Shin Ye Seul
"Hei, Seul. Kau sudah berdamai dengan Taehyung?" Aku terkejut ketika Hwa tiba-tiba muncul lalu merangkulku tanpa permisi. "Apa-apaan bahasamu itu, berdamai? Kau bercanda?" Aku memberi tatapan sinis pada gadis yang sepertinya tertular hiperaktif dari Ho Seok itu. Si gadis bodoh ini akhir-akhir ini terlihat lebih dekat dengan Ho Seok. Lihat, sekarang dia tertawa kencang sambil menepuk punggungku. "Jung Hwa, serius deh. Sepertinya Kau harus mengurangi jadwal bermainmu bersama Ho seok. Lihat, Kau jadi aneh setelah dekat dengannya." Gadis itu menghentikan tawanya, lalu berjalan normal mengimbangi langkahku. "Dia pacarku, Seul. Bagaimana bisa aku menjauhinya?"
Sial.
Aku sontak mengentikan langkah. Dengan cepat berpaling ke arahnya dengan kedua mata yang melotot. "Sejak kapan?" ucapku horror, sedangkan yang ditanya tertawa pelan diiringi dengan sorot mata malu-malu. "Belum lama ini," ucapnya tersipu. "Aigoo, aku ketinggalan berita rupanya." Kami kembali melanjutkan langkah kami yang sempat tertunda karena berita menggemparkan dari sahabatku ini.
"Seul, Kau menyukai Taehyung 'kan?" Jung Hwa berbicara tanpa menatapku "Ya," balasku. Hwa mengentikan langkahnya, begitu pula aku. Kini gilirannya berpaling kepadaku dengan dramatis. "Setidaknya Kau harus pura-pura menyangkalnya dulu atau dengan malu-malu mengakuinya. Apa-apaan nada suaramu tadi? Aku 'kan jadi tidak bisa mengodamu jika Kau terdengar percaya diri seperti itu!" Aku terkekeh mendengar omelan Jung Hwa, gadis ini, ada-ada saja. Kami kembali berjalan menyusuri koridor. Aku sedang berjalan menuju kantin dan gadis ini muncul lalu mengekoriku, dia mau ke kantin juga? "Tunggu ... Taehyung sudah punya pacar, bukan?" Lagi-lagi langkah kami terhenti "Nope, mereka sudah putus," Jung Hwa mengangguk-anggukan kepalanya. "Lalu?" ucapnya "Apanya?"
"Kapan Kau menyatakan perasaanmu?"
Dasar. Dikiranya mudah menyatakan perasaan? Aku ini perempuan. "Malu," "Cih, memangnya Kau punya rasa malu?"
Sialan Kau Jung Hwa.
-----♣♣♣-----
"Tae, jangan terlalu cepat. Aku takut,"
Aku mempererat pelukanku pada pinggang Tae Hyung. Ini bukan modus. Aku benar-benar takut. Dia memacu motornya terlalu kencang. "Akhirnya Kau takut pada sesuatu. Kukira kau tidak takut apa-apa." Walaupun samar, aku dapat menangkap dengan jelas kalimat bernada mengejek itu. "Aku takut Tuhan," ucapku sambil mencubit pinggangnya pelan.
Langit hari ini mendung. Itu sebabnya tadi aku ingin cepat-cepat pulang. Tiba-tiba Taehyung muncul lalu menculikku ke café yang ada di dekat kampus. Dan, benar saja. Hujan turun. Aku memberengut kesal, lalu selanjutnya Taehyung mengatakan bahwa aku jadi semakin jelek jika bibirku dimajukan lalu dengan wajah tanpa dosanya dia tertawa. Tentu saja dia langsung mendapatkan hadiah berupa cubitan di beberapa bagian tubuhnya. Setelah hujan reda, ia kembali menggiringku ke kampus. Awalnya aku bingung, tapi aku paham setelah kami tiba di tempat parkir. Dia membawa motornya ke kampus hari ini.
Titik-titik hujan yang membasahi pakaianku membuatku sedikit panik. Hujan semakin deras tapi Taehyung tidak menambahkan kecepatannya. "Hei, bodoh! Lebih cepat sedikit." Ucapku sambil menepuk punggungnya kencang beberapa kali. "Katamu tadi jangan cepat-cepat." protesnya. "Itu 'kan tadi, sekarang hujan. Jika lebih basah dari ini, kita akan kena flu." Aku sedikit berteriak. "Hmm ... wanita selalu benar." Aku tak mengomentari kalimatnya itu, hujan tidak bertambah reda dan Taehyung memutar gasnya hingga motor melaju kencang, aku kembali mengeratkan pelukanku.
"Aigoo, kalian basah kuyup." ucap eomma khawatir begitu aku dan Taehyung tiba di rumah. "Cepat mandi lalu ganti baju," lanjut eomma. Taehyung sepertinya baru saja akan melangkah keluar rumah saat eomma menahannya lalu bertanya, "Mau kemana?" Dia menunjuk ke arah pintu, maksudnya rumahnya. "Mandi di sini saja, nanti Ahjumma ambilkan baju Ye Han," Dia mengangguk dan langsung menuju kamar mandi, sedangkan aku segera menuju ke kamarku. Ada satu kamar mandi di kamarku.
Oh, iya! Aku belum menceritakan tentang Ye Han bukan? Dia kakakku, sekarang sedang kuliah di luar negeri dan—kenapa dia ada di kamarku?
"Kau?!" teriakku.
"Yak, Shin Ye Seul. Begitu 'kah caramu menyambut Kakakmu?" ucapnya. Sedangkan aku masih mematung di depan pintu. Bukan, bukan karena terkejut karena ada Ye Han di kamarku. Terkejut sih. Tapi yang membuatku mematung adalah kondisi kamarku. Kamarku yang selalu rapi ini, sekarang terlihat seperti kapal yang baru saja di sapu badai. Dengan cepat aku melemparakan kamus yang tereletak di atas meja belajar kepadanya.
"Yak, Shin Ye Seul! Calm down, calm down!"
"Calm down kepalamu, aku akan membunuhmu!" Aku menghampiri sapu yang terletak di sudut kamar. Dengan cepat menghampiri sesosok manusia sialan yang sedang tengkurap di atas kasurku. Dia sontak berdiri dan menghindari pukulanku. "Yak, Shin Ye Han! Keluar dari kamarku!" teriakku sambil terus mengejarnya. Ye Han si sialan ini berhasil meraih kenop pintu, tapi satu pukulan dari gagang sapu berhasil mendarat di punggung tangannya. Saat dia membuka pintu, terdapat Taehyung disana.
"Hey, Bro! Long time no see,"
Dia langsung melarikan diri ke kamarnya, meninggalkan Taehyung yang kebingungan dan aku yang sudah terlanjur dimakan emosi. "Kenapa dia di sini?" tanya Taehyung padaku. "Itu juga yang menjadi pertanyaanku," balasku.
-----♣♣♣-----
Sekarang aku, Taehyung, dan si sialan Ye Han duduk di depan televisi dengan berbungkus-bungkus keripik kentang. Aku masih saja melayangkan tatapan membunuh pada Ye Han sedang yang di tatap hanya melemparkan tawanya.
Tadi setelah Ye Han menghilangkan diri ke kamarnya. Taehyung membantuku membersihkan kamar tentu saja disertai dengan tawa.
"Jadi ... apa kabar?" ucapan Ye Han membuyarkan lamunanku. Tae Hyung yang pertama kali membalas "Baik," ucapnya. "Baik, sampai Kau memporak-porandakan kamarku," ucapku ketus. Ye Han kembali tertawa. "Kenapa Kau pulang, Hyung?" tanya Taehyung "Kenapa Kau harus pulang?" lanjutku. Sekali lagi, dia tertawa. "Libur panjang. Dan Kau Shin Ye Seul, berhentilah marah padaku. Aku tahu Kau merindukanku."
Kami sama-sama diam.
"Oppa, bogosipeo." ucapku akhirnya. Ye Han tersenyum senang dan aku segera menghambur ke pelukannya. "Hyung, aku juga ingin memelukmu," Taehyung mengeluarkan wajah sok memelasnya. Ye Han langsung mengacungkan jari tengahnya. Mau tidak mau, kami semua tertawa.
"Tae, bukankah Kau punya pacar, bagaimana kabarnya?" Ye Han sialan. Baru saja aku merasa senang, dalam sekejap dia langsung menghancurkan mood-ku. "Jangan pernah bahas wanita itu lagi," Dan lagi-lagi dia tertawa "Kenapa, Kau cemburu?" sontak aku terdiam. Dan sialnya, wajahku memanas. "Aku sudah putus dengannya, Hyung." Jawab Taehyung terkekeh.
"Begitukah? Kalau begitu, kapan rencananya Kau akan menjadikan adikku kekasihmu?"
Taehyung langsung diam dengan wajah yang memerah. Si sialan, Shin Ye Han.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY
FanfictionShin Ye Seul dan Kim Tae Hyung itu sudah tiga belas tahun bersama. Bukan, bukan sebagai sepasang kekasih tapi sepasang sahabat. Tae Hyung itu sudah punya kekasih, jadi saat hubungan Tae Hyung mulai terganggu karena kehadirannya, Ye Seul tahu satu-sa...