05. Cinta Lokasi

1.2K 93 7
                                    

Begini, Hiroki dan Kai benar-benar ingin sekali pergi sejauh-jauhnya dari kantin.

"Oh jadi Machii juga magang disini? Apa Trainee*?"

"Saya kebetulan Trainee disini. Inginnya kerja menetap disini. Soalnya sudah terlanjur betah."

Iya. Hiroki dan Kai harus menemani Ruka yang sedang menjalankan aksi pendekatannya pada si dokter ganteng Trainee, Shouma Machii.

Secara bersamaan, Hiroki dan Kai memasang wajah malas sambil membuka mulutnya tak percaya. Ruka tertawa secara feminim adalah hal teraneh selama mereka bekerja dimari.

"Kalau kalian, bagaimana?"

Siiiiing~

Secara bersamaan lagi, Hiroki dan Kai menoleh kebelakang lalu mereka menunjuk diri masing-masing. Machii mengangguk, "Iya. Kalian. Siapa lagi?"

"Oh. Kalau aku magang. Hehe. Ohiya. Aku Iijima Hiroki. Calon dokter Pediatrik." kata Hiroki dengan senyum manisnya.

Machii mengangguk, "Lalu kamu?"

"Shouma Kai. Calon dokter bedah. Magang juga dengan Hiroki Nii-san." ucapnya singkat. Machii sih tidak terganggu karena dia paham Kai bukan tipe orang yang banyak bicara.

Terlihat jelas menurut Machii.

"Maaf ya Mas. Teman-teman saya begini semua hehe." Ruka cengengesan cantik. Machii tertawa pelan, "Oi oi. Kenapa harus minta maaf? Harusnya bersyukur ada teman seperti mereka. Mau menemani perempuan manis sepertimu tanpa banyal bantahan."

BLUSH!

"Oh iya. Hiroki Nii-san kita belum verbeden** kamar xxx. Ayo kita kesana. Kami duluan ya, Machii-senpai. Ruka-senpai."

Kai membungkukkan tubuhnya. Kemudian menarik paksa Hiroki yang tengah meminum teh manisnya.

"Heeei! Kaliaaaaan!" Ruka merengek. Malu dong jika ditinggal berdua oleh dokter ganteng itu.

≒≒≒≒≒≒
★ Iijima Hiroki ★
≒≒≒≒≒≒

"Nah akhirnya kita bebas." Kai berucap sambil bernafas lega. Kemudian dia berjalan begitu saja meninggalkan Hiroki. "Oi tunggu! Mau kemana?"

"Ganti perban."

"A-Aku ikut!"

Kai berbalik hingga Hiroki berhenti mendadak dari langkah terburu-burunya. "Kau boleh ikut dengan syarat tidak pingsan!" tegasnya. "Aku tidak menyangka ada calon dokter yang takut darah sepertimu." tambahnya dengan helaan nafas.

Hiroki menggaruk belakang kepalanya canggung, "Kalau soal itu sih tidak bisa di tolong hehe." katanya polos. Dan Kai masih betah mempertahankan wajah datarnya, "Pergi dan siapkan masker serta handscoonmu. Aku menunggumu disini." katanya sambil berlalu.

Hiroki hormat ala tentara pada punggung yang paling muda. "Oke boss!!"

Beberapa menit mereka habiskan untuk persiapan diri dan alat, mereka akhirnya pergi menuju ruangan dimana pasien beristirahat. "Namanya Tuan Jin. Luka dalam di bagian kaki dan bocor area kepala-"

"Ew!"

"Dengarkan dulu Nii-san!"

PLAK!

Gemas, Kai memukul belakang kepala Hiroki dengan gulungan kertas data pasien. "Aw! Hei sopan sedikit!! Aku lebih tua dua tahun darimu!" katanya kesal. Kai kembali fokus pada kertasnya, "Jadwal oper** kali ini kita hanya harus mengganti perban dan anti-demam Tuan Jin. Sudah siapkan obatnya?"

"Oke siap."

≒≒≒≒≒≒
★Toshiki Seto★

≒≒≒≒≒≒

Ceklek!

Ukyo memasuki ruangan Seto dengan segenggam berkas ditangannya.

Brak!

"Dimana sopan santunmu?" tanya Toshiki geram sambil menatap segenggam dokumen yang dilemparkan ke mejanya. "Ups! Gomennasai Sacho***. Saya terburu-buru." katanya main-main sambil melenggang keluar.

"Ah iya hampir lupa!" Ukyo menggantung ucapannya sambil memegang knop pintu. "Matsuda Ruka. Iya kan? Teman lamamu itu." tanyanya.

BRAK!

"Berani kau mengganggu hidupku, aku tak segan untuk membunuhmu." gertak Toshiki kesal. Ukyo mendengus pelan, "Hooo~ aku takut." ledeknya. "Tapi Sacho, dokter itu, bukankah haram melukai orang lain?" tanyanya yang makin membuat emosi Toshiki tersulut.

"Ah. Maa ii. Itu bukan hal yang ingin kubahas. Hanya ingin memberitahu, ada baiknya kau menjaga sahabat manismu itu."

"Apa yang sedang kau rencanakan?"

"Cih. Kurang kerjaan sekali kalau aku ingin mengganggu dia. Lebih baik aku mengganggu Hiroki. Aku dengar, ada seseorang sedang mendekati teman tersayangmu itu

Dan menurut sumber informasiku, dia bukan orang baik. Jadi, siapkan mata dan telingamu, Sacho." diucapan terakhirnya, Ukyo tersenyum remeh kemudian keluar dari ruangan Toshiki.

Grep!

PRANG!

Toshiki melempar kuat-kuat vas bunga yang ada dimejanya. "Cukup. Cukup sekali aku kehilangan orang berhargaku." gumamnya sambil memandangi foto kekasihnya yang sudah tiada. "Saki, tolong jangan kau bawa Ruka juga. Hanya dia yang kupunya. Sekarang ini."

Dan adegan itu berakhir dengan Toshiki yang memeluk foto mendiang kekasihnya sambil menahan tangisnya. Baginya, kehilangan Saki dan Ruka disaat yang bersamaan sama dengan ajal siap menjemputnya.

N.b

* Trainee: staff yang dilatih untuk bekerja dirumah sakit.
** oper: kegiatan dimana mereka akan briefing setiap pergantian shift
*** Sacho: ketua

Magang [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang