MPG Chapter 30

13 2 0
                                    


Elena keluar dari kamar mandi lalu duduk di kusri mengeringkan rambutnya yang panjang dengan hair dryer sambil menyisir nya hingga kering lalu dudk di ranjangnya. Hari ini Renald memperbolehkannya untuk malam ini tinggal di apartementnya mengambil tabletnya di laci dan mencari sesuatu.

"Cihh.... ternyata susah sekali mencai informasi tentang putri ini". Elena mengoceh yang ia cari tidak menemukan hasil meskipun mencarinya di manapun informasinya sama seperti yang dikatakan Renald dan matsuka.

"Kenapa aku yang disebut putri itu". Batin Elena.

Elena menutup matanya lalu mengingat masa kecilnya yang suram dan kekejaman masa lalu ia terima waktu dia kecil bahkan dirinya pernah dijadikan sebagai alat senjata kalau saja ia tidak bertemu  matsuka ia mungkin bisa bertahan higga sekarang. Ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Aku butuh bantuanmu".

"Aku akan mengirimkannya". Lalu mematikan ponselnya

Setelah ia mematikan ponselnya ia bangkit dari ranjangnya dan menuju ke balkon melihat pemandangan kota dan lalu menatap ke langit tanpa ekspresi yang ia gambarkan sekarang ini. setelah cukup lama di balkon akhirnya memutuskan untuk pergi dan langsung baring di ranjangnya lalu tertidur.

KEESOKKAN HARINYA.

Elena mengerjap matanya bangun karena cahaya matahari nampak di gorden nya bahwa menandakan sudah hari yang cerah. Namun ia merasakkan badannya hangat dan sebuah benda berat berada di pinggangnya lalu berbarik menghadap ke belakan melihat seseorang tengah terlelap dengan damai namun ada bercak darah di pipinya. Hanya bisa menghela nafasnya lalu menjauhkan tangan tersebut dan bangkit dari sana namun tangan itu tiba-tiba bergerak dan memeluk Elena dengan erat.

"Jangan pergi". Ucap pelannya 

Elena hanya terdiam sejenak berbalik menghadap dia.

"This barstard". Batin Elena.

PLAK!

Timbul suara nyaring itu membuat orang itu melepaskan pelukannya dan memegang pipinya yang sakit sambil berkata aduh. Elena tersenyum remeh lalu pergi ke kamar mandi lalu menutup pintunya sedangkan orang yang disana hanya memegang pipi nya yang merah hanya mengusapnya sambil berbaring di ranjang.

"This liite girl, aku akan membuamu membayarnya".

Selang beberapa menit Elena keluar dari kamar mandi menuju ke lemari namun ia dihadang oleh orang itu dengan gaya melipatkan tangannya ke dada lalu menatap nya tajam.

"Lihat apa yang kau lakukan heh?!". Renald Menunjuk ke pipinya yang merah.

"Sangat bagus bukan?".

"Apa yang bagus ini sangat sakit sekali ternyata kau sangat kuat juga,litte girl".

"Dan kau juga masuk ke dalam rumahku tanpa permisi". Ucap Elena kesal. "Minggir kau".

Renald kesal lalu menarik lengan Elena dan mencium nya cukup lama hingga ia melepaskan ciumannya namun tak disangka.

BRUK!

Elena menyikut perut Reland dengan lututnya membuat jatuh ke lantai sambil memegangi perutnya yang sakit.

"SHIT!!".

Elena hanya menyungging senyum liciknya lalu masuk ke dalam ruangan dan menguncinya. 


Renald menatap ke semua karyawannya yang tengah menghadiri rapat penting namun tidak dengan Alvin yang menahan tawa agar tidak tertawa di samping nya sedangkan karyawannya yang lain hanya melakukan tugasnya sebenarnya mereka juga menahan tawana manun merekan menahannya sekuat tenaga bahkan ada yang heran dengannya.

setelah rapat berakhir Renald dan Alvin masuk ke ruangan nya dan segera Renald merebahkan dirinya di kursi kebesarannya sedangakan Alvin yang tidak tahan lagi tertawa namun suaranya ia keluarkan kecil tapi bisa didengar Renlad.

"Al-vin!".

"Maaf-maaf aku tidak bermaksud begitu tapi dari mana merah yang ada d pipimu itu?".

"Kau pasti tau tidak usah kau tanyakan pertanyaan bodoh itu".

"Ohh.. maksudmu gadis itu". Alvin terkekeh lalu melanjutkan perkataannya."Jadi sang boss besar ini habis dipukul oleh seiorang gadis asing".

"Dia bukan orang asing".

"Lalu?".

"Lupakan saja". Renald menaruh tangannya di dahinyanya.

"Ngomong-ngomong apa kau akan pertahankan  gadis itu atau membunuhnya setelah kau tau dia adalah orang yang kita incar selama ini".

Renald menatap ke atas terdiam sejenak lalu berkata.

"Tidak aku akan tetap pada rencana kita". Renald lalu tersenyum licik

"Baiklah tapi kau sangat peduli dengan gadis itu".

"Aku hanya bermain dengannya lagipula aku belum tau sifat nya dan juga". Renald terdiam tanpa melanjutkan perkataannya

Disisi lain Elena seprti biasa ke kampusnya dan juga melajutkan study nya seperti biasa setelah itu ia menuju ke cafe karena bertemu seseorang.

"Nona Victory?".

Elena menoleh lalu menatap orang tersebut dingin

"Senang bertemu anda di sini, apakah kau menunggu seseorang?".

"Tidak saya hanya bersantai saja disini". Ucap Elena lalu berkata lagi.

"Anda siapa?".








Mafia and phsycopath girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang