1. TERATAI BIRU

997 99 9
                                    

Suara langkah kaki berlari memecah keheningan sebuah lorong istana mungil yang tertata apik dengan penuh aneka bunga. Derap langkahnya terkesan buru-buru, ada aura ketakutan pada setiap langkahnya.

Melihat pintu yang dituju sudah terlihat ia semakin mempercepat larinya. Tanpa perlu mengetuk pintu ia langsung membukanya dengan napas yang terburu-buru.

Di dalam ruangan itu terdapat dua orang wanita dan satu bayi mungil yang baru beberapa jam dilahirkan. Bayi cantik dan terlihat bersinar. Orang yang baru datang itu langsung berlulut dengan keadaan tubuh yang gemetar.

"Berdirilah!" ucap wanita cantik yang sedang menimang bayi. Ia memandang pria yang kini sedang bangkit itu dengan tatapan tenang.

"Bagaimana?" tanyanya.

"Yang Mulia. Hamba mohon, secepatnya pergi dari sini! Mereka..mereka membawa pasukan kemari, tujuan mereka akan mengeksekusi Yang Mulia Selir di sini." Ucap Si Pria itu dengan suara bergetar.

"Itu tidak mungkin! Apa kesalahan Yang Mulia Selir? Semua kabar itu hanyalah fitnah. Yang Mulia Selir memang keturunan penyihir hitam tapi dia tak pernah menyakiti siapapun." Dengan suara gemetar, Liz, dayang kepercayaan Selir Arneth menatap prajurit yang tengah menunduk itu.

"Aku percaya! Karena itu aku memohon pada Yang Mulia Selir untuk lekas pergi dari istana ini. seluruh penghuni istana ini membelot pada Ratu Mazmar. Tidak ada satu prajurit pun lagi di sini. Dan, jika Yang Mulia Selir melawan itu hanya akan memperkuat tuduhan mereka. Posisi kita serba salah." Jelas prajurit itu dengan sungguh-sungguh.

Selir Arneth masih dengan tenang tersenyum menatap dua orang kepercayaannya itu. Ia lalu memandangi bayi perempuan yang berada di dekapannya. Ia mengelus wajahnya dengan sepenuh hati. Lalu mengecupnya perlahan.

Tangan Selir Arneth menyingkap sedikit pakaian Bayi. Tato teratai berwarna biru terpatri indah pada bahu anaknya. Sang Takdir telah memberikan kepercayaan kepada putrinya. Dan entah siapa yang membocorkan, Ratu Mazmar mengetahuinya. Bukan dirinya yang menjadi target eksekusi ini, tetapi anaknya yang masih bayi lah tujuan Ratu Mazmar.

Selir Arneth merupakan selir dari Penguasa Pulau Suci. Daerah yang tidak masuk dalam kekuasaan enam negara dunia Gartan. Pulau suci merupakan pulau yang di anggap suci dan penduduk pulau ini hanyalah para manusia-manusia terpilih. Yang tidak akan mempunyai emosi negatif atau kesenangan duniawi. Pulau yang di ramalkan akan kedatangan seorang Teratai Biru dari ratusan tahun lalu.

Penduduk Pulau Suci mempercayai ramalan itu akan datang ketika rasi bintang Halianus muncul. Rasi binta Halianus hanya muncul 500 tahun sekali. Para penduduk mempercayai wanita suci teratai biru dilahirkan oleh Ratu Mazmar. Karena itu ketika bintang Halianus muncul Ratu Mazmar memaksakan kelahiran anaknya dengan segala cara, agar ramalan itu terpenuhi. Namun, tanpa diketahui siapapun. Nun jauh di istana mungil yang dikhususkan sang Raja Pulau Suci untuk selir yang dicintainya. Selir Arneth, ia merupakan keturunan murni penyihir hitam. Dan dia melahirkan anaknya tepat ketika rasi bintang Halianus bersinar terang.

Selir Arneth melahirkan hanya ditemani Liz. Karena ia tidak mempercayai dayang-dayang lain yang berada di istana ini. Bayi perempuan cantik itu terlahir dengan membawa takdir besar yang akan mengubah jalan dunia Garnat. Takdir yang juga diramalkan bahwa teratai biru adalah Permaisuri Sang Mahadiraja Zarkan Tar.

Arneth menyentuh hidung mungil anaknya yang tengah membuka mata, mata ungu terang yang indah seperti matanya. Bibir bayi kecil itu menyunggingkan senyum pada ibunya. Selir Arneth ikut tersenyum sambil mengecupnya sekali lagi. Ia lalu memandang kedua orang kepercayaannya itu dengan sebuah harapan.

"Liz, Ram, kalian berdua bawalah anakku. Pergilah ke salah satu negara di luar sana. Hiduplah jadi orang biasa. Jangan pernah gunakan sihir kalian, karena itu akan menjadi pelacak handal untuk orang-orang Ratu Mazmar. Aku memohon pada kalian hiduplah sebagai orangtuanya." Sahut Selir Arneth dengan nada memohon.

THE DESTINY (TAKDIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang