MPG : Chapter 3

656 16 2
                                    


"Uwaaa!!". Teriakkan Zeva memegang ponselnya memeluk dan menciumnya berkali kali dan menyebut nama terus-terusan yang membuat Elena muak dan jengah menutup kupingnya.

"Lihatlah ini El dia tampan sekali". Kata Zeva menunjukan sebuah foto di poselnya namun Elena tidak peduli dia malah memalingkan wajahnya menjauh dari barang elekronik tersebut.

"El jangan begitu lihat pria tampan ini bukankah dia seorang pangeran?". Ucapan Zeva sambil memegamg pipinya malu.

"Biasa saja menurutku". Ucapan Elena datar masih belum melihat foto tersebut.

Elena menatap jendela cafe ke jalanan luar sedang ramai saat ini pikiran dan hati sedang kalut sedang pertemuan dengan pria yang Elena sebut Si brengsek ingin sekali membalas dendam perbuatannya kepadanya waktu itu.

Berbagai cara dalam pikiran Elena jika bertemu dengan pria itu dan berbagai pula cara menyiksa lelaki itu.

"El aku harus pergi Mommyku menungguku aku pulang duluan ya". Ucapan Zeva berdiri dari bangkunya lalu pergi keluar cafe meninggalkan Elena di dalam cafe. Namun hanya sebentar saja Elena pergi keluar juga dari cafe menuju suatu tempat.

Elena memakai pakaian celana jeans jaket yang diikat di pinggang dan kaos putih serta topi di kepalanya menutupi dari sinar matahari. Rambut panjang Elena sangan menawan dan berkilau bahkan tertiup angin pun Elena terlihat sangat cantik mata abu abunya berjalan melihat sekitar banyak orang berlalu lalang.

"Hari yang sangat buruk Sekali". Gumamnya menggerutu giginya bosan melihat sekitar sangan membosankan.

Elena terus berjalan hingga sesuatu perasaan yang aneh muncul di hatinya sesuatu merasa ada yang mengikutibya dari belakang. Langsing saja Elena menoleh ke belakang namun yang ia temukan tidak ada orang di sana hanya beberapa orang dengan kesibukkannya sendiri.

Hingga Elena hanya mengangkat bahunya dan kembali berjalan menuju suatu tempat yang ia sebut sebuah tempat bersenang senang.

Di sisi lain seseorang dengan jaket celana panjang jeans dan kaos hitam serta mata birunya melirik seorang dari belakang tengah masuk ke dalam sebuah tempat permainan bersenang senang. Bersembunyi dari jauh agar tidak ketahuan.

Namun ia merasa penadaran dengan apa yang dilakukan orang itu ia masuk ke dalam untuk melihatnya. Dan setelah masuk ke dalam ia melihat banyak sekali permainan dan juga ramai orang di sini termasuk permainan bliyar.

Mata birunya melirik sekitar melihat orang yang dicarinya dan akhirnya ia melihat sasaranya tengah bermain dengan permainan bliyar sendiri.

Seketika dagunya mengeras dan giginya menggeretak kuat melihat sasarannya sedang diganggu oleh yang lain. Namun ia harus bersabar ingin melihat selanjutnya apa yang terjadi.

Dilihat dia dan orang itu tengah berbincang lalu tak begitu lama orang itu pergi meninggalkan sasarannya sendiri dan melanjutkan permainannya.

Tak berselang lama ia mendatangi sasarannya dsri belakang dan mengatakan

"Sepertinya kau jago memainkannya".

Dia terhenti dalam permainannya saat Renald berbicara di belakanganya melihat dari itu Renald yakin Gadis itu terkejut.

"Bastard... Kenapa kau di sini?!".

"Hanya kebetulan bertemu denganmu di sini mungkin saja ini takdir kita saling bertemu".

"Get lost.... Aku tidak ingin melihatmu".

"Tidak akan".

Elena memegang tongkat bliyar di tangannya melayangkan pukulan kepada Renald namun itu ditangkap oleh Renald lalu mengambilnya serta mematahkannya menjadi dua.

Seketika Elena bersigut mundur dari hadapan Renald beberapa inci lalu menatap Renald tajam.
Dia kuat juga siapa sebenarnya dia. Elena menilai dari kekuatan Renald dan juga mencari tau ciri ciri dari Renald sebenarnya dari analisanya.

"Wow... Lady Elena kau tidak apa apa?". Datang seseorang yang tadi berbicara dengan Elena beberapa menit yang lalu menghapiri Elena.

"Shit! Jauhkan tanganmu darinya!". Bentakkan Renald kepada orang itu tengah memegang pundak Elena.

"Tenanglah Mr. Anda telah membuat onar di sini sebaiklah anda pergi". Ucapan orang itu tak lain pemiliknya.

"Pergi? beraninya kau menyuruhku pergi?!". Ucapan Renald geram marahnya dengan mata birunya menatap sadis orang itu membuat pemiliknya sedikit takut dan gemetar.

"Okey Relax dude.... Jika kau tidak mau pergi setidaknya jangan membuat onar di sini". Ucapan orang itu santai.

"Lady... Jika kau mau istirahat di atas aku sudah siapkan". Orng itu berbicara denga Elena lalu pergi meninggalkannya.

Elena menghela nafasnya lalu menatap Renald dingin dan tajam seakan akan menjadi musuh yang baru.

"Apa yang kau cari?".

"Aku? Hanya mencari seorang gadis jalang sepertimu sedang melakukan apa di sini".

"Kau telah melecehkanku sekarang kau menghinaku?!".
Ucapan kesal Elena.

"Heh... Apa aku benar wanita jalang?".

Elena merasa sedang menguap api kemarahan dan bersiap memukul pria di hadapannya namun ia mengurungkanya karena ia tidak ingin membuat keributan di sini.

"Lalu apa? Masalah buatmu?". Ucapan mengejek Elena berhasil membuat Renald naik pitam dan langsung menarik tangan Elena kuat dan membawanya pergi.

"Lepaskan aku Bajingan!". Teriakkan Elena melepaskan tangannya dari Renald dan berusaha melawannya dengan kekuatan bela diri Elena.

Dengan bela diri Elena berhasil terlepas dari genggaman Renald namun itu membuat tangan Elena keseleo amat sakit.

"Damn! Dia kuat sekali". Gumamnya Elena memegang pergelangannya biru.

Namun seketika Elena terpojok di dinding dan Renald mendekat dan memukul dinding itu kuat membuat Elena telonjak kaget dan segera menetralisir kagetnya menjadi wajah dingin nya kembali.

"Dengar jalang jangan melawan diriku jika kau melawanku maka kau akan tau akibatnya". Bisik Renald di telinga Elena dengan nada mengancam.

"Dengar Brengsek aku tidak akan pernah mau ataupun mengikuti perintahmu Selamanya". Balas ucapan Elena di telinga.


TBC




Mafia and phsycopath girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang