~•~
Alea menatap dua lembar tiket konser The Cygnus yang baru saja beralih ke tangannya.
"Ajak temen lo juga," ujar Darel.
Jika orang lain mendapatkan tiket ini akan bahagia, Darel memberinya secara cuma-cuma. Tak jarang orang yang berlalu lalang menatapnya iri atau bahkan ada pula yang menyapa Darel.
"Hai!" Darel membalas lambaian tangan penggemarnya dengan senyum manis andalannya.
"Weekend ini ya?" tanya Alea.
Darel mengangguk. "Bisa kan?"
"Kalau gak sibuk gue dateng," ujar Alea.
Sikap manis Darel melewati batas padanya, meski Alea tahu bagaimana Darel memperlakukan semua cewek-cewek disini namun Alea sedikit berbeda.
"Jangan bilang lo suka sama dia?" bisik Raina mengintimidasi.
Alea tersadar bahwa ia tak hanya berdua dengan Darel.
"Ngaco!" balas Alea dan dapat didengar langsung oleh Darel.
"Kenapa?" tanya Darel heran.
"Lo lagi ngambil hati Alea? Biar tambah penggemarnya? Atau buat apa?" Raina melipat kedua tangannya didepan, seolah menatang makhluk yang nyaris sempurna dihadapannya ini.
"Iri bilang boss!" jawab Darel tak kalah sarkas.
"Kenapa jadi kalian yang ribut?" Alea jadi kesal sendiri.
"Udah Rain, nih satu tiket buat lo," Alea menyerahkan satu tiket untuknya.
"Sebenarnya mana mau gue nonton konser gak jelas walaupun gratis!"
"Oh ngajak ribut?" Darel tertawa dingin.
Raina terpaksa mengambil satu tiket dari tangan Alea.
"Gue mau lihat perform yang gagal dan gue bakal jadi penonton yang ketawa paling kenceng."
"Ok kita lihat!"
"Rel. Emm-
Alea menggantungkan kalimatnya, lidahnya sedikit tercekat. Darel menautkan alisnya menunggu kalimatnya.
"Bukunya makasih ya."
Hening seketika. Raina pun masih melipat kedua tangannya didepan, memperhatikan interaksi dua manusia dihadapannya.
"Oh iya Al," jawab Darel akhirnya.
°°°
Pagi ini Alea telah menginjakkan kakinya pada atas gedung tua yang sudah lama tidak berpenghuni ini, jika bukan karena Stella mungkin sekarang Alea masih bergelut dibalik selimut.
Dihadapannya sudah ada Stella yang mati-matian menahan kekesalannya, gadis pendiam itu sangat sulit untuk diajak sekedar berbincang.
Alea mulai membuka mulutnya.
"Gue harap lo dengerin penjelasan gue, Stella."
Sedangkan lawan bicaranya mulai merasa tidak nyaman, padahal hanya ada mereka berdua di rooftop gedung ini.
"Tolong jangan salah paham dengan Arthur. Semua yang Arthur katakan itu gak benar!" Alea nampak yakin dengan ucapannya.
"Sorry kalau lo merasa gak enak hati ke gue."
"Kalian berdua gak ada yang salah," perkataan Stella membuat Alea menautkan alisnya. Stella berujar sedikit menundukan kepalanya, ia takut?.
"Tapi tolong Al, jauhi Arthur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Delayed ☑️
Novela JuvenilTentang impian yang tak mudah di gapai. Lika-liku cinta. Suka duka persahabatan. Alea. Gadis itu super sibuk untuk meraih impiannya, prinsipnya tidak menyia-nyiakan waktu. Suatu hari bertemu dengan Arthur dan membuat kesan buruk bagi Alea, namun...