"Ayo kita mulai kembali dengan mengatakan kata 'Hai'"
'Begin Again' by Kim Jaehwan
•~•~•
Suara kicauan burung dan udara yang semakin siang semakin menghangat—menjadi awal bagi hari Jeno di akhir pekan. Musim semi adalah favoritnya. Setiap akhir pekan di awal musim semi, kebiasaannya adalah berjalan-jalan menyusuri trotoar yang dipenuhi oleh orang-orang yang berlalu lalang.
Setelah membeli se-cup kopi, Jeno melanjutkan langkah. Mata sipitnya mengedar memperhatikan keadaan sekitar. Sesekali meneguk kopi yang berada di genggaman. Terlihat orang-orang nampak mengenakan pakaian yang cukup tebal pasca musim dingin.
Tengah fokus berjalan, Jeno kemudian tersenyum kepada seorang anak yang sengaja menyentuh kemudian menarik ujung pakaian yang ia kenakan. Jeno berjongkok guna menyesuaikan tinggi badannya dengan seorang anak laki-laki tersebut.
Masih diiringi senyuman, Jeno mengusap surai hitam pria kecil tersebut seraya berkata, "Annyeong. Apa kau tersesat? Dimana ibumu?"
Namun sebuah gelengan kepala yang Jeno dapatkan. Pria kecil tersebut mengeluarkan setangkai bunga dari keranjang yang ia bawa kemudian memberikannya kepada Jeno. Bunga yang terlihat masih segar dan baru dipetik—yang kemudian Jeno terima.
"Aku hanya ingin memberi ahjussi bunga", ujarnya dengan suara khas seorang anak yang belum fasih berbicara.
Jeno tersenyum menanggapi perkataan pria kecil tersebut. Usianya bahkan belum menginjak usia 30 tahun, tapi ia sudah dipanggil dengan sebutan 'ahjussi' oleh pria kecil tersebut.
Jeno tersenyum sekali lagi, "Gomawo"
Si pria kecil tersenyum menanggapi dengan senyuman lebar khas seorang anak, "Cheonman-eyo ahjussi. Annyeong"
Setelah memberi sebuah lambaian singkat, pria kecil tersebut berlalu dari hadapan Jeno untuk kembali membagi bunga yang ia bawa kepada orang-orang yang berlalu lalang di sekitar sana.
Jeno bangkit dari posisinya. Memandang langkah kecil seorang anak tersebut—yang dengan ceria membagi setiap orang setangkai bunga.
Menyempatkan untuk memberi sebuah senyuman lagi—kemudian terkekeh bagi si pria kecil, Jeno melanjutkan langkah. Tak terasa sudah setengah jalan ia berkeliling. Cup kopi yang telah tandas isinya ia buang ke tempat sampah yang tersedia.
Berjalan kembali untuk menuju ke kediamannya. Melewati sebuah taman mini disana. Mata sipit Jeno menangkap seorang nenek yang tengah duduk di kursi taman seorang diri.
Jeno menyempatkan diri untuk menghampiri seorang nenek tersebut dan memberikan sebuah senyuman kepada sang wanita paruh baya, "Annyeong, halmeoni. Bolehkah aku duduk di sampingmu?"
Sang nenek menengadah kemudian tersenyum menanggapi, "Tentu nak"
Sang nenek tersebut menggeser duduknya agar Jeno dapat duduk di sebelahnya. Jeno mendudukkan diri kemudian kedua maniknya menelisik sekitar. Di awal musim semi, akan banyak orang yang mengunjungi taman untuk piknik bersama dengan anggota keluarganya. Namun sang nenek yang berada di sampingnya saat ini hanya duduk seorang diri tanpa ditemani siapa pun.
Jeno menoleh kepada sang nenek. Dilihatnya sang nenek yang terlihat tengah—seolah mencari seseorang, "Halmeoni, sedang mencari siapa?"
Sang nenek yang merasa terpanggil lantas menoleh kemudian memberikan sebuah senyuman lagi, "Cucuku. Aku kemari bersama dengan cucuku dan dia tengah bermain"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Bunny || Nomin
Fantasy> > [SEASON I - Completed ✔] 🐰-Jeno terjebak di dalam dimensi lain akibat mesin waktu ciptaannya. Di sana, ia bertemu dengan Jaemin yang merupakan bangsa Bunny. Bersama Jaemin, Jeno membuktikan bahwa perbedaan tak bisa menghentikan cinta. Namun jug...