BAB 9

5.7K 419 10
                                    

Perlahan-lahan halaman Schewicvic dipenuhi oleh kereta para tamu undangan.

Para wanita tampak cantik dan anggun dalam balutan gaun mereka yang berwarna-warni. Para pria tampak gagah dalam baju resmi mereka. Senyum tersungging di setiap wajah yang meramaikan Schewicvic.

Berbagai macam bunga yang berwarna-warni tertata rapi di setiap sudut Schewicvic. Taman Schewicvic yang telah ditata cantik sejak seminggu lalu, siap menampung setiap hadirin yang ingin menikmati keindahan Schewicvic.

Setiap orang berkumpul dan berbincang-bincang dengan teman-teman mereka. Ada yang tengah membicarakan pacuan kuda yang akan berlangsung. Ada yang membicarakan masalah politik dan ada pula yang tengah membicarakan pesta pertunangan ini.

Keheningan dan ketenangan Schewicvic selama sepuluh tahun ini tersibak oleh keceriaan setiap orang yang memenuhi Hall utama Schewicvic.

“Sudah lama Schewicvic tidak seramai ini,” komentar Derrick.

“Ya,” guman Grand Duke Bernard, “Ruben tidak suka mengadakan pesta. Ia lebih banyak mengurung diri di Ruang Perpustakaan Schewicvic semenjak kepergian Virgie.”

“Hari ini Earl tampak bahagia,” Derrick melihat Earl yang tidak henti-hentinya menerima ucapan selamat dari para tamu undangan.

Grand Duke tidak menanggapi. Ia sibuk memperhatikan gerbang belakang Schewicvic.

Dari pintu belakang itulah sang Paduka Raja Quinn akan masuk. Menurut skenario yang mereka buat, Quinn akan dibawa menemui Eleanor. Mereka akan diberi kesempatan untuk mengenal satu sama lain. Kemudian mereka berdua akan muncul bersama-sama di Hall utama tempat pesta diselenggarakan. Berdasarkan skenario yang telah mereka sepakati pula, Eleanor akan diperkenalkan sebagai kekasih Quinn yang tidak pernah muncul.

Detik-detik menjelang pesta pertunangan ini, semakin banyak orang yang meragukan Eleanor. Semakin banyak yang mempertanyakan keputusan Duke of Krievickie. Earl tidak menyukainya. Ia tidak mau seorang pun berpikir Eleanor terpilih karena hubungan dekatnya dengan sang Grand Duke. Earl tidak mau putrinya menikah di bawah olok-olok orang lain.

Ketika ia mengeluhkan gencarnya gosip yang terus berkembang ini kepada Grand Duke Bernard, Irina secara tidak sengaja mendengarnya. Dan ialah yang kemudian memikirkan skenario ini. Quinn yang sudah tidak suka kehidupan pribadinya menjadi sarapan setiap orang, langsung menyetujui skenario mendadak ini. Satu-satunya orang yang tidak setuju adalah Eleanor. Ia sempat memberontak kemarin malam hingga Irina khawatir Eleanor akan kembali ke sifat lamanya setelah semenjak hari Kamis ia bersikap sangat anggun dan lemah lembut. Namun sayangnya Eleanor tidak mempunyai suara. Ia sudah tidak mempunyai suara semenjak ia ditetapkan menjadi calon pengantin Quinn, sang Ratu terpilih Viering.

Pagi ini ketika Eleanor dipulangkan ke Schewicvic, ia masih memasang wajah cemberutnya. Satu-satunya yang membuat Irina berlega hati adalah Eleanor masih menjaga tata kramanya. Earl juga seisi Schewicvic sempat dibuat terperangah oleh perubahan sikap Eleanor setelah dua minggu lebih berada di Mangstone.

“Paduka Raja sudah datang,” Grand Duke Bernard memberitahu.

Derrick melihat kereta kerajaan yang bergerak mendekati gerbang belakang Schewicvic.

“Aku akan segera menyambutnya,” Derrick langsung bergerak. Tugasnya hari ini adalah mengawal Quinn ke kamar Eleanor dan ayahnya bertugas memastikan tak seorang pun tahu Paduka Raja Quinn telah datang dari gerbang belakang Schewicvic.

Pasukan pengawal Raja langsung membentuk barikade di pintu belakang Schewicvic. Sementara itu seorang prajurit membuka pintu kereta.

Seorang pemuda berambut kuning kecoklatan turun. Sinar mata abu-abu yang tegas menatap langsung Derrick.

Ratu Pilihan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang