4

409 49 0
                                    

Sebelumnya di kediaman Mr.Byun.

Mr.Byun berbincang hal yang serius terhadapku. Dia menceritakan dengan rinci bagaimana rumor itu tersebar. Dan cara satu-satunya adalah menikah. Menikah dengan seorang wanita yang benar-benar wanita. Tapi diantara banyak wanita yang ia tawari untuk bekerja sama, nyatanya tidak ada sama sekali yang menerima tawaran Mr Byun.

Dan kali ini, ia mengajakku untuk bekerja. Dalam status pernikahan. Mr.Byun menantangku tentang berapa besar gaji yang kumau. Ia akan selalu menyanggupinya.

Aku hanya meminta 5juta US Dollar perbulan.

"Itu angka yang kecil" Acuh Mr.Byun.

"Hyaa, aku bisa membeli banyak rumah dan mobil dalam waktu satu bulan. Itu lumayan menurutku karna aku tidak meminta kepada orang tua" Ketusku sembari tertawa didalam hati.

"Kau terlalu sombong nona"

"Dan kau terlalu naif" Balasku.

Mr.Byun mendelik dan berlalu pergi.

*****

Di meja makan biasanya orang makan sambil berbicara ini itu. Berbeda seratus delapan puluh derajat, keadaan makan siang kami hanya diarungi oleh keheningan. Yang ada hanyalah suara sendok bertemu piring dan mulut yang mengunyah makanan.

Tiba-tiba.

"MENUNDUK!! SEMUANYA MENUNDUK..!" Teriak Mr.Byun.

Suara hantaman peluru terdengar diarah belakang rumahku. Suara yang sangat keras, menderu dan bising. Aku, eomma, appa dan Mr.Byun bersembunyi di bawah meja makan.

Mr.Byun keluar dan memberi arahan untuk tetap diam dibawah sini. Ia berjalan layaknya seorang ahli dalam bergulat.

Dan mataku membulat seketika melihat ia mengeluarkan pistol hitam miliknya yang ada dibalik saku jas hitam.

Mr.Byun cukup tampan jika dilihat-batinku

Aku berbisik pada eomma dan appa "Eomma, appa jangan kemana-mana.. Aku harus menyusul Mr.Byun" Mereka sebenarnya tidak terima dan ingin mencegahku. Tapi usahanya tidak berhasil karna aku bergerak keluar dengan cepat sebelum mereka mencegahku.

Perlahan aku ikuti langkah Mr.Byun dari belakang tubuhnya.

Dia menyadarinya saat masuk ke dalam kamarku. Melihat ke pantulan kaca yang besar dan sangat jelas memperlihatkan bahwa aku berada di belakangnya.

Segera ia menutup pintu kamar dan membekap mulutku dengan mengunci tubuhku pada dinding.

Tentu aku berteriak sakit namun karna ia membekapku, suara teriakan tidak mencuat keluar. Mr.Byun terlihat khawatir, matanya menyorotkan hal aneh. Dia seolah tidak ingin aku berada dalam posisi bahaya. Cukup dia saja.

"Suzy.. Kenapa menyusulku hm?" Tanya lembut Mr.Byun.

"Aku hanya tidak ingin membiarkanmu terluka sendiri" Jawabku tidak jelas.

"Harusnya kau patuh, harusnya kau diam disana, lindungi eomma dan appamu Bae Suzy..!" Tuturnya penuh penekanan.

Ada benarnya juga ia berkata seperti itu. Seharusnya aku lebih mengkhawatirkan kedua orangtuaku. Mengapa hatiku menuntun untuk kesini menghampiri Mr.Byun? Apa aku mempunyai firasat akan segera kehilangan dirinya.

Lamunanku buyar setelah mendengar tembakan kearah kaca kamarku.

Mr.Byun melindungiku dengan cekatan. Ia merangkul tubuhku dan menenggelamkan kepalaku agar tidak terkena pecahan-pecahan beling yang terbang kearah kami.

Dia terluka, banyak pecahan beling yang menancap dipunggung tangannya.

Aku merengek.

Lalu sirine polisi mengiung diarea rumahku. Dan tembakan yang tadinya menyahut, tiba-tiba berhenti lenyap menghilang. Polisi berlarian dengan langkah tidak berisik. Sebagiannya ada yang masuk ke dalam kamarku untuk mengecek apa ada orang yang terluka. Kedua orangtua ku baik-baik saja. Mereka diberi selimut dan juga bibi lalu supirku. Semuanya berkumpul diruang tengah keluarga. Polisi membahas, mempertanyakan tentang hal apa yang menimpa keluarga kami, sampai ada penembakan beruntun. Karna bukan sembarang orang yang memiliki senjata hebat.

Mr.Byun adalah satu satunya orang yang terluka. Untung saja ia tidak kena tembak.

*****

Di satu sisi. Manajer Jongsuk tengah disibukkan oleh aktivitasnya di cafe. Raga memang disini tapi hatinya entah dimana. Ia terus memikirkan Bae Suzy.

Seorang pria masuk ke dalam cafe dengan tergesa-gesa. Jongsuk menangkap cepat akan pria ini. Ia menghantam keras punggung sang pria berpakaian serba hitam dengan sikut tangannya. Dalam sekali pukul, sang pria tidak terpengaruh dan malah menyerang balik.

Ia memakai pisau dapur dengan sangat lihat dan sang pria memakai peluru. Para pelanggan diungsikan ke ruangan bawah tanah yang tersedia di cafe.

Cafe dengan rumah Suzy jaraknya tidak terlalu jauh. Bukan hal aneh pria ini datang ke cafe. Karna sudah pasti ia mengenal Jongsuk berhubungan dengan Suzy, wanita yang ia akan bunuh itu.

"Dimana wanitamu itu?" Tanya sang pria memakai masker wajah.

"Siapa kau?" Tanya Jongsuk.

"Penjahat"

"Kau tidak takut?" Ledek Jongsuk.

"..?"

"Aku terkenal memutilasi makanan..dan juga daging manusia"

Satu persatu tembakan melesat kearah Jongsuk. Namun tidak satupun yang sampai ke tujuannya. Jongsuk pandai menghindar dan ia tidak berhenti untuk terus maju melawan menggunakan pisau dapurnya dengan lihai. Ia berhasil menggoreskan pisaunya itu pada tangan penjahat dengan luka panjang, hingga terbuka memperlihatkan isi daging tangannya. Darah pun mulai menetes dilantai cafe. Jongsuk tidak berhenti, ia terus menerus menghantam tubuh penjahat dengan keji tanpa ampun. Sampai diakhir ia terhenti.

Melihat penjahat itu memohon ampun. Jongsuk tak tega. Ia berhenti dan menjatuhkan pisau dapurnya ke lantai lalu berlalu pergi. Pikirannya bertambah kalut.

Trauma dulu yang sudah ia kubur dalam-dalam akhirnya terulang kembali. Dan kejadiannya benar-benar sama seperti sekarang. Bedanya adalah dahulu orang tua Jongsuk yang berada pada posisi penjahat itu. Dan dirinya yang menjadi pelaku.
.
.
.
.
.
Tbc votmenn chinguu utk mendukung up setiap hari hihi^^

Tbc votmenn chinguu utk mendukung up setiap hari hihi^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Good night Baekhyunn💕💕

Mr. Byun And Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang