Chap2

3.9K 299 17
                                    

Hay-hay balik lagi nii kangen nggak sih sama Mr.Arogan.
Jangan lupa vote n comen biar thor tambah semangat . Bagaimana mau lanjut sedangkan tidak ada yg minat kan jadi T..T😢😢. Yaaa mending stop di sini ajha. N bye-bye😣😣

Sorry for typo, don't forget to vote and comment.

_____________

Setelah membatalkan janji Plan dengan coo, Mean mengajak Plan pergi ke suatu tempat yaitu markasnya.

"Mean, siapa yang kau bawa?" tanya saint ketika melihat Mean datang bersama Plan.

Perth yang mendengar pun langsung menjawab, "Mainan baru Mean, sayang!"

Ya. Saint dan perth adalah pasangan kekasih. Saint pun tidak kaget lagi karena yang ia tau Mean memang seorang playboy.

Mean cuma mengangkat bahunya acuh sambil duduk di kursi kebangsaannya. Beda halnya dengan Plan, yang memasang wajah masam sambil mengumpat tidak jelas ke arah Mean.

"Wah-wah, ada apa ini?" tanya Mark, karena ia baru saja datang dengan pacarnya--Gun beserta Title sahabat mereka.

"Astaga, siapa dia Mean?" tanya Gun.

Gun memang belum kenal dengan Plan, karena Plan baru pertama kali datang ke markas mereka, itu pun Mean yang memaksanya beberapa menit yang lalu. Gun mencubit gemas pipi Plan, karna Plan memiliki pipi gembul seperti bakpao.

"Sakit, phi!" ketus Plan. Karena ia tidak suka ada yang mencubit pipinya.

"Astaga, imutnya! Phi Mean, boleh ku bawa dia pulang?" suara cempreng Gun meminta Plan untuk diajaknya pulang ke rumahnya.

(Dikira anak ayam, main minta dibawa pulang kata author.)

Mark pun buru-buru membungkam mulut pacarnya. Ia takut Mean akan marah, dan benar saja, beberapa detik kemudian Mean menatap Gun dan juga Mark dengan tatapan dinginnya yaitu, 'mau mati ah.'

Mark dan Gun bukannya takut sama sikap dingin Mean, itu karna mereka berteman cukup lama. Cuma mereka mempunyai hobi baru dengan mengerjai Mean. Pasalnya, selama Mean menjadi playboy, Mean belum pernah membawa pacar-pacarnya ke tempat markasnya dan Plan adalah orang pertama yang Mean bawa.

"Aku mau pulang!" ujar Plan karena ia tidak terbiasa di tempat itu. Karena memang baru pertama kali ia datang.

Mean pura-pura tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Plan. Karena tidak di respon, Plan menghentak- hentakkan kakinya membuat mata yang melihatnya terkekeh dengan tingkah imut, Plan.

"Muka jelek!" hening. "Yakkk! Muka jelek! Aku mau pulang!" marah Plan.

Sontak para sahabat Mean langsung tertawa, Perth terbahak- bahak sambil memegang perutnya, Mark dan Title tidak kalah histeris dengan Perth. Mereka bertiga geleng-geleng kepala sambil membungkam mulut mereka masing-masing, karena mereka takut Mean akan bertambah kesal dengan ucapan Plan. Sedangkan Saint dan Gun juga terbahak-bahak sama seperti Perth. Karena selama ini, tidak pernah ada yang menolak karisma Mean apalagi sampai memanggilnya seperti itu.

Beda halnya dengan Plan, Plan seakan tidak peduli dengan apa yang diucapkannya, karena ia merasa tidak ada yang salah dengan perkataannya. Ia cuma terlalu kesal dengan Mean, karena telah mengacaukan harinya dengan coo.

Mean merasa seakan dipermainkan oleh teman-temannya, ia pun bangun dan menarik tangan Plan, dan membawanya pulang.

Sesampainya di tempat parkir, Plan menghentakan kakinya dan melepas pegangan tangannya dari tangan Mean. Sontak membuat Mean jengah dengan tingkah Plan.

"Aku bisa pulang sendiri, kamu tidak perlu mengantarku!" ketus Plan.

Mean bukannya mendengarkan Plan, ia malah menarik keras tangan Plan dan memasukkannya ke dalam mobil sportnya, sambil berkata; "Aku tidak menerima penolakan!"

Plan mempoutkan bibirnya, sambil komat-kamit tak jelas. Itu pun tidak luput dari pandangan Mean. Ketika Plan memasuki mobil Mean, Mean cuma senyum-senyum tidak jelas melihat tingkat imut Plan yang lucu menurutnya dan entah kenapa, ia suka akan itu.

10 menit, masih hening. Sampai menit ke-20 pun masih juga hening. "Hemmm," Mean berdehem membuka suara untuk pertama kali.

Sedangkan Plan cuma melihat ke arah luar jendela, tanpa melihat ke arah Mean sama sekali. Mean tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Secara seorang Mean, Mean Phiravich digila-gilai oleh ribuan gadis dan tidak ada yang bisa menolak karismanya tapi dikacangin oleh Plan. Plan si anak rusa menurut Mean. Dan yaaa .... Mean akui Plan memang imut. Imut banget malah, melebihi para mantan maupun ribuan gadis yang mengejarnya, tapi itu tidak berlaku buat Plan. Karena menurut Plan, Mean itu terlalu sombong dan angkuh.

Plan akui saat pertama kali melihat Mean, Plan baru pertama kali melihat ciptaan tuhan yang paling sempurna di matanya. Wajah tampan, hidung mancung, kulit putih, dan dilengkapi rahang yang tirus. Menurut Plan, Mean itu makhluk yang paling sempurna.

"Apa jendela itu lebih menarik?" tanya Mean yang melihat Plan cuma memandangi arah luar jendela. "Kenapa dari tadi kamu tidak bicara? Bagaimana bisa aku mengantarmu pulang kalau aku tidak tahu alamat rumahmu?" kesal Mean ketika Plan cuma diam dan melihat luar jendela.

"Tadi 'kan aku sudah bilang, aku mau naik taxi! Kamu yang memaksaku untuk naik mobilmu!" ketus Plan.

"Oke, aku tidak akan mengantarmu pulang kalau begitu!" dengus Mean.

"What?" Plan melotot sambil mempoutkan bibirnya melihat Mean. Plan menyilangkan tangannya di depan dadanya, dan itu lucu menurut Mean.

"Jadi, mau katakan atau kita tak akan pulang sama sekali?" kata Mean dingin.

15 menit kemudian, Plan sampai di rumahnya. Tanpa mau menunggu lama, Plan langsung keluar dari mobil Mean, Mean yang melihat itu buru-buru mencekal tangan Plan. Tadinya Mean sedang melihat-lihat rumah Plan, rumah itu tidak terlalu besar, cat warna putih, dihiasi dengan bunga-bunga di halaman rumah dan pohon-pohon hijau yang tertata rapi, terlihat indah dan menyejukan bagi mata yang melihatnya.

"Aku belum mengizinkanmu untuk pergi!" kata Mean ketika ia sudah memegang tangan Plan.

"Yakkk, muka jelek! Apa aku harus meminta izin darimu untuk masuk ke rumahku?" marah Plan, ia langsung menarik tangannya dari tangan Mean dan langsung menyilangkan tangannya di depan dadanya sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Tiba-tiba Mean langsung mencium singkat bibir Plan sebelum Plan memasuki rumahnya.

Plan pov

Aku sampai di rumah ku. Aku pun buru-buru keluar dari mobil Mean, tapi dia tiba-tiba mencekal tanganku, "Aku belum mengizinkan mu masuk!" katanya. Come on, ini 'kan rumahku, apa aku harus meminta izinnya untuk masuk ke dalam rumahku. Dasar aneh pikirku. Tiba-tiba, 'cuph' dia menciumku, sontak aku pun kaget dibuatnya dan aku pun mematung seketika.

2 menit kemudian, aku baru sadar, kalau dia menciumku dan aku langsung mendorongnya. Aku melihatnya sekilas dan dia cuma tersenyum. Aku pun buru-buru lari ke dalam rumahku. Sesampainya di depan kamar, aku membuka pintu dan menutupnya dengan kasar.

Brakkk!

Aku menutup pintu kamarku dengan keras. Untung orang tuaku belum pulang dari bekerja kalau tidak? Habislah aku. Dasar muka jelek, aku membencimu! Teriakku. Aku menjambak kasar rambutku. Jujur aku marah kepada Mean, dia seenak jidatnya menciumku. Aku menghempaskan tubuhku di kasur empuk milikku. Aku memukul-mukul boneka Beruang ku dan aku pun memegang bibirku, aku teringat dengan Mean yang menciumku tadi. Kenapa? Kenapa harus kamu muka jelek? Ini kan ciuman pertamaku. Kenapa kamu mengambilnya seenak jidatmu, dasar muka jelek. Teriakku.

Plan Pov end

Akhirnya Plan langsung tertidur di kasur empuknya setelah selesai meluapkan emosinya kepada boneka beruang kesayangannya. Plan yang lugu, Plan yang labil, begitu emosi ketika Mean mengambil ciuman pertamanya.


Tbc

Sorry for typo
Semoga kalian suka 💋💋
Otak ku buntu jadi stop sampai di sini dulu bye-bye👋👋

Publish: 14-03-2019

Mr.Arogan ✔[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang