🐰 𝐁𝐔𝐍𝐍𝐘 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝐈 - 𝐂𝐡.𝟏𝟎 [𝐄𝐍𝐃]

2.6K 311 71
                                    

"'Selamat tinggal'. Aku sama sekali tak bisa mengatakan kata ini"

'So Long' by Paul Kim (OST Hotel Del Luna)

•~•~•

Happy Reading
Sorry for typo(s)

Sebuah suara membangunkan Taeyong dari tidurnya di atas sebuah sofa. Ia mengerjapkan kedua mata kemudian bangkit dan mendudukkan diri. Ia menoleh ke arah sumber suara yang membuatnya terbangun.

Suara itu ternyata ditimbulkan oleh Mark sang putra yang saat ini tengah mengacak-acak berkas di meja kerjanya.

"Mark"

Mark menoleh—memberikan gestur tak enak karena sudah membangunkan sang ibu, "Maaf, Mom. Apa aku mengganggu tidurmu?"

Taeyong menggeleng, "Tidak apa. Kau sedang mencari apa?"

"Catatanku. Aku lupa menyimpannya dimana"

Taeyong menghela kecil. Sudah menjadi kebiasaan bagi Mark. Sedari kecil Mark sering melupakan tempat ia menaruh barang-barangnya. Persis seperti mendiang sang ayah.

Raut wajah Taeyong berubah muram. Ia teringat sang suami. Saat sang suami masih berada di dunia. Jaehyun sering bertanya padanya dimana ia meletakkan dasi. Taeyong tahu, sang suamilah yang menaruhnya namun Jaehyun juga yang tak mengingatnya. Berakhir, Taeyong yang tersenyum kemudian mencarikan dasi untuk sang suami.

Taeyong tersenyum kecil. Banyak sekali kenangan yang ditinggalkan oleh sang suami. Jika saja bisa, Taeyong berharap ia dipertemukan dengan sosok seperti suaminya. Bukan hanya dari dalam, melainkan juga luarnya. Taeyong sadar, harapannya ini sangatlah konyol dan tidak masuk akal. Namun sekali lagi, jika bisa Taeyong berharap demikian.

Setetes air mata mengalir menyusuri pipi mulus nan lembut miliknya. Taeyong dengan segera menyekanya. Namun hal tersebut ternyata tertangkap indera penglihatan Mark. Mark sadar ibunya tengah menangis. Dengan begitu, Mark menghentikan kegiatannya sejenak kemudian menghampiri sang ibu.

Mark bersimpuh di hadapan sang ibu. Diraihnya tangan selembut dan seringan kapas sang ibu lalu menggenggamnya. Hati Mark berdenyut nyeri kala air mata kembali menetes dari mata cantik sang ibu.

"Waeyo?", tanya lembut Mark pada sang ibu.

Taeyong menggeleng, "Ani, nan gwaenchanha"

"Geojitmal hajima"

"Geojitmal anhayo"

Helaan nafas kecil keluar dari bibir tipis pemuda yang kini masih bersimpuh di hadapan sang ibu. Mark tahu ibunya tengah berusaha menahan air mata dan isakannya saat ini.

Dengan lembut Mark menggenggam kedua tangan halus sang ibu, "Mom, gwaenchanha. Ada aku dan Jeno yang menyayangimu melebihi apapun", Mark berujar seolah mendengar isi hati sang ibu.

Mendengar hal tersebut, Taeyong lantas menatap kedua intan sang putra. Kedua iris hitamnya mengingatkan kembali Taeyong kepada mendiang sang suami.

Tangan kanan Taeyong terangkat untuk menangkup wajah sang putra. Bentuk rahang hingga senyuman yang kini ditampilkan putranya, membuatnya semakin sulit untuk melupakan mendiang sang suami. Jaehyun terlalu banyak meninggalkan kenangan selama hidupnya yang singkat.

[✔] Bunny || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang