Gadis ini berbicara panjang lebar, tidak mengijinkanku untuk mengeluarkan satu katapun sebagai pembelaan.

"Aku sedang lelah hari ini, Tae Ree." jawabku. Tatapan marahpun segera dilayangkan oleh Tae Ree. Ia terlihat sangat marah, dan anehnya aku merasa tenang tenang saja, tidak panik seperti biasanya. Aku semakin yakin, perasaanku sudah berubah, benar-benar berubah. Cintaku padanya sudah tidak tersisa barang setitik. Ini aneh mengingat betapa aku cinta mati pada Tae Ree sebelumnya lalu dengan mudah perasaan itu hilang dalam sekejap. Aku jadi ragu, yang selama ini kurasakan ... itu cinta atau obsesi? "Lelah Tae? Kau lelah? Kau sudah lelah padaku Tae?" Kukira dia akan terluka karena ucapanku, tapi sepertinya tidak. Gadis itu tidak terluka, dia hanya marah karena merasa kalah. "Terserah Kau saja Tae!" Ia melangkahkan kakinya keluar dari halaman rumah. Sampai ia menghilang dari pandanganku, rasa marahnya masih dapat kurasakan.

Aku berbalik, kembali masuk ke dalam rumah. Kaki ini membawaku menuju kamar, menghampiri handphone yang sedari tadi kubiarkan tergeletak di atas tempat tidur. Kulihat lampunya berkedip, pertanda ada pesan masuk.

MinTaeRee : Kau sudah tidak menyukaiku?

MinTaeRee : Kau sudah tidak mencintaiku?

MinTaeRee : Aku sudah tidak penting lagi bagimu?

MinTaeRee : Baiklah, lakukan saja sesukamu Tae.

MinTaeRee : Aku tidak akan rugi jika Kau mengabaikanku,

MinTaeRee : Kita sudahi saja sampai di sini.

KimTaeHyung : Baiklah, kita sudahi saja sampai di sini.

Aku ... benar-benar lelah dengan semua ini. Dia tidak pernah menghargaiku jadi unutk apa selama ini aku mempertahankannya? Selama ini, aku mempertahankan hubungan ini karena obsesi yang ada di dalam diriku. Obsesi yang muncul sejak pertama kali aku melihatnya.

TBC ...

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang