BAB 2

7.6K 432 6
                                    

“Utusan Istana datang untuk menjemput Anda, Yang Mulia Grand Duke.”

Duke of Krievickie menatap pelayan pria itu dengan bingung.

“Apakah gerangan yang membuat Paduka Raja menjemput Anda sepagi ini?” kata Irina bertanya-tanya.

Grand Duke juga tidak dapat menjawab pertanyaan itu.

“Pasti karena Mathias lagi,” komentar Derrick. “Dia memang pembuat masalah.”

“Aku tidak menyukai dia,” komentar Irina.

“Quinn tidak akan suka mendengarnya,” timpal Derrick.

“Ya,” Irina sependapat, “Ia tidak pernah suka mendengar orang lain mengatakan yang buruk tentang Mathias. Tetapi ia juga tidak pernah melakukan sesuatu untuk mengubah sikap sepupunya itu.”

“Kurasa ia terlalu membiarkan Mathias,” komentar Derrick, “Ia selalu membela Mathias di depan semua orang tetapi di baliknya, ia selalu mengomel karena sikap Mathias. Dan setiap kali Papalah yang menjadi korbannya.”

“Mathias terlalu dimanjakan semenjak ia dilahirkan di dunia ini.”

“Aku ingin kalian menghentikan pembicaraan ini,” Grand Duke meletakkan peralatan makannya, “Akupun tidak senang mendengar kalian membicarakan keburukan Istana.”

“Kami tidak membicarakan kebenaran, Papa,” Irina membela diri.

“Apapun itu,” kata Duke of Krievickie, “Aku berharap aku tidak pernah mendengar hal itu lagi. Membicarakan keburukan mereka berarti membicarakan kegagalanku membesarkan mereka sepeninggal keluarga kerajaan.”

Irina langsung terdiam.

Derrick melirik kakaknya. Matanya menertawakan kakaknya yang mati kutu itu.

Irina membalas lirikan itu dengan tidak senang.

“Aku akan pergi ke Istana sekarang juga,” Grand Duke berdiri lalu pada pelayan itu ia berkata, “Tolong sampaikan pada utusan itu aku akan segera berangkat.”

“Baik, Yang Mulia Grand Duke,” pelayan itu membungkuk lalu meninggalkan Ruang Makan.

“Lanjutkanlah makan pagi kalian,” Grand Duke berpesan pada putra-putrinya. “Tanpa membicarakan keburukan istana,” tekannya.

“Baik, Papa,” kata Derrick.

“Istana sudah memberi banyak beban pada Papa,” Irina melirik Derrick, “Kurasa sudah saatnya seseorang memberitahu Quinn dan memintanya memberi istirahat pada Papa. Ia sudah terlalu lelah untuk semua ini.”

“Apa boleh buat,” kata Derrick mengangkat bahu, “Papa adalah Grand Duke yang paling berkuasa di samping Raja dan Ratu kerajaan ini.”

“Tetapi ini sudah terlalu banyak untuk Papa!” Irina menentang, “Ia sudah menjadi ayah angkat bagi kedua pewaris tahta kerajaan ini semenjak Red Invitation. Ia telah memegang ujung kekuasaan kerajaan ini hingga Quinn naik tahta. Dan sekarang, setelah Quinn menjadi Raja Viering, ia masih harus menjadi penasehat kerajaan. Apakah ini tidak terlalu banyak untuk Papa? Ia sudah tua dan sudah saatnya ia menikmati masa tuanya.”

“Aku rasa,” Derrick memberi pendapat, “Papa menikmati pekerjaannya ini. Walaupun semua ini sangat melelahkan, Papa menikmatinya karena ia mencintai Viering.”

“Aku melihat,” Irina menatap adiknya, “Sudah saatnya kau maju menggantikan tugas-tugas Papa.”

“Dan mengacaukan semuanya?” Derrick bertanya dengan nada tinggi. “Tidak, terima kasih,” katanya lagi, “Papa tidak pernah menyukai ide ini.”

Ratu Pilihan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang