"Kamu memang yang terbaik, Adrian!" ucapnya masih terengah-engah. Kami berdua cukup lelah. Keringat masih mengucur deras dari sela pori-pori kami. Hawa panas masih kami rasakan menyeruak di seluruh penjuru ruangan.
"Aku tidak sangka bisa menemukan seseorang sepertimu. Kamu tampan, bersih, pandai berpenampilan, atletis dan ..."
"Dan apa?" spontan aku menatapnya.
"Punyamu ... luar biasa." Tatapannya mengarah ke bagian sensitif. Seketika aku tersipu. Bisa saja dia ini. Duh!
"Ya sudah, aku mau mandi." Dia bangun, duduk di pinggir tempat tidur. "Biasa, ya. Nanti kutransfer ke rekeningmu." Dia pun menuju kamar mandi.
Aku lega. Akhirnya aku bisa membawa pulang uang. Jujur, mencari kerja jaman sekarang susah. Selain pesaing, usia dan pengalaman juga harus selaras kalau ingin mendapatkan pekerjaan yang baik. Apalah dayaku yang hanya lulusan SMP, pemalas dan tidak punya banyak pengalaman. Hahaha.
***
"Sampai ketemu lagi nanti, ya, Dri," ucapnya setelah mengantarku ke tempat yang kuminta.
Di tanganku sudah ada berbagai oleh-oleh. Katanya, uang pun sudah dikirim. Sungguh, aku bahagia hari ini. Bulan ini, istriku tidak akan marah-marah lagi. Fyuh!
"Bye, Dri!"
"Iya, Om." Dia pun berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemara Tunggu (COMPLETED)
Short StoryKumpulan CerPen yang kami buat secara amatir. (Update tiap Hari Minggu, Selasa dan Rabu)