Kanaya Aulia Sumantri seorang dosen, cantik, baik, tegas, ceria, ramah, dan tidak sombong. kanaya terlahir dari keluarga militer ayah, dan 2 abangnya berfrofesi sebabagi TNI AD sedangkan ibunya seorang guru TK. anehnya kanaya justru takut dengan t...
~~~~~~~~~~♡♡♡♡♡~~~~~ Sudah 5 hari kondisi Kanaya masih seperti anak 6 tahun, untuk urusan mandi dan ganti baju ada vera yg membantu. Untuk terapi kejiwaan Kanaya ditangani oleh dorkter dari amerika dan prancis yg didatangkan langsung oleh fabio. Rasya hapir setiap waktu berada disamping Kanaya kalau tidak tugas. Jendral dodit dan yg lain masih berada di Haiti karena kondisi Kanaya yg belum stabil. Jadi belum bisa dibawa pulang ke indonesia, ini juga menjadi kesempatan jendral dodit untuk melihat kinerja angotanya secara langsung.
Kanaya baru saja selesai mandi, handuk yg masih menutupi rambut panjangnya yg masih basah. Baju piyama yg ia gunakan menambah kesan imut
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dodit masuk melihat anak gadisnya yg tengah membaca komik.
"Aduh... anak gadis ayah udah mandi, sini ayah sisirin" dodit
Kanaya tersenyum melihat ayahnya membawa sisir ditanganya. Kanaya membelakangi ayahnya, dodit menyisir rambut Kanaya dengan hati2. Hati ayah mana yg tidak sakit melihat buah hatinya menderita, Kanayanya yg pintar, cerdas, tegas, manja, mandiri, ceria, dan keibuan entah kemana.
Kanaya putrinya itu sekarang seperti princessnya 22 tahun yg lalu. Air Mata menetes tak terbendung, dadanya terasa sesak. Dodit mengikat rambut panjang anak gadisnya itu dengan penuh kesedihan
"Dek... udah siap, pakai jilbabnya ayah kerja dulu ya..." dodit
"Ok siappp" Kanaya
Dodit berjalan keluar dengan cepat menghindari Kanaya yg mungkin akan bertanya pada ayahnya itu. Dodit berlari keluar menuju taman yg ada dirumah sakit. Semua orang melihatnya dan mengikuti panglima tni itu, dodit duduk dikursi taman. Ya.... dodit menangis tersedu- sedu, dia benar2 tidak sanggup lagi berpura- pura tegar dihadapan semua orang. Kesan tegas dan wibawa seorang panglima TNI tidak tampak lagi, yg terlihat adalah hati seorang ayah yg sangat rapuh dan begitu terpukul.
Sebuah tangan menyentuh bahunya, tangan itu milik satria. 2 anaknya memeluk tubuh tegap laki2 berusia setengah abad itu yg begitu rapuh. Ayah dan anak itu saling berpelukan diiringi tangis, semua orang yg melihat juga menangis melihat 3 pria dengan usia yg berbeda itu begitu rapuh. Sahabat dodit menghampiri mereka, memberikan semangat buat 3 pria itu.
"Lo pasti kuat suh, gue yakin dengan cinta seorang ayah dan abang, ditambah lagi dengan cinta seorang kekasihnya Kanaya bisa cepat pulih" dika
"Hiks...hiks... aku gak sanggup bang liat Kanaya begitu" dodit
"Sabar le.. lo harus kuat buat Kanaya" indra
"Iya...le gue paham, tapi ayah mana yg sanggup ngeliat putrinya menderita, ingin rasanya gue aja yg gantiin anak gue le" dodit
"Kita paham le.. lo gak sendiri kita ada buat lo ok" dedi
"Iya makasih kalian udah ada buat gue" dodit
Mereka para jendral itu berpelukan saling menguatkan satu sama lain. Begitu juga para genk tentara itu juga menbentuk lingkaran sendiri berpelukan, untuk saling menguatkan satu sama lain. Semua orang yg melihat merasa terharu melihat 4 jendral dan 8 perwira tni itu begitu kompak.