Kian hari, penyakit Catherine semakin menggerogoti tubuhnya. Dulu langsing dan indah sekarang menjadi kurus kering. Selain itu, nafsu makan Catherine berangsur-angsur menurun.
"Sekali lagi oke? Makan sedikit saja. Habis itu aku suntikkan obatnya."Hiroki membujuknya. Bagaimanapun, dia sangat sangat amat ingin Catherine sembuh.
Catherine menyuapkan sedikit nasi. Dan itu membuat Hiroki tersenyum. "Nah. Oke siap ya. Saya ambilkan dulu obatnya." Hiroki beralih ke troli yang ada di belakangnya. Mengambil suntik yang sudah terisi oleh obat.
"Sudah tiga bulan aku disini. Bosan sekali. Aku ingin pulang." keluh Catherine. Hiroki tersenyum, "Maka dari itu, makan yang banyak Catherine-san. Tarik nafas ya. Aku suntik, bilang jika terasa sesuatu."
Catherine tersenyum geli, "Kau selalu bilang begitu. Tapi suntikkanmu tidak terasa. Sungguh. Aduh calon dokter ini menggemaskan sekali ya~" goda Catherine. Hiroki membuat cekungan sedih di bibirnya.
"Aku ini tampan Catherine-san. Belum lihat saja saat aku tampan."
Entah sejak kapan, Hiroki mengeluarkan kacamata hitam miliknya di saku jas putihnya dan memakainya dengan gaya sombong yang justru malah terlihat lucu diwajahnya.
Catherine tertawa terbahak-bahak.
"Bagaimana? Bagaimana? Aku tau aku tampan." ujarnya percaya diri. Catherine terdiam, berusaha meredakan tawanya. "Pffttt-! Bwahahahaha! Aku tidak tahan. Hahahaha." tawanya geli.
"Moooou~ hentikan Catherine-san!"
≒≒≒≒≒≒
★ Iijima Hiroki ★
≒≒≒≒≒≒"Jadi, bagaimana? Kamu mau menerimanya?"
Entah. Ruka masih diantara bingung dan bermimpi. Bagaimana bisa, Shouma Machii menyatakan perasaannya di atap rumah sakit. "Ruka-chan?" panggil Machii saat tidak mendapat respon dari wanita terkasihnya.
"E-Eh?!"
"Apa terlalu aneh?" Machii menggaruk belakang kepalanya canggung. "Maafkan aku kalau itu mengangganggumu. Lupakan saja ya ehehe. Ah! Mari makan siang!" tambahnya mengalihkan pembicaraan. Kemudian Machii berjalan menuju pintu keluar.
Sebelum tangannya mencapai gagang pintu, Ruka menahannya.
"Aku mau." cicitnya pelan. Machii menatapnya terkejut. "Aku mau... Jadi pacarmu." tambahnya. Senyum lebar semakin terkembang di wajah pemuda itu.
Dengan cepat dia memeluk tubuh kecil Ruka. "TERIMA KASIH!" teriaknya. Ruka sedikit terkejut, lalu kemudian dia tertawa. "Machii-kun berisik! Malu!" ujar Ruka sambil menonjok pelan perut berotot sang pacar.
"RUKA PACARKU! KEKASIHKU! YEAAAH!" dan Machii tidak memperdulikan itu. Mereka tidak tau saja, Ukyo Matsumoto tidak sengaja memergoki mereka diatap gedung sebelah. "Ck. Si bodoh itu apa yang dia lakukan? Sudah kukatakan untuk menjaga sahabatnya." gerutu Ukyo.
Bukan bermaksud jahat.
Hanya saja Ukyo tidak ingin kejadiannya di masa lalu terulang pada Toshiki. Dia tidak ingin Toshiki merasakan sakitnya rasa sakit itu meskipun Toshiki notabenenya adalah rival.
Dia masih punya hati.
≒≒≒≒≒≒
★ Iijima Hiroki ★
≒≒≒≒≒≒Sejujurnya, Hiroki membenci ini.
"Hei bocah magang. Ambilkan pinset anatomi!" ucap seseorang. Buru-buru Hiroki memberikan pinset yang terletak di troli sebelah kirinya. "Haya Senpai. Kenapa aku harus mengikuti proses autopsi? Aku harus mengurus pasien yang sudah dipercayakan dokter Toshiki padaku." keluh Hiroki panjang lebar dibalik maskernya.
Hayato menoleh, "Bocah, aku mengajakmu bukan untuk hal percuma. Menjadi seorang dokter tentu kau harus mengetahui dan menghafal organ tubuh manusia kan?"
"Tentu saja senpai! Permasalahannya adalah--"
"Permasalahannya kau banyak bicara. Ikuti saja oke. Cepat kau ambilkan gunting bedah." Hiroki memutar matanya malas dan memberikan alat sesuai permintaan Hayato. Berdebat dengannya adalah hal percuma. Batin Hiroki nelangsa.
Beberapa menit kemudian, muncul Ukyo dengan langkah tegasnya. "Haya ikut aku. Loh? Kenapa kau ada disini?" tanya Ukyo ketus pada Hiroki. "Haya Senpai yang menarikku kesini dok." balas Hiroki setengah merajuk.
Ukyo memutar matanya malas, "Berapa kali harus kubilang? Kau kan juga punya KoAss sendiri di bagian Bedah Mayat. Kenapa harus mengambil KoAss ditempatku?"
Loh? Jadi yang mengawasi dan bertanggung jawab atas namaku adalah Ukyo senpai?
"Warui na*~ Hanya bocah magang ini yang sangat pintar soal instrumen bedah. Makanya aku mengajaknya." jujur, Hiroki agak merasa bangga saat dipuji oleh Hayato. Ukyo berdecak, "Hiroki! Bukankah sekarang jadwalmu memeriksa dan memberi Catherine obat?"
Hiroki memeriksa jam tangannya, "Wah Yabai**! M-Maaf Haya Senpai. Aku harus pergi maaf sekali-!" Hiroki melepas handscoonnya dan maskernya. Kemudian membungkuk hormat dan berjalan tergesa-gesa.
"Ada apa kau mencariku?" tanya Hayato sambil membuka maskernya. Ukyo membuang wajahnya, "Ruka berpacaran seorang trainee." gumamnya pelan. "Ruka?" Hayato nampak berpikir. Lupa lupa ingat siapakah nama gadis yang baru saja dia sebutkan.
"Ruka! Matsuda Ruka. Teman kecil si Toshiki."
"Ah! Itu. Kenapa?"
"Astaga kau tidak mendengarnya? Ruka berpacaran dengan trainee untuk kedokteran bidang pediatrik***."
Hayato mengerutkan alisnya. Beberapa menit kemudian dia paham maksudnya. "Tenanglah Ukyo. Ruka punya teman garang dan super posesif seperti Toshiki. Dia akan selamat." ujarnya. Ukyo menggebrak meja mayat tidak sabaran.
"Empat tahun lalu. Ada seseorang yang berkata mirip sekali seperti perkataanmu." katanya dengam nada rendah. "Saiba Niko punya teman posesif seperti. Dia tidak akan apa-apa. Dan kau tau apa yang terjadi?"
"Saiba Niko milikku berpacaran dengan kakak kelasnya. Tiga bulan kemudian dia hamil. Keduanya setuju untuk aborsi dan Boom-! Niko meninggal karena pendarahan. Dan si brengsek itu kabur."
Hayato menahan nafas. Berusaha menetralkan nafasnya. Menghadapi Ukyo dalam mode marahnya lebih sulit daripada menghadapi ujian nasional. "Sekarang si brengsek itu sedang menikmati kehidupannya diluar sana, bersama Ruka." geramnya.
"Tenang Ukyo. Kita masih bisa mengawasinya oke? Aku akan meminta si KoAss tadi membantuku." ujar Hayato disertai cengiran. Ukyo menepuk keningnya pelan. "Kenapa kau melibatkan Iijima dalam masalah ini?"
"Bukan melibatkan. Hanya saja, dia dengan Ruka." penjelasan Hayato membuat kening Ukyo mengkerut. "Kau tidak tau? Matsuda Ruka, Iijima Hiroki dan Shouma Kai itu terkenal karena jika sedang istirahat mereka pasti bersama."
"Jadi tenangkan dirimu kawan. Ruka akan baik-baik saja. Percayalah."
Nb.
* Warui na: waduh maaf ya
** Yabai : bahaya/gokil/keren
*** Pediatrik : dokter anak-anak
KAMU SEDANG MEMBACA
Magang [End]
DiversosBeberapa pengalaman Iijima Hiroki, mahasiswa KoAss yang magang di Rumah Sakit Seito. Juga dibimbing oleh beberapa seniornya dengan berbagai sifat berbeda.