"Maaf, aku membuatmu harus menerima luka"
•~•~•
Happy Reading
Sorry for typo(s)Jeno berjalan mengikuti langkah Jaeno yang berjalan di depannya. Entah Jaeno akan mengajaknya kemana, Jeno tidak tahu. Jeno hanya mengikuti langkahnya saja selama hampir 10 menit.
Sementara Jaemin mungkin masih berada di kediaman Jung. Karena setelah kedatangan Jaeno dan Minyung, Jeno diajak pergi oleh Jaeno secara tiba-tiba.
Tibalah keduanya di sebuah danau yang cukup luas. Jaeno lalu mendudukkan dirinya di atas rumput merah muda disusul oleh Jeno. Jaeno duduk dengan kedua lengan ditaruh di lutut. Sementara Jeno duduk bersila di samping kanannya.
"Kenapa kau mengajakku kemari?", tanya Jeno yang dibalas gelengan kepala oleh Jaeno.
"Tidak apa. Aku hanya membutuhkan seorang teman"
Jeno hanya mengangguk sebagai respon. Hening kemudian. Keduanya lebih memilih untuk menatap ke arah air danau yang baru Jeno sadari memiliki warna yang unik. Air danaunya berwarna oranye sementara bunga-bunga teratai yang mengambang diatasnya berwarna biru muda.
"Aku selalu ingin berbicara empat mata denganmu", suara Jaeno mengambil alih atensi Jeno dalam kegiatannya. Jeno menoleh dan mendapati Jaeno yang masih setia menatap lurus ke depan.
"Katakan padaku", Jaeno menoleh dan menatap tepat ke arah manik Jeno, "Apa kau juga memiliki pikiran yang sama denganku?"
Kedua alis Jeno bertaut, "Apa maksudmu?"
"Apa kau juga berpikir, bahwa kita memiliki hubungan?", manik Jeno bergulir ke samping kala mendengar pertanyaan Jaeno.
Hubungan yang dimaksud Jaeno adalah hubungan keluarga. Selama ini, Jaeno memikirkan hal tersebut sendiri tanpa berniat untuk bertanya kepada keluarganya—seperti yang ia lakukan pada Jaehyun, ayahnya.
"Ku rasa tidak", jawab Jeno.
"Kenapa? Tidakah kau menyadarinya? Kita memiliki wajah yang sama, dan nama kita juga memiliki kemiripan. Tidakah kau berpikir bahwa kita memiliki hubungan?"
Jaeno merasa tidak habis pikir dengan Jeno. Apa Jeno tidak menyadarinya? Mereka terlahir dengan rupa yang sama namun dari bangsa yang berbeda. Apa tidak sedikit pun Jeno merasa bahwa mereka adalah saudara?
"Aku tidak yakin jika kita memiliki hubungan darah. Memang benar secara fisik kita sama, namun kita hidup di dunia yang berbeda. Kau dari bangsa bunny dan aku dari bangsa manusia. Menurutmu, jika kita benar sepasang saudara, lalu bagaimana bisa kita terlahir di beda dunia?"
Jaeno terdiam, apa yang telah Jeno katakan benar. Jika memang mereka adalah saudara lalu mengapa mereka dilahirkan di dunia yang berbeda?
"Aku rasa kita hanya mirip. Dan entah ini hanya sebuah kebetulan atau bukan, ku rasa kita memang berbuhungan", Jaeno kembali menoleh kala Jeno menyelesaikan kalimatnya. Namun Jaeno tidak menjawab dan memilih menunggu Jeno untuk melanjutkan kalimatnya.
"Orang tuaku, memiliki wajah yang sama dengan orang tuamu", kedua mata Jaeno melebar namun ia tetap tak menjawab.
"Bukan hanya rupa, tapi suara hingga nama mereka sama. Hanya saja", Jeno diam dan menunduk.
"Ayahku sudah tiada", lirih Jeno.
Kembali, kedua mata Jaeno melebar sebagai respon kemudian ia melirih, "Maaf"
Jeno menoleh ke arah Jaeno kemudian ia mengangguk, "Tidak apa"
Hening kembali tercipta. Mereka saling diam, larut dalam pikiran mereka masing-masing. Sementara langit sudah hampir gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Bunny || Nomin
Fantasy> > [SEASON I - Completed ✔] 🐰-Jeno terjebak di dalam dimensi lain akibat mesin waktu ciptaannya. Di sana, ia bertemu dengan Jaemin yang merupakan bangsa Bunny. Bersama Jaemin, Jeno membuktikan bahwa perbedaan tak bisa menghentikan cinta. Namun jug...