01. Senior Galak

2K 115 5
                                    

Syuuuung~

Hiroki dengan santainya mengayuh sepedanya di pagi hari. Dengan bangga, dia memakai jas putihnya lengkap dengan kartu pengenalnya yang terselip di sisi saku bagian kanan depan jasnya.

Ah, belum kenalan ya.

Iijima Hiroki. Anak tunggal keluarga Iijima. Berambisi menjadi dokter sejak bangku SMP karena diceritakan orang tua bahwa ada dokter yang gigih membantunya saat dia kecelakaan.

Saat itu, Hiroki kecil yang masih berusia tujuh tahun pulang sekolah sendirian. Karena tidak melihat jalan, dia menyebrang sembarangan dan akhirnya tertabrak oleh sebuah sedan yang sedang melaju kencang saat itu.

Dengan sigap, seorang pejalan kali menelpon ambulan. Saat sampai dirumah sakit, kebanyakan dokter disana mengatakan bahwa Hiroki tak dapat diselamatkan.

Tapi, ada satu dokter, yang berkeyakinan bahwa Hiroki akan selamat jika mereka bekerja dengan cepat, tepat dan akurat. Operasi penjahitan dan transfusi darah di lakukan.

Hanya membutuhkan waktu tujuh jam, Hiroki mendapatkan kembali detak jantung normalnya. Tekanan darahnya juga mulai berangsur stabil. Dan hadirlah Hiroki yang sekarang ini.

Ckiiit!

Wah, membahas sedikit cerita tentang kenapa Hiroki ingin bekerja di bagian medis lumayan lama. Buktinya, Hiroki sudah sampai di tempat kerjanya.

Rumah Sakit Seito.

Rumah sakit nasional bertaraf internasional. Reputasinya sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Hiroki memarkirkan sepedanya, lalu membenarkan posisi tasnya.

Greeek!

Pintu ruang kumpul anak KoAss dibukanya. Hiroki langsung menaruh tasnya di loker yang sudah dia dapatkan kuncinya kemarin.

Saat hendak keluar, dia melewati sebuah cermin. Maka, memundurlah langkahnya hingga tepat didepan cermin. Dia berdiri didepan sana dengan percaya diri sambil merapikan rambutnya.

"Semangat Hiroki!" ujarnya menyemangati diri sendiri. Lalu dia keluar ruangan untuk ikut upacara penerimaan KoAss baru.

≒≒≒≒≒≒
★ Iijima Hiroki ★
≒≒≒≒≒≒

"Saya harap, kalian dapat memberikan yang terbaik bagi pasien. Utamakan keselamatan dan perasaan pasien. Rawat dengan sepenuh hati, sebagaimana kalian menjaga diri kalian. Sekian dari saya."

Gemuruh tepuk tangan langsung terdengar saat sang senior selesai dengan pidatonya.

"Wah.. Keren sekali."

"Tentu saja!"

Hiroki menoleh cepat ke arah sunber suara. Tidak lupa dengan wajah terkejutnya. "Namanya Seto Toshiki. Anak dari pemilik rumah sakit ini. Dia dokter bedah jenius dengan catatan riwayat kegagalan operasi nol persen."

"Nol persen?!" Hiroki masih ingat tempat, meskipun terkejut tapi suaranya tetap berbisik. Lalu perempuan itu mengangguk, "Toshiki senpai* menyelesaikan kuliah pertama di Jepang. Lulusan Tokyo University jurusan kedokteran. Dan sisanya, dia lanjutkan di London."

Hiroki menganggukkan kepalanya pelan. Lulusan Universitas Tokyo memang tidak perlu diragukan. Tapi sedetik kemudian, dia menoleh.

"Permisi.. Maaf. Namamu?" dengan sopan, Hiroki bertanya sambil nyengir. "Matsuda Ruka." katanya sambil menunjukkan pengenalnya yang tergantung di lehernya.

"Ah, aku Iijima Hiroki. Mohon kerjasamanya." Hiroki membungkuk, diikuti Ruka setelahnya.

NGING!

Dengungan microphone membuat perkenalan Hiroki dan Ruka terhenti. "Senpai itu lagi yang maju." gumam Hiroki. Dilihatnya, sang senpai membawa sebuah kertas ditangannya. Ruka menepuk pelan bahu Hiroki.

"Aku sih tidak ingin berada dalam pengawasannya selama aku magang disini." jelasnya. Hiroki dengan polosnya menoleh dan bertanya, "Memangnya kenapa?"

"Dia galak. Perfeksionis. Ambisius. Dingin." jawab Ruka. Mendengarnya seperti itu, membuat Hiroki secara otomatis menelan ludahnya pelan.

"Dengan ini, nama yang saya sebut harap maju kedepan dan berdiri didepan podium."

"Ku harap aku tidak bersamanya." do'a Hiroki. Ruka mengamini, sekaligus ikut mendo'akan agar dirinya tidak termasuk jajaran orang yang berdiri disana.

Tapi harapan ya tinggal harapan.

Namanya dipanggil urutan kelima. Membuat Hiroki dengan berat hati maju kedepan.

"Baik. Kalian, ayo ikut ke ruangan saya." ucap si senpai. Kelima pemuda itu mengekor di belakangnya.

≒≒≒≒≒≒

★ Seto Toshiki ★
≒≒≒≒≒≒

Hening.

Gila. Hiroki tidak tau kalau ruangan dokter bedah akan seseram ruang operasi. Maksudnya, lihat atmosfir ruangan ini. Begitu suram dan penuh ketegangan.

"Sebelum aku mengenal kalian, aku akan memperkenalkan diriku. Namaku Seto Toshiki. Dokter spesialis bedah." katanya.

Itu?! Hanya itu sesi perkenalan dirinya?! Batin Hiroki.

Sedangkan di mejanya, Toshiki berdiri sambil bersandar. Matanya terpaku pada kertas yang berada di tangannya.

"Iijima Hiroki?" panggilnya pelan. Hiroki maju selangkah lalu membungkukkan tubuhnya. "Dari semua teman-temanmu ini, ini pertama kalinya kau magang?" tanyanya dengan nada pelan. Jujur, suara beratnya mirip dengan suara ayahnya. Hiroki jadi takut.

"I-Iya senpai. Karena saya ambil kelas akselerasi sekaligus kerja paruh waktu, jadi tidak ada waktu untuk magang."

"Lalu? Aku peduli?"

JDER!

"Aku tidak bertanya apa alasanmu tidak mengikuti magang, Iijima Hiroki. Tidak bermutu"

JDER!

"Semua orang bisa membuat alasan. Tapi disini, alasan tidak dibutuhkan. Pasien tidak butuh alasan."

Cukup sudah! Kesabaran Hiroki sudah melampaui batas amannya. Ingin sekali rasanya Hiroki mencekik seniornya ini.

Tahan Hiroki, tahan. Baru hari pertama.

"Maafkan saya senpai." katanya setelah berusaha menekan seluruh amarahnya. Toshiki sendiri masih terlihat santai disana, "Kembali ke tempat. Shouma Kai?"

Begitulah hari pertama Hiroki dan teman-temannya. Mendapat kritikan pedas dan menantang dari seorang senior jenius bedah, Seto Toshiki.

.

.

.

TBC

Nb.

* Senpai = Senior

Magang [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang