“'Hai'. Setelah mengatakan kata ini satu sama lain, cerita kita dimulai.”
‘Hi Hello’ by Day6.
•~•~•
"Apa semua sudah siap, hyung?"
Menghela nafas lalu mengalihkan pandangan dari iPad miliknya pada sang adik. Pria yang dipanggil 'hyung' tersebut menatap khawatir pada sang adik yang kini tengah berdiri di sampingnya.
"Sudah. Tapi.. Jeno, apa kau serius akan mengujinya sendiri? Maksudku, itu terlalu berbahaya untukmu. Akan sangat berisiko karena kita sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi jika alat itu tidak bekerja dengan semestinya."
Sang adik menatap manik sang kakak lekat. Terdapat raut khawatir di wajah sang kakak, walau tak terlalu kentara, namun Jeno menyadarinya.
Jeno mengukir senyum kecil, "tak apa, hyung. Tidak akan ada hal buruk yang terjadi padaku," Jeno menjeda, "jika bukan aku sendiri yang mengujinya, bagaimana bisa ku tahu kekurangannya? Aku yang menciptakannya hyung, aku yang membuatnya, maka aku juga yang harus mengujinya."
Masih dengan ekspresi yang sama, Mark—sang kakak, menatap tepat ke manik sipit sang adik. Tak ada keraguan sedikit pun yang ditampilkan, namun justru sebaliknya.
Sang adik benar-benar keras kepala. Tapi, apa yang dikatakan Jeno ada benarnya juga. Jeno yang menciptakan alat itu, maka Jeno sendiri pula yang harus mengujinya. Tapi, Mark ragu. Apa Jeno bisa mengatasi hal tak terduga apabila terjadi sesuatu?
Maksudnya, melawan risiko yang kemungkinan besar terjadi menimpanya. Mark tidak ingin sesuatu—apapun itu, terjadi menimpa sang adik. Walau terkadang mereka akan beradu argumen dan berdebat, tapi Mark menyayangi Jeno. Mark sangat menyayangi sang adik.
Jeno pun merasakan perasaan sang kakak serta kekhawatiran sang kakak padanya. Jeno mengerti, kakaknya itu sangat mengkhawatirkan dirinya.
Tapi, apa boleh buat? Ia harus melakukannya. Jika bukan ia, lalu siapa? Walau pun bisa saja Jeno menggunakan robot android ciptaannya. Tapi, Jeno tidak akan puas dengan hasil yang didapatnya nanti.
Jeno menepuk ringan pundak sang kakak seraya tersenyum menenangkan. "Kau tak perlu khawatir, hyung. Kalau pun pada akhirnya terjadi sesuatu padaku, aku yakin aku akan baik-baik saja. Aku berjanji akan menjaga diriku. Kau percaya padaku 'kan, hyung?"
Mark menatap lekat-lekat manik sang adik guna menemukan celah dibalik manik berlapis kacamata beningnya. Mark memejamkan mata sejenak dan menghela nafas kasar. Ia harus percaya, alat yang diciptakan sang adik tidak pernah mengecewakan. Alat apapun yang diciptakannya, tidak pernah gagal. Ya, Mark harus percaya pada Jeno.
"Baiklah, aku percaya padamu."
Jeno tersenyum lebar. Jika sang kakak sudah setuju dan memercayainya, maka Jeno bertekad bahwa ia tidak akan pernah membuat sang kakak kecewa. Ia sudah berjanji dan akan menepatinya.
"Gomawo hyung." Mark membalasnya dengan senyuman lalu merangkul pundak Jeno.
"Profesor, semuanya sudah siap."
Dua pasang netra yang sebelumnya saling bertatapan, kini mengarah pada pria bertubuh lebih kecil namun lebih tinggi, dengan balutan jas putih juga kacamata ber-frame cukup tebal—selayaknya seorang ilmuwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Bunny || Nomin
Fantasy> > [SEASON I - Completed ✔] 🐰-Jeno terjebak di dalam dimensi lain akibat mesin waktu ciptaannya. Di sana, ia bertemu dengan Jaemin yang merupakan bangsa Bunny. Bersama Jaemin, Jeno membuktikan bahwa perbedaan tak bisa menghentikan cinta. Namun jug...