Chap5

3K 246 31
                                    

Don,t forget to vote and comment, sorry for typo.

.

.

Plan sadar dan perlahan membuka matanya, hal pertama yang muncul di indra penciumannya yaitu bau khas rumah sakit. Plan sekarang berada di rumah sakit. Setelah insiden itu, Mean memutuskan untuk membawa Plan ke rumah sakit. Tentunya rumah sakit milik keluarga, Phiravich. Mean pun tak tanggung-tanggung untuk menaruh Plan di kamar VVIP.

"Sayang, akhirnya kamu sadar juga. Mae takut kamu kenapa-napa?" ujar Ny.Rathavit yang panik melihat keadaan putranya itu.

"Mae, kenapa Plan ada disini? Bukankah, Plan tadi ada di kampus? Dan kenapa Mae bisa ada disini?" tanya Plan kepada Maenya, Plan bingung melihat dirinya yang berada di rumah sakit.

"Kemarin teman-temanmu menghubungi Mae, kata mereka kamu masuk rumah sakit jadi Mae datang ke sini." Balas Ny.Rathavit yang melihat raut bingung di wajah putranya.

"Lalu di mana Pho, Mae? Apakah Pho juga ikut?" tanya Plan lagi kepada Maenya ketika ia tidak melihat Phonya.

"Pho tidak bisa pulang, sayang. Pho masih sibuk mengurus toko buah di Chiang Mai. Pho menyuruh Mae pulang duluan, jadi Pho yang mengurus toko di sana. Kalau kita berdua pulang, siapa yang akan mengurus toko di sana?" kata Ny.Rathavit, menjelaskan kepada putranya itu.

"Hehe. Iya Plan lupa, Mae," cengir Plan dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

"Oh ya, Planie? Kenapa kamu bisa masuk rumah sakit? Apa betul mereka itu teman-temanmu? Karena setahu Mae, cuma Coo yang sering datang ke rumah. Lalu siapa anak-anak tampan ini?" tanya Ny.Rathavit ketika melihat kumpulan Mean dan teman-temannya yang berada di dalam ruang kamar inap Plan.

"Swadi krab. Perkenalkan kami teman baru Plan bibi, aku Mark." Kata Mark sopan memperkenalkan dirinya kepada Ny.Rathavit.

"Swadi krab. Aku Perth, bibi." Kata Perth menimpali.

"Swadi krab. Aku Title, bibi dan yang itu, Mean." Kata Title sambil menunjuk Mean yang duduk di dekat Plan.

"Kami yang menelpon bibi kemarin dan dokter bilang Plan sore nanti sudah boleh pulang," ujar Mark kepada Ny.Rathavit.

"Terima kasih karena telah menolong, Planie!" kata Ny.Rathavit. "Oh ya .... Bibi permisi sebentar, bibi mau mengurus administrasinya Plan dulu."

"Tidak perlu bibi, aku sudah mengurusnya. Kita tinggal menunggu Plan pulang saja," kini Mean yang bicara.

"Oh ... terima kasih nak, kalian memang teman yang baik. Plan beruntung mempunyai teman seperti kalian," kata Ny.Rathavit kepada Mean dan yang lainnya.

"Kob khun na khrab, bibi." Suara mereka bersamaan. "Kami pun senang berteman dengan Plan." Ucap mereka bersamaan, kecuali Mean, ia cuma terdiam di tepi ranjang Plan.

"Ya sudah. Bibi pulang dulu, titip Planie ya .... nanti sore baru bibi datang lagi ke sini." Kata Ny.Rathavit sebelum meninggalkan tempat itu.

"Khab, bibi." Suara kompak mereka.

"Plan, Mae pulang dulu ya ..." ujar Ny.Rathavit. "Selamat istirahat, jangan lupa minum obatmu."

"Yaa, Mae."

Sorenya, mereka pun siap-siap untuk bergegas pulang. Keadaan Plan sudah lumayan membaik, Plan tidak mau berlama-lama di rumah sakit karena ia tidak begitu suka dengan aroma obat-obatan karena itu hanya bikin perut tambah mual, menurut Plan.

          **Plan House**

Plan sampai di rumahnya, dengan diantar oleh Mean dan yang lainnya. Plan melihat Maenya dan Coo sedang bersiap-siap menyiapkan cemilan dan juga minuman untuk menyambut kedatangan mereka. Kalau ditanya soal Coo, Coo sengaja tidak masuk kampus hanya untuk membantu Ny.Rathavit, karena Tn.Rathavit tidak bisa pulang ke rumahnya. Karena itulah Coo tidak pergi ke kampus, dan lebih memilih datang ke rumah, Plan sebagai permintaan maafnya kepada Plan karena ia tidak bisa menjenguk Plan di rumah sakit kemarin.

Mr.Arogan ✔[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang