Epilog

2.9K 167 27
                                    

Terlihat pria mungil dengan perut yang cukup besar sedang tertatih-tatih menuruni anak tangga. Dia agak kewalahan dikarenakan perutnya yang semakin membuncit. Satu persatu kaki mungilnya dilangkahkan untuk menuntunnya menuruni anak tangga sampai di lantai bawah. Sebenarnya sang suami sudah sering melarangnya untuk turun naik tangga, mengingat kandungannya sudah berusia 8 bulan dan sebentar lagi akan melahirkan.

"Planie ..." panggil sang suami dari atas. "Berhenti disitu! Kenapa tidak membangunkan ku kalau mau turun, hmm?"

Plan langsung menoleh dan melihat Mean sedang berjalan menuruni anak tangga. "Maaf, Meanie! Aku haus dan kamu masih tidur dengan nyenyak, jadi aku tidak tega untuk  membangunkanmu." Kata Plan. Plan tersenyum ke arah Mean.

Mean sampai di depan, Plan. Mean mengangkat istrinya ala bridal style. Mean mengangkat tubuh sang istri pelan-pelan karena ia takut terjadi apa-apa dengan kandungannya. Plan pun langsung melingkarkan kedua tangannya di leher sang suami dan menempelkan kepalanya di dada bidang sang suami.

Keesokan harinya, Plan terlihat sedang mengelus-elus perut buncitnya. Plan tersenyum di kala matanya menatap foto pernikahannya bersama Mean yang terpajang di ruang tamu. Plan pun kembali mengingat saat-saat di mana sang suami melamarnya malam itu.

Flashback

"Kita mau ke mana, Mean? Dari tadi kamu menutup mataku? Mataku sakit!" tanya Plan sedikit kesal. Yang sebenarnya sih tidak sakit tapi Plan penasaran kejutan apa yang diberikan sang kekasih untuknya, karena dari masuk mobil sampai keluar mobil kedua matanya masih ditutup kain.

"Diamlah, Plan! Kalau aku katakan, bukan kejutan donk namanya."

Plan cuma mempoutkan bibirnya, tanpa mengeluarkan kata apapun, dan Mean berhasil mencuri satu kecupan dari bibir Plan.

Cuphh~~~

"Ihh, Mean. Apaan sih!" ketus Plan.

Mean cuma terkekeh geli, "Itu hadiahku Plan. Karena hari ini aku belum mendapatkannya," kata Mean setelah selesai mencium bibir Plan.

Ketika sampai di depan meja, Mean pun membuka penutup mata Plan dan....

"Surprise!" kata Mean.

Plan terbelanga, di sana berdiri sebuah kue berukuran besar dan terdapat sebuah lilin angka 5 yang menyala di tengah kue.

"Selamat hari jadi kita yang ke-5 tahun, Plan." suara serak Mean.

Tes ... tes ... tes ...

Plan menangis, Plan terlalu bahagia dengan kejutan yang diberikan oleh, Mean. Tanpa sadar Plan langsung meneteskan air matanya.

Mean yang melihat Plan menangis langsung menghapus air mata Plan dengan ibu jarinya. "Hei .. kenapa menangis, hhmm? Apa kamu tidak suka?"

Plan menggeleng, "Tidak. Bukan itu, Mean! Aku terlalu bahagia." Plan pun langsung memeluk tubuh Mean, Mean pun membalas pelukan Plan sambil mengelus kepala Plan.

"Sudah-sudah! Ayo kita tiup lilinnya!" kata Mean. Dan mereka pun langsung meniup lilinnya berdua.

Setelah selesai makan, tiba-tiba Mean berjongkok di depan Plan. Mean menyodorkan sebuah cincin dan berkata, "WILL YOU MARRY ME!"

Plan langsung mengangguk dan berkata, "Aku mau menikah denganmu, Mean."

Mean pun memasangkan cincin ke jari manis Plan, begitu juga sebaliknya. Satu bulan kemudian, mereka pun menikah di sebuah Gereja dan dihadiri oleh para keluarga, sahabat dan rekan-rekan bisnis Mean.

Mr.Arogan ✔[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang