Part 14

2.6K 186 26
                                    

Sorry for typo, don't forget to vote and comment.

.
.

Seminggu telah berlalu, hubungan Mean dan Plan juga berjalan dengan baik, bahkan Mean sudah membawa Plan ke depan kedua orang tuanya. Dan tentu Tn.Phiravich dan Ny.Phiravich menerima hubungan mereka dengan senang hati, mengingat putra mereka--Mean berubah seperti ini karena Plan.

.
.

Plan sibuk membolak-balikan pakaiannya di lemari, sedangkan Mean sedang asyik duduk manis di kasur empuk milik Plan.

"Mean ... bajuku tidak ada yg cocok, gimana ini? kata Plan bertanya kepada Mean. "Tidak mungkin aku pergi ke pesta pernikahan Perth dan Saint dengan pakaian seperti ini! Aku bisa malu kalau seperti ini," sambung Plan lirih. "Rasanya pengen ku tenggelam ke samudra atlantik sekarang juga."

Mean cuma senyum-senyum di tempat tidur melihat tingkah imut Plan, lalu Mean pun bangun  dan menghampiri Plan, tiba-tiba....

Grep!

Mean memeluk Plan dari belakang, Plan pertamanya kaget tapi lama-kelamaan tersungging sebuah senyuman di bibirnya. Mean menghirup aroma tubuh Plan yang berbau vanila, yang entah kenapa, menjadi candu buatnya.

Mean mencium ceruk leher Plan dan beralih ke bibir ranum Plan. Mean melumat bibir Plan, dan Plan pun membalasnya. Selesai berciuman, mereka saling berpelukan lama menyalurkan rasa rindu yang selama ini mereka bendung. Mean kembali menjilat, menyedot dan menghisap bibir bawah dan atas Plan, ia kemudian melumat bibir ranum Plan. Mereka saling melumat satu sama lainnya, slavina mereka beradu di dalam rongga mulut masing-masing. Karena dirasa kekurangan pasokan udara akhirnya Mean melepaskan ciumannya, dan entah benang slavina siapa yang masih tertempel di bibir bengkak Plan.

Mean melihatnya, dan mengusap bibir Plan dengan ibu jarinya. Mean menempelkan hidungnya di hidung Plan, mengikis jarak di antara mereka, bahkan Plan bisa merasakan hembusan nafas Mean. Dalam keadaan hidung tertempel mean berbisik, "Besok kita akan mencari jas yang bagus, jadi kamu tidak perlu khawatir. Malam ini aku hanya menginginkanmu, Plan!"

Blush ...

Pipi Plan memerah bak kepiting rebus. Setelah mengatakan itu Mean mengecup kening Plan lama, dan mereka pun pergi ke tempat tidur untuk melanjutkan aktivitas mereka. (Memakan cantaloupe🍈🍈😊😊)

.
.

Keesokan harinya, Mean mengajak Plan ke butik milik Maenya. Di sana Mean dan Plan disambut dengan ramah oleh para pegawai Ny.Phiravich bagaimana tidak? Yang datang ke butik mereka seorang pria tampan bak dewa yunani, postur tubuh tinggi, kulit putih, hidung mancung dan wajah tampan. Siapa yang bisa menolak karisma seorang Mean Phiravich, tentu para pegawai itu histeris melihat anak bosnya itu.

.
.
.

Plan asyik memilih-milih baju sampai pandangannya tertuju pada jas putih abu-abu yang senada dengan kulitnya, setelah dicoba ternyata jas itu sangat pas di tubuh Plan, sangat cantik dan menawan. Mean mengambil jas itu untuk Plan, sedangkan Mean sendiri memilih jas berwarna hitam. Setelah selesai memilih jas mereka pun langsung pergi, mereka mengabaikan tatapan kagum dan teriakan dari para wanita-wanita itu.

.
.

Hari bahagia pun telah tiba, di mana pasangan Perth dan Saint akan melangsungkan pernikahannya. Seorang pria dengan Texedo berwarna putih sedang berdiri menunggu calon pengantinnya di atas altar. Sesekali bibirnya ditekuk ke atas, tersenyum melihat betapa cantiknya calon istrinya tersebut.

Sedangkan di depan sana sudah berdiri pria nan cantik, pria itu beriringan berjalan dengan sang walinya. Tidak henti-hentinya terukir sebuah senyuman di bibirnya. Para keluarga, sahabat dan tamu duduk dengan tenang di kursi duduk sambil melirik sang pengantin.

Sesampainya di depan altar, Perth dan Saint mengikat janji sehidup semati dan mereka pun sah menjadi suami istri, mereka berciuman sebagai tanda kalau mereka sekarang adalah pasangan suami istri. Para keluarga sahabat dan tamu riuh bertepuk tangan sambil bersorak ria.

Mean dan Plan menemui Perth dan Saint, mereka memberi selamat kepada pasangan itu dan mereka saling berpelukan. Begitu juga dengan Gun dan Mark datang untuk memberi ucapan selamat. Sedangkan Coo dan Title tidak bisa datang dikarenakan Coo baru saja melahirkan dan mereka tidak mungkin meninggalkan bayi mereka.

Setelah selesai dari acara Perth dan Saint, Mean dan Plan pun pulang. Di dalam mobil itu, Plan selalu bercerita kalau suatu saat nanti jika ia menikah, ia ingin menikah seperti Perth dan Saint.
Mean cuma terkekeh geli melihat tingkat imut sang kekasih, ia pun mencubit gemas pipi gembul kekasihnya.

"Mean. Sakit tau!" ringis Plan.

Mean tersenyum ke arah Plan dan mengacak rambut Plan, sedangkan Plan cuma mempoutkan bibirnya sambil gelayutan di lengan kekar Mean.

20 menit kemudian, mereka pun sampai di depan rumah, Plan. Plan melepaskan ikatan sabuk di pinggangnya dan hendak membuka pintu mobil tapi ditahan oleh, Mean.

"Apakah tidak ada ucapan selamat malam untukku?" tanya Mean.

Chupp~~

Plan berbalik dan mencium singkat bibir Mean, tapi ... Mean menekan tengkuk Plan untuk memperdalam ciuman mereka. Mereka saling menjilat, menyedot dan saling mengecap. Mereka saling mengecap rasa, untuk memperdalam ciuman mereka. Mereka saling menghisap bibir atas dan bibir bawah, slavina mereka saling beradu di rongga masing-masing. Karena di rasa pasokan udara menipis Mean pun melepaskan ciumannya pada Plan.

Mean melihat bibir bengkak Plan karena ulahnya, dan jari-jari tangannya terangkat untuk mengelus bibir ranum Plan. Mean tersenyum bahagia dan mengecup kening Plan lama.

"Terima kasih, karena selalu bersamaku Plan. Aku mencintaimu, sangat!" itulah kata-kata Mean di sela-sela kecupannya pada Plan.

"Aku juga mencintaimu, Mean. Kau milikku dan hanya akan menjadi milikku, forevers!" Plan kembali memeluk tubuh Mean, memeluknya erat seerat eratnya.

Mean tersenyum mendengar kata-kata Plan dan merasa hangat menjalar di dadanya. Mean pun memeluk tubuh Plan tak kalah erat dan mereka pun saling berpelukan. Tidak lama setelahnya Plan pun keluar dari mobil Mean, Mean mengantar Plan masuk ke rumahnya. Mean pun pergi setelah melambaikan tangannya ke Plan.

Dua bulan kemudian, Mean dan Plan pun melangsungkan pernikahannya di sebuah gereja. Sedangkan resepsinya dilakukan di salah satu hotel milik Mean.
Di sana semua keluarga, sahabat dan kerabat serta rekan bisnis Mean diundang. Pernikahan Mean dan Plan adalah pernikahan yang paling termegah di Thailand. Mereka benar-benar pasangan yang paling bahagia dan jadi trending topik no 1 di Thailand.

Plan menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami, sesekali bibirnya ditarik ke atas. Senyum bahagia tidak pernah luntur dari bibirnya, sang suami juga mengeratkan tangannya di pinggang sang istri.

"I love you, Plan."

"I Love You too, Mean.

Mereka pun kembali menikmati indahnya malam dan ditemani bintang-bintang di langit. Mean mengecup kening sang istri dan memeluk tubuh istrinya dan berjanji untuk menjaga istrinya untuk seumur hidupnya sampai maut memisahkan.

End

Akhirnya End juga aduhhh maaf lama baru up.
Maaf atas kekurangannya, sorry for typo.

Salam #2wish guys love you

Jonquil_Alstroemeria
officialatim6

Publish :10-04-2019

Mr.Arogan ✔[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang