2

494 63 2
                                    

Rumor Mr.Byun sebenarnya sejak dulu sudah menyebar. Bahkan hampir seluruh penduduk muka bumi tau akan rumor tersebut. Bagaimana tidak menyebar, jikalau Mr.Byun adalah arsitek ternama dengan bayaran termahal di dunia. Hidupnya sangat digandrungi oleh media. Namun dia hanya santai menanggapi rumor gila entah darimana. Ia dirumorkan seorang gay alias penyuka sesama jenis. Kabar hoax yang lama-lama orang menanggapinya dengan serius. Makanya hingga diumurnya yang menginjak angka 26. Ia belum dan tidak pernah merasakan bagaimana pacaran. Dia juga tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta.

Mr.Byun kini tengah duduk diarea kolam renangnya. Ia sangat santai menatap arah langit yang biru membentang. Silau matahari tak ia hiraukan. Mr.Byun suka jika matahari tersenyum padanya. Tak lama ia terbayang sesuatu hal. Di hari kemarin dimana dia bertemu pelayan cafe yang ceroboh. Dalam benaknya ia pikir pelayan itu terlalu sayang jika menjadi pelayan karna parasnya yang cantik dan juga tangannya yang cantik. Mr.Byun menangkap sasarannya, ia menandai pelayan cafe yang menurutnya pandai menggambar.

Berkat insiden itulah Mr.Byun tau pelayan nan cantik jelita itu bernama Bae Suzy. Ia bahkan menyewa detektif hebat untuk mendapatkan profil lengkap tentang Bae Suzy.

"Bae Suzy, kau orang yang kucari hm" Gumam Mr.Byun dengan mata memincing kearah secarik kertas dengan bertuliskan alamat lengkap rumah Suzy.

*****

Tanpa kuketahui manajer bergelut hebat melawan preman. Aku hanya mendengar suara hantaman, pukulan dan tendangan yang keras. Yang terakhir kudengar adalah suara pistol. Aku berharap manajer baik-baik saja, jika ia kenapa-napa bagaimana denganku.

Manajer kau kah itu-batinku

Seseorang menggenggam kedua bahuku. Perlahan aku mendongakkan kepala, menatap kearah yang ada didepanku. Ia tersenyum dengan cucur darah di pelipis dahinya. Manajer berhasil menyelamatkanku walau ada cacat sedikit.

"Manajer..kau hebat" Takjubku mengangkat kedua jempol tangan.

"Yang penting kau baik-baik saja" Ucapnya menahan sakit dikepalanya.

"Maafkan aku.. Ini semua karnaku manajer terluka, bagaimana ini.. Ayo aku antar ke rumah sakit manajer.." Lirihku takut melihat darah tak berhenti dipelipisnya.

"Saya tidak butuh rumah sakit..uhukk, antar ke rumah saja" Pintanya.

"Baiklah, tapi aku tidak tau dimana alamat rumah manajer dan naik apa kesananya..?" Jawab linglungku.

"Lihat diarah jam 9, saya bawa mobil. Kau bisa menyetir tidak?"

"Hm sedikit" Raguku.

"Cepatlah, aku ingin pulang Suzy.." Lirih manajer Jongsuk.

Aku merangkul bahunya yang lebar, dan membopongnya hingga sampai di mobil. Manajer kubiarkan tidur di kursi belakang. Dan kini giliranku untuk menyetir. Shit! Gila! Aku bahkan tidak pernah memegang stir mobil, bagaimana caraku mengendarainya. "Ahh.." aku menekan tombol papan telepon untuk menghubungi supirku. Dia sedang tidak jauh dengan posisiku disini. Pak supir beberapa menit datang dan kusuruh dia menyetir mobil manajer. Mengantarnya ke alamat rumah yang dituju lewat Gps.

"Pak supir naik taksi sampai ke tempat tadi ya, aku menunggu disini.. Sampai nanti" Tuturku setelah pak supir memboyong manajer ke kamarnya.

"Baik non" Jawabnya sopan.

*****

Aku tak menyangka akan berakhir disini. Dirumah manajer yang baru saja memecatku. Dan didalam sini hanya ada aku dengannya.

"Manajer.. Aku pamit pulang, dan selamat tinggal.. Terima kasih atas bantuannya, aku tidak akan lupa" Gumamku kecil karna tidak ingin membuat manajer terbangun setelah aku merawatnya.

Mr. Byun And Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang