🐰 𝐁𝐔𝐍𝐍𝐘 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝐈 - 𝐂𝐡.𝟎𝟒

3.1K 427 60
                                    

"Mengapa begitu banyak hal yang mengingatkanku padamu?"

•~•~•

Happy Reading
Sorry for typo(s)

Katakan saat ini Yuta merasa iri. Bagaimana tidak? Putra sulungnya lebih memilih untuk berjalan berdua dengan pria yang ia tahu bernama Lee Jeno. Sementara dirinya diacuhkan. Berjalan seorang diri di belakang, menyaksikan interaksi antara putra dan teman manusia putranya tersebut.

Berasa lajang, padahal sudah beristri.

Sudah satu minggu tidak bertemu dengan putra manisnya tentu saja Yuta sangat rindu. Tapi saat ini, rasa kesalnya lebih mendominasi. Lihatlah, bagaimana putranya tertawa bersama seseorang yang bahkan belum dua hari ditemuinya. Saling melemparkan lelucon, bergandengan tangan, dan sesekali putranya akan bergelayut pada lengan pria jangkung itu.

Ugh, Yuta iri. Ekspresi wajahnya tertekuk, kedua telinganya juga melemas dan turun karena kesal telah diabaikan putranya sendiri.

Jaemin tiba-tiba berhenti, begitu pun dengan Jeno dan Yuta. Jaemin lalu berbalik menghadap sang ayah. Yuta tersenyum, mungkin putranya sadar akan kehadiran dirinya dan akan beralih bermanja padanya.

Ya, itu yang Yuta pikirkan. Bukan Jaemin.

"Oh! Dad, Jisung-ie mana?"

Baru mengingat adikmu hm?

"Dia pergi ke rumah teman Dad"

Jaemin ber-oh ria lalu melanjutkan langkah meninggalkan sang ayah yang diam membatu.

"Ku pikir dia akan beralih bermanja padaku", Yuta mendengus lalu melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

🐰_-_BUNNY_-_🐰

"Mom aku pulang~"

Suara nyaring si putra sulung keluarga Na menggema ke seluruh penjuru rumah. Jaemin segera memasuki rumahnya, melangkah cepat mencari keberadaan sang ibu. Meninggalkan Jeno dan Yuta—sang ayah di ruang tengah.

Suasana yang tercipta sangat canggung. Jeno maupun Yuta memilih untuk duduk di sofa yang berbeda. Keduanya terdiam, fokus kepada pikirannya masing-masing. Dalam hati berdo'a supaya nyonya Na atau Jaemin segera datang dan bergabung.

Do'a mereka terkabul, karena tidak lama kemudian Sicheng dan Jaemin datang dengan membawa nampan berisi minuman dan makanan ringan lalu menaruhnya di meja.

"Yeobo, dimana Jisung? Bukankah tadi dia ikut bersama kalian?", Sicheng bertanya setelah menyadari ketidak hadiran putra bungsunya. Jisung juga ikut menjemput ayahnya, tapi ia pergi lebih dulu.

"Di rumah temanku. Sebentar lagi dia juga akan pulang", ucap Yuta seraya meraih cangkir berisi teh hangat.

"Ahjussi, ahjuma, aku permisi sebentar", Jeno berlalu menuju kamar—berniat untuk mengganti pakaiannya setelah dipersilakan oleh kedua orang dewasa tersebut.

Yuta memandang kepergian Jeno. Rasa penasaran mendesaknya untuk bertanya perihal Jeno pada sang istri.

Aneh saja sebenarnya, kenapa Sicheng begitu mudahnya percaya kepada orang asing yang bahkan bukan berasal dari bangsa mereka. Terlebih Jeno itu manusia biasa. Manusia yang tersesat dan terjebak di dunia lain.

Karena penasaran, Yuta memutuskan untuk bertanya secara langsung. Namun saat ia hendak membuka suara, suara lain yang berasal dari arah pintu masuk menghentikan niat Yuta.

"Mom, Dad"

"Oh, Jisung? Akhirnya kau pulang juga, kenapa tidak ikut pulang bersama Dad hm? Kau darimana?", selayaknya seorang ibu pada umumnya, Sicheng langsung saja menyambut kepulangan sang putra bungsunya dengan berbagai pertanyaan.

[✔] Bunny || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang