Chap6

2.8K 220 22
                                    

Sorry for typo, don't forget to vote and comment.

.

.

Plan dan Coo selesai memasukan peralatan sekolah mereka, mereka sedang bersiap-siap untuk pulang. Sampainya di luar kelas, Plan melihat Mean sedang asyik memainkan Ponselnya sambil mendengarkan musik. Plan dan Coo pun menghampiri Mean. Terlihat jelas Mean tersenyum di kala melihat Plan datang.

"Sedang apa kamu disini?" tanya Plan yang sedang melihat Mean bersandar di tembok sambil memainkan ponselnya.

"Bukankah kau sudah lihat? Tentu saja menunggumu!" kata Mean singkat.

"Ck. Tidak bisakah kamu lembut sedikit? Kamu kan tau kalau aku masih sakit," ujar Plan lemah tapi ada nada kesel di setiap ucapannya.

"Aku sudah begini! Kamu tau itu," ucap Mean dingin.

"Aish ... ya sudah, jangan menggangguku. Aku mau pulang!" kesel Plan sambil melangkahkan kakinya.

"Ck. Gitu aja udah ngambek, seperti cewek saja," goda Mean yang melihat wajah cemberut Plan.

"Coo, ayo kita pulang!" kata Plan sambil menarik tangan Coo.

Belum sempat Coo membuka suara Plan sudah menarik-narik tangannya dan berjalan melewati Mean. Tapi baru beberapa langkah mereka berjalan, Mean sudah berbicara ...

"Coo sudah ada yang menunggu, kamu pulang denganku, Plan!" kata Mean. Sontak kedua sahabat itu berhenti, lalu Mean pun menghampiri mereka berdua dan Mean berdiri di depan Plan.

"Apa kamu tidak lihat itu," kata Mean. Mean menunjuk arah parkir dan seseorang tengah bersandar di mobil sport mewahnya sambil menunggu seseorang.

"Title?" kata Plan lirih.

Ya, orang yang sedang bersandar di mobil sportnya tu adalah Title, ia sedang menunggu Coo. Tadi pagi Title yang mengantar Coo berangkat ke sekolah dan sekarang ia juga yang akan mengantar Coo pulang.

"Coo kamu tidak bil-?" belum sempat Plan menyelesaikan kalimatnya. Coo sudah berkata dengan wajah memelasnya.

"Maafkan aku, Plan! Bagaimana aku mau bilang sedangkan kamu sudah menarik tanganku!" kata Coo lirih.

"Ya sudah, pergi sana temui pangeranmu dan kamu berhutang penjelasan padaku, Coo!" ujar Plan.

"Planie, maafkan aku!" Coo memeluk Plan dan ia pun berlalu meninggalkan Mean dan Plan. Coo menghampiri sang pujaan hatinya dan pulang bersamanya.

"Kalau mau pulang, pulang sana! Ngapain pakai acara peluk-peluk segala!" ketus Mean tidak terima Plan dipeluk oleh Coo sahabatnya itu.

Plan mendengar apa yang dikatakan oleh, Mean dan dari nada bicaranya Mean, Plan menangkap ada nada cemburu dari ucapan Mean itu.

Akhirnya, Plan pun pulang dengan Mean yang memaksa Plan untuk naik ke mobilnya.
Tapi Mean bukannya membawa Plan langsung pulang, melainkan Mean membawa Plan ke suatu tempat. Di mana tempat itu terdapat banyak bunga-bunga dan anak-anak yang sedang bermain sekaligus berlari-lari sambil tertawa ria.

Mean dan Plan sekarang berada di taman kota Bangkok. Mean sengaja membawa Plan datang ke taman itu untuk mengembalikan mood Plan yang yang sempat rusak akibat ulahnya. Ya walaupun pada dasarnya itu kekanakan menurut Mean dan akan dapat merusak imagenya di mata teman-temannya. Tapi Mean tidak peduli itu, yang terpenting buatnya sekarang adalah Plan.
Plan yang akan menjadi prioritas utamanya untuk sekarang ini.
Tanpa diketahui mereka ada sebuah mata yang mengawasi mereka di seberang sana.

Terlihat Plan yang sedang asyik berlari-lari sambil mengejar kupu-kupu dengan tawa riang, seakan rasa sakit yang dirasakannya kemarin lenyap begitu saja.

Mr.Arogan ✔[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang