Ram sedang berbaring di atas kasur tipisnya. Ia menerawang kejadian itu kembali. Malam sunyi selalu berhasil menghanyutkan pikirannya ke hulu kenangan.
Ram kecil hanyalah anak SMP biasa yang lebih suka terdiam dan menyendiri. Tak punya banyak teman. Hanya satu, itupun tidak begitu dekat. Sering menyepi ke pojokan perpustakaan sekolah dengan buku otomotif yang halamannya ratusan.
Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 13. Yang Ia harapkan hanyalah ingin segera lulus sekolah dan bekerja. Ia ingin membantu ibunya membiayai hidup. Ketika ia sedang asyik-asyiknya membaca, tiba-tiba ada gadis yang tanpa permisi langsung duduk dj sampingnya dengan membawa es krim.
Ram melototi gadis itu tanpa ragu. Namun, gadis itu tidak peduli. Ia malah membuka bungkus es krimnya dan langsung ia makan.
"Jangan makan di dalam perpustakaan. Kamu tidak bisa membaca peringatan yang sangat besar di depan sana?" Bisik Ram.
Gadis itu hanya menoleh ke arah Ram lantas mendekatkan es krim tersebut ke mulut Ram. Ram menjauhkan kepalanya tetapi ditahan oleh tangan kecil itu yang bebas.
"Selamat ulang tahun. Makanlah, aku tidak akan marah jika kamu memakannya," ucap sang gadis masih menyodorkan es krimnya.
Ram menggeleng dan kembali menunduk, membaca bukunya barusan.
"Sungguh kamu tidak mau?" Tanya gadis itu lagi.
Ram berhenti membaca dan mendongakkan kepalanya menatap gadis itu lagi. Tatapannya beralih ke es krim yang sangat menggiurkan.
"Apa boleh?" Tanya Ram memastikan.
Gadis itu mengangguk dan membiarkan Ram menggigit es krim rasa coklat itu.
"Terima kasih," ucap Ram.
Namum, gadis itu malah memberikan es krimnya kepada Ram lantas pergi meninggalkannya yang kebingungan. Ram mengendikkan bahu tidak peduli.
Selepas sekolah, Ram mengayuh sepedanya pelan menuju ke rumah. Ia bersenandung ria tanpa ada beban. Sesampainya di depan gang, Ram dihentikan oleh segerombolan anak laki-laki yang berseragam sama sepertinya. Masing-masing dari mereka membawa plastik hitam yang Ram sendiri tidak tau apa isinya.
Matanya memicing ketika melihat gadis tadi pagi yang berada dj belakang tubuh anak laki-laki berbadan tinggi. Ia lalu turun dari sepedanya dan menatap orang-orang di depannya heran.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" Tanya Ram memegang stang sepedanya erat. Ada rasa sedikit cemas yang menjalar di hatinya. Sekuat tenaga ia tidak menampakkannya.
"Wah wah! Rupanya teman kita ada yang sedang ulang tahun. Woy! Tunggu apa lagi?! Cepat beri Raymon kejutan!" Komandonya membuat gerombolan anak laki-laki itu mengeluarkan telur dari masing-masing plastik yang dipegang.
Raymon langsung menunduk dan melindungi tubuhnya dari serbuan. Ia tak kuasa menerima lemparan demi lemparan. Teriakan meminta tolong pun tak luput dari bibirnya.
"MAMA! TOLONG RAY!" Teriaknya sangat keras.
Dari balik gang, muncul perempuan cantik dengan perut membuncit. Ia berlari kesusahan menghampiri suara yang sangat ia hapal. Betapa terkejutnya ketika ia melihat anaknya berjongkok melindungi dirinya dari serbuan. Ia langsung mendekati Ram dan menahan lempar-lemparan itu.
"Hei! Apa yang kalian lakukan?!" Tanya ibu Ram marah.
Tanpa rasa takut, mereka tetap melempari tubuh ibu dan anak tersebut. Tidak terima karena kepala ibunya menjadi sasaran, Ram langsung bangkit dan menarik kerah baju laki-laki yang sepertinya adalah ketua dari gerombolan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORETHA ✔
Teen FictionIbunya yang selalu memikirkan karier dan ayahnya yang mendua menjadikannya gadis urakan tak terurus karena kurang kasih sayang. Bersama empat temannya, Revina Destha lalui masa remajanya yang tak punya aturan. Sampai suatu hari, ia bertemu dengan la...